Universitas Nusa Nipa

AHP Perkuat Implementasi P5HAM di Unipa, Truk F Ajak Kolaborasi dalam Kerja Kemanusiaan

“Kami berkolaborasi dengan berbagai NGO di Sikka, seperti Yayasan Papa, komunitas keaga

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/TRIS REJANG
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Dr. Andreas Hugo Pareira bersama Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Masyarakat Sadar HAM melalui Implementasi P5HAM: Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan, Penegakan, dan Pemajuan Hak Asasi Manusia.” Kegiatan ini berlangsung di Aula Unipa, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, 6 Oktober 2025. 

Laporan Jurnalis Kampus Universitas Nusa Nipa, Anastasia Claudiana Piet

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Dr. Andreas Hugo Pareira bersama Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Masyarakat Sadar HAM melalui Implementasi P5HAM: Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan, Penegakan, dan Pemajuan Hak Asasi Manusia.” Kegiatan ini berlangsung di Aula Unipa, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, 6 Oktober 2025.

Kegiatan ini menghadirkan Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Dr. Andreas Hugo Pareira, sebagai narasumber utama dan Sr. Fransiska Imakulata, SSpS, Ketua Tim Relawan untuk Kemanusiaan Flores (Truk F), sebagai narasumber kedua. Acara ini juga diikuti mahasiswa, dosen, jurnalis, organisasi masyarakat sipil serta pegiat HAM di Kabupaten Sikka.

Dalam pemaparannya, Dr. Andreas menegaskan bahwa nilai-nilai P5HAM harus ditanamkan sejak dini, terutama melalui pendidikan, agar generasi muda tumbuh dengan pemahaman yang kuat mengenai penghormatan terhadap hak asasi manusia.

“Melalui kegiatan ini, saya berharap masyarakat, terutama generasi muda, semakin memahami dan menerapkan nilai-nilai P5HAM dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai bentuk nyata dari semangat kemanusiaan dan keadilan sosial,” ujar Dr. Andreas.

 

Baca juga: Dr. Andreas Hugo Parera: HAM Bukan Hanya Tugas Negara, Tapi Tanggung Jawab Sosial Kita Semua

 

 

Ia menambahkan bahwa pelanggaran HAM tidak selalu terjadi dalam kasus besar tetapi juga dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam relasi sosial seperti pertemanan dan hubungan antarpribadi.

Sementara itu, Sr. Fransiska Imakulata, SSpS, menceritakan kiprah Truk F dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak korban kekerasan di Flores. 

Ia menekankan bahwa kolaborasi menjadi kunci utama dalam kerja-kerja kemanusiaan, terutama dalam menangani kasus kekerasan dan perdagangan orang.

“Kami berkolaborasi dengan berbagai NGO di Sikka, seperti Yayasan Papa, komunitas keagamaan dan juga melibatkan mahasiswa dalam diskusi dan advokasi isu perempuan dan anak,” jelasnya.

Sr. Fransiska juga menyampaikan bahwa dalam menangani kasus Human trafficking, Truk F turut bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan para pemimpin lintas agama untuk memperkuat kesadaran publik terhadap isu kekerasan berbasis gender.

“Kami pernah mengadakan pelatihan bersama FKUB agar para pemuka agama juga turut bersuara dalam isu-isu kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tambahnya.

Organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan komunitas perempuan Muslim juga turut mendukung berbagai kegiatan Truk F, menunjukkan bahwa solidaritas lintas identitas sangat mungkin dan efektif dalam kerja advokasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved