Rabies di Manggarai

Hewan Penular Rabies Masih Berkeliaran di Kota Ruteng Manggarai

Pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai program pencegahan rabies melalui vaksinasi hewan

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ROBERT ROPO
Keberadaan hewan penular rabies (HPR) yang masih bebas berkeliaran di Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. 

Laporan Reporter Magang SMK Negeri 2 Ende, Dila Zaskia

TRIBUNFLORES.COM,Ruteng – Keberadaan hewan penular rabies (HPR) yang masih bebas berkeliaran di Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. 

Pantauan Tribunflores.com 7 Oktober 2025 pada beberapa lokasi, hewan-hewan tersebut banyak ditemukan berkeliaran di jalan raya, pasar, kawasan permukiman hingga area publik seperti taman dan fasilitas umum lainnya. 

Meski sebagian merupakan hewan peliharaan, banyak di antaranya tidak terikat dan tidak divaksinasi sehingga meningkatkan potensi penyebaran virus rabies.

Pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai program pencegahan rabies melalui vaksinasi hewan, namun realisasi di lapangan belum sepenuhnya optimal. 

 

Baca juga: Selama 2 Tahun, 3570 Warga Manggarai Digigit HPR , 2 Positif Rabies

 

 

Jumlah populasi HPR yang terus bertambah, khususnya anjing liar menjadi salah satu tantangan besar dalam pengendalian wabah ini. 

Selain itu, keterbatasan sumber daya, baik tenaga medis hewan maupun fasilitas pendukung, turut memperlambat upaya penanganan.

Rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat berbahaya karena dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan, cakaran, atau air liur hewan yang terinfeksi. 

Virus rabies menyerang sistem saraf pusat dan berujung pada kematian jika tidak segera ditangani setelah paparan. Oleh karena itu, keberadaan HPR yang tidak terkendali menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

Wilayah Kota Ruteng, sebagai pusat aktivitas masyarakat di Kabupaten Manggarai, memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Hal ini membuat potensi interaksi antara manusia dan HPR semakin besar, terutama di lingkungan padat penduduk. Tanpa pengawasan dan penanganan yang maksimal, penyebaran rabies sangat mungkin terjadi dan berdampak luas.

Pemerintah daerah didorong untuk meningkatkan upaya identifikasi, pendataan dan penertiban HPR, terutama yang tidak memiliki pemilik atau tidak divaksinasi. 

Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi hewan peliharaan serta tindakan cepat saat terjadi gigitan hewan harus terus dilakukan secara masif.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved