Breaking News

Flores Bicara

Dua Dekade SMAK Frateran Maumere Fokus pada Akademik dan Pembentukan Karakter

SMATER tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter tercermin dalam moto “Smater Merasul, Prestasi Terpatri.”

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/TANGKAPAN LAYAR FLORES BICARA
TALKSHOW- Kepala SMA Katolik Frateran Maumere, Frater M. Oswald, BHK (kiri), Ketua Panitia Lustrum IV, Sebastianus Armedy Mario (tengah), dalam talkshow Flores Bicara Tribun Flores dengan tema "Dua Dekade Transformasi SMAK Frateran Maumere", Selasa (7/10/2025). 

Laporan Reporter Magang TRIBUNFLORES.COM, Anisa Sascia

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Dua puluh tahun sudah Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Frateran Maumere menapaki perjalanan dalam dunia Pendidikan di Kabupaten Sikka, sejak berdiri pada 22 Juli 2005.

Dalam talkshow Flores Bicara Tribun Flores, Selasa (7/10/2025) yang mengusung tema “Dua Dekade Transformasi SMAK Frateran Maumere", Kepala SMA Katolik Frateran Maumere, Frater M. Oswald, BHK, mengungkapkan bahwa perjalanan dua dekade ini penuh dinamika dan tantangan.

“Sekolah ini tergolong muda, baru berusia 20 tahun, namun sudah melewati banyak proses jatuh bangun. Sejak awal, lembaga ini didedikasikan oleh para Frater untuk masyarakat Kabupaten Sikka, agar anak-anak Flores mampu berpacu lebih kencang dan bersaing dengan daerah lain, khususnya Pulau Jawa,” ujar Frater Oswald.

Menurutnya, SMAK Frateran Maumere tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter. Hal itu tercermin dalam moto sekolah: “Smater Merasul, Prestasi Terpatri.”

 

Baca juga: SMAK Frateran Maumere Buka Pendaftaran Sistem Penerimaan Siswa Baru TA 2026/2027

 

 

 

 

“Merasul berarti bahwa baik peserta didik yang masih bersekolah maupun yang telah lulus harus tetap menjadi rasul di tengah masyarakat,” jelasnya.

Selama dua dekade, SMAK Frateran Maumere terus bertransformasi, baik dalam peningkatan mutu tenaga pendidik maupun pengembangan sarana prasarana.

“Perubahan terbesar terlihat dari upaya sekolah memperkuat diri. Para guru dan pegawai berkomitmen meningkatkan kompetensi melalui pelatihan dan pendampingan. Yayasan Mardi Wiyata juga menekankan tiga hal penting: Penampilan, Pelayanan, dan Prestasi (3P). Kini gedung sekolah jauh lebih representatif dan nyaman, menjadi rumah belajar yang layak dan menyenangkan,” tutur Frater Oswald.

SMAK Frateran juga dikenal memiliki sistem seleksi ketat dalam perekrutan guru. Prosesnya panjang, dimulai dari guru honorer, calon pegawai, hingga menjadi pegawai tetap dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun.

“Kami ingin memiliki guru dengan dedikasi tinggi. Mereka dibimbing melalui berbagai pendekatan, baik internal maupun eksternal, karena guru yang berkualitas akan melahirkan siswa yang berkualitas pula,” ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved