Prakiraan Cuaca

Dinamika Atmosfer 17-23 Oktober 2025: Cuaca Cerah Pagi hingga Siang, Sore hingga Malam Hujan

Cuaca Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang .

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
PRAKIRAAN CUACA- Hujan di Pulau Flores, NTT. BMKG menyebut dinamika atmosfer yang masih sangat dinamis dalam beberapa waktu kedepan, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh cuaca cerah hingga berawan pada pagi hingga siang hari, kemudian berpotensi terjadi hujan pada sore hingga malam hari pada bulan Oktober. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- BMKG menyebut dinamika atmosfer yang masih sangat dinamis dalam beberapa waktu ke depan.

Cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh cuaca cerah hingga berawan pada pagi hingga siang hari, kemudian berpotensi terjadi hujan pada sore hingga malam hari. 

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh interaksi antara fenomena atmosfer berskala global, regional, dan lokal yang meningkatkan instabilitas atmosfer, sehingga mendukung pembentukan awan konvektif penyebab hujan di sejumlah wilayah Indonesia.

Pada skala global, indikator Dipole Mode Index (DMI) saat ini menunjukkan nilai negatif sebesar -1.39, yang mengindikasikan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia bagian barat, sehingga mendukung pembentukan awan hujan di kawasan tersebut. 

 

Baca juga: Meski Cuaca Panas Masih Mendominasi, BMKG Imbau Waspada Potensi Hujan di Sejumlah Wilayah

 

 

 

Selain itu, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang yang berpropagasi ke arah barat diprediksi aktif di Laut Andaman, Bali, NTB, NTT, Laut Flores, dan Laut Arafura yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. 

Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur juga diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, dan Kalimantan Utara, yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Fenomena lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah keberadaan Bibit Siklon Tropis 96W yang diprakirakan berada di Samudra Pasifik timur Filipina, dan membentuk daerah konfluensi di Samudra Pasifik utara Maluku Utara-Papua dengan kecepatan angin maksimum berkisar 15-20 knot dan tekanan udara minimum 1007 hPa. 

Potensi Bibit Siklon Tropis ini menjadi TC masih dalam kategori rendah. Sirkulasi siklonik diperkirakan berada di perairan barat Aceh, Samudra Hindia barat Sumatera Barat, dan Laut Natuna Utara, yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Aceh, Sumatera Utara, Samudra Hindia barat Sumatera, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Laut Natuna Utara. 

 

Baca juga: Prakiraan Cuaca NTT, Jumat 17 Oktober 2025: Ende, Bajawa, Borong dan Ruteng Hujan Sedang

 

Keberadaan sistem ini membentuk daerah daerah konvergensi lain diprakirakan terbentuk di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, NTT, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Sedangkan daerah konfluensi diprakirakan terbentuk di Kep. Riau, Lampung, Laut Natuna, Kalimantan Selatan, Selat Karimata, dan Samudra Pasifik utara Maluku Utara. 

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut. 

Sementara itu, labilitas atmosfer lokal yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diprediksi terjadi di sebagian besar Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Jawa bagian barat, Jawa Tengah, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 17-19 Oktober 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan. Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Sumatera Utara, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Papua Tengah.    

Angin Kencang : Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Selatan.

Periode 19-23 Oktober 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.   Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

Siaga (Hujan lebat – sangat lebat) : Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Barat. 

Angin Kencang : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir. 

Masyarakat diimbau waspada potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.

Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.

Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada masa peralihan. (Sumber: bmkg.go.id)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved