Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 24 November 2025,  Memberi dari Kekurangan, Bukan dari Kelebihan

Simak renungan harian Katolik Senin 24 November 2025. Tema renungan harian Katolik memberi dari kekurangan, bukan dari kelebihan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA ST THERESIA MBATA -Mari simak renungan harian Katolik Senin 24 November 2025. Tema renungan harian Katolik memberi dari kekurangan, bukan dari kelebihan. 

Dalam Injil hari ini, Yesus menyingkapkan makna sejati dari persembahan dan kasih yang tulus. Di halaman Bait Allah, banyak orang datang membawa persembahan. Di antara mereka ada orang-orang kaya yang memberikan sebagian dari kelimpahan mereka, dan seorang janda miskin yang hanya memberi dua peser — nilai yang amat kecil secara materi, tetapi sangat besar secara rohani.

Yesus melihat bukan pada jumlah yang diberikan, melainkan pada hati di balik pemberian itu. Dunia sering menilai dari apa yang tampak: siapa yang memberi paling banyak, siapa yang paling terlihat berbuat baik. Namun, Yesus menilai dari dalam — dari ketulusan dan pengorbanan. Janda miskin itu tidak memberi dari kelebihan, tetapi dari kekurangannya, bahkan dari apa yang ia butuhkan untuk hidup.

Inilah yang disebut sebagai persembahan sejati: memberi bukan karena kita bisa, tetapi karena kita rela. Memberi bukan karena berlebih, tetapi karena kasih. Dalam kasih sejati, tidak ada perhitungan untung-rugi. Kasih sejati adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.

Renungan ini juga mengajak kita untuk merenungkan: seberapa tulus kita dalam memberi kepada Tuhan dan sesama? Mungkin kita memberi waktu, tenaga, atau uang — tapi apakah kita melakukannya dengan hati yang sungguh penuh kasih? Atau sekadar agar terlihat baik di mata orang lain?

Yesus ingin agar kita menyadari bahwa nilai sejati bukan terletak pada berapa banyak yang kita beri, melainkan seberapa besar hati kita ketika memberi. Janda miskin itu telah menunjukkan bahwa iman yang sejati selalu disertai dengan keberanian untuk mempercayakan hidup kepada Allah.

Dalam kehidupan modern saat ini, kita sering kali memberi hanya jika tidak mengganggu kenyamanan kita. Kita memberi sedekah jika dompet masih penuh, kita membantu jika waktu senggang masih ada, kita melayani jika jadwal tidak padat. Tetapi janda miskin memberi bukan karena dia bisa, melainkan karena dia percaya — bahwa Allah akan mencukupkan segala sesuatu.

Janda itu mengingatkan kita bahwa iman sejati berarti mempercayakan segalanya kepada Tuhan, bahkan ketika keadaan tampak tidak pasti. Memberi dari kekurangan menuntut keberanian, pengorbanan, dan kepercayaan penuh pada penyelenggaraan Allah. Itulah sebabnya Yesus memuji dia — karena ia telah memberikan “lebih banyak” bukan secara nominal, tetapi secara rohani.

Dalam konteks ini, Injil hari ini bukan sekadar berbicara tentang uang atau persembahan. Lebih dalam lagi, Yesus berbicara tentang penyerahan diri total kepada Allah. Ia memanggil kita untuk mempersembahkan bukan hanya sebagian dari hidup kita, tetapi seluruhnya — waktu kita, perhatian kita, bahkan penderitaan kita — demi cinta kepada-Nya dan sesama.

Yesus sendiri adalah teladan utama pemberian sejati. Ia memberi bukan dari kelebihan-Nya, tetapi dari seluruh keberadaan-Nya. Ia menyerahkan hidup-Nya di kayu salib — bukan karena Ia harus, melainkan karena Ia mengasihi. Maka, ketika kita memberi dengan hati seperti Kristus, kita ikut ambil bagian dalam kasih yang menyelamatkan dunia.

Dalam kehidupan sehari-hari, bentuk “dua peser” kita mungkin berbeda-beda: mungkin itu waktu singkat untuk berdoa di tengah kesibukan, kesabaran untuk mengampuni, atau bantuan kecil bagi orang yang membutuhkan. Tapi bagi Allah, yang melihat hati, itu adalah persembahan besar.

Doa

Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk memberi bukan dari kelebihan, tetapi dari hati yang tulus. Jadikan kami seperti janda miskin yang percaya sepenuhnya kepada kasih-Mu. Ajar kami melihat nilai dari pengorbanan kecil yang dilakukan dengan kasih besar. Amin.

Pesan Hidup

Memberi dengan tulus adalah bentuk iman sejati. Tuhan tidak menilai jumlah pemberianmu, tetapi cinta di baliknya. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved