Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Jumat 21 November 2025, Jangan Cemari Rumah Doa
Mari simak renungan Katolik hari ini Jumat 21 November 2025. Tema renungan Katolik hari ini jangan cemari rumah doa.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Renungan Harian Katolik
Jangan Cemari Rumah Doa!
Kisah tentang Yesus mengusir semua pedagang atau penjual di Bait Allah dapat
kita temukan pada keempat Injil dalam versi yang cukup berbeda satu sama
lain. Misalnya dalam Yohanes 2:13-22 tidak ditemukan unsur “Rumah-Ku adalah
rumah doa” dan “sarang penyamun” seperti yang ditemukan dalam Injil Sinoptik
(Mat. 21:13//Mrk. 11:17//Luk. 19:46).
Kisah ini begitu populer bahkan melekat di pikiran banyak orang termasuk anda dan saya. Ketika di bangku Sekolah Dasar, guru-guru agama mengarahkan kita pada peristiwa Yesus „marah‟ di Bait
Allah. Sejak saat itu kita selalu takut untuk bermain-main di dalam Gereja
karena Yesus akan „marah‟ kepada mereka yang menjadikan rumah Tuhan
sebagai tempat untuk bermain-main. Setidaknya itulah yang melekat di pikiran
anda dan saya waktu kecil. Guru-guru selalu memberikan pesan moral yang
demikian kepada anak-anak.
Kisah dalam Injil Lukas hari ini tentunya bukan hanya sekedar Yesus marah di
Bait Allah. Mari kita melihat gambaran tentang situasi perdagangan yang terjadi
di sekitar pelataran Bait Allah. Yesus menggunakan frase „sarang penyamun‟
tentu tidak sembarangan. Bahkan arti dari frase ini sangat kasar dan bisa
menyebabkan para pedagang di sana tersinggung. Penyamun berarti pencuri
yang lihai atau licik, perampok yang serakah. Mungkin awalnya baik bahwa para
pedagang ini bermaksud untuk menyediakan segala perlengkapan untuk
beribadah termasuk hewan kurban bakaran agar para peziarah khususnya dari
luar Yerusalem tidak perlu repot-repot membawa hewan kurban mereka dari
kampung asalnya. Namun Yesus melihat ada sesuatu yang tidak lagi murni: ada
penipuan, persaingan, pemerasan, monopoli, dan kelicikan.
Rumah doa kini dijadikan sarang penipuan dan keserakahan. Harga yang
mereka jual bisa saja dimainkan dan mau tidak mau para peziarah harus
membeli karena tidak mungkin lagi untuk kembali ke kampung asalnya. Atau
dapat terjadi para pedagang dengan kelicikan mereka mengkafir-kafirkan hewan
kurban yang dibawa oleh peziarah karena tidak dibeli di Bait Allah atau dianggap
cacat dan tidak layak untuk dikurbankan. Tindakan mengambil untung lainnya
juga dapat terjadi dalam sistem penukaran uang. Uang yang dibawa dari luar
tentu tidak sama dengan standar mata uang yang digunakan di Bait Allah.
Orang-orang harus menukar uang asing mereka dengan uang yang dipakai
untuk pembayaran di Bait Allah dan dari sini para pedagang kembali meraup
untung yang kadang mencekik dan tidak sebanding.
Dalam ingatan saya, 20 tahun yang lalu masih marak terjadi banyak penjual
jajanan/makanan berupa kue, minuman manis, nasi bungkus dan lain
sebagainya di sekitaran halaman Gereja. Anak-anak dibiarkan bermain di luar
dan para orang tua yang mendampingi menenangkan anak dengan cara
membeli jajanan untuk mereka.
Namun kebiasaan ini sudah mulai hilang karena „kesadaran‟ mengganggu orang yang sedang beribadat dan kurang elok sementara umat lain beribadat yang lainnya sibuk menukar uang, makan dan
minum di halaman Gereja. Juga ketika mulai bermunculan handphone di era
millenium, orang-orang menyadari terganggu dengan dering handphone yang
terdengar di dalam Gereja baik sebelum, sedang atau sesudah ibadat. Maka
untuk mengantisipasi hal ini, banyak kita lihat tulisan anjuran untuk mematikan
handphone ketika dalam Gereja. Apa yang dapat kita maknai dari peristiwa ini?
Sesungguhnya kita membutuhkan ketenangan ketika kita datang di hadapan
Tuhan dan berdoa di hadirat-Nya yang Kudus. Inilah yang mau ditunjukkan oleh
Yesus kepada kita dalam kisah Injil hari ini yang bukan hanya sekadar „Yesus
marah di Bait Allah‟.
Relasi kita dengan Allah yang maha belas kasih terkadang terhalangi dengan
sikap egois, mementingkan diri sendiri, mencari keuntungan diri, tipu muslihat
dan kesombongan. Yesus mengingatkan kita bahwa diri kita sesungguhnya
adalah rumah doa yang tidak boleh tercemar. Tindakan kemarahan Yesus di Bait
Allah sesungguhnya mau mengingatkan kita bahwa rumah doa telah hancur oleh
dosa dan perlu untuk dimurnikan, dirombak kembali.
Sifat mementingkan diri sendiri, mencari keuntungan diri, kelicikan, keserakahan, penindasan dan
sebagainya seringkali tanpa kita sadari menghancurkan diri kita yang tidak lain
adalah rumah doa tempat Allah bersemayam dan tinggal di hati kita, yang
senantiasa menunggu kita untuk datang menemuinya di kedalaman batin kita
masing-masing. Hanya karena kita sibuk dengan urusan duniawi hingga kita
lupa merawat „rumah doa‟ kita sendiri.
Tindakan Yesus ini tentu mendapat kecaman dari banyak orang di sekitarnya
namun saya yakin ada pula yang menerimanya dan menyadari „teguran Yesus‟
ini sebuah jalan pertobatan. Mari kita menyadari ada banyak hal yang dapat
merusak kemurnian ibadat dan doa kita kepada Tuhan. Sesibuk apapun kita,
jangan lupa merawat diri kita yang tidak lain adalah Bait Roh Kudus tempat
Allah berdiam, bersemayam dan selalu menunggu kita untuk datang beribadat
kepada-Nya dalam doa yang tulus.
Rumah doa sejati adalah hati yang senantiasa terbuka bagi kasih Allah. Ketika
kita mengampuni, kita membiarkan doa hidup dalam hati. Ketika kita
mendengarkan Firman dan menaatinya, kita menjadi rumah tempat Roh Kudus
berdiam. Ketika kita menolong sesama dengan kasih, kita membiarkan Tuhan
berkarya melalui kita. Kita dipanggil untuk menjadi “Bait Allah yang memuliakan
Tuhan,” bukan “sarang penyamun” yang dikuasai kepentingan diri.
Doa:
Tuhan Yesus, bersihkanlah hatiku dari segala keserakahan, kemarahan, dan
kesombongan. Jadikanlah hatiku rumah doa, tempat Engkau bersemayam dan
berkarya. Semoga setiap kata, pikiran, dan tindakanku menjadi persembahan
yang berkenan kepada-Mu. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Jumat. Salam doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan
Roh Kudus....Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Renungan Katolik Hari Jumat 21 November 2025
Renungan Katolik Jumat 21 November 2025
Renungan Harian Katolik Jumat 21 November 2025
Tribun Flores.com
| Renungan Katolik Jumat 21 November 2025, RumahKu adalah Rumah Doa |
|
|---|
| Injil Katolik Hari Jumat 21 November 2025 dan Mazmur Tanggapan |
|
|---|
| Bacaan Liturgi Hari Ini Jumat 21 November 2025, Pekan XXXIII |
|
|---|
| Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 21 November 2025 dan Renungan Harian Katolik |
|
|---|
| Peringatan Santo dan Santa Pelindung Hari Ini Jumat 21 November 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/PATER-JOHN-LEWAR-SVD-Sosok-Pater-John-Lewar-SVD.jpg)