Karnaval HUT RI di Sikka

Kisah Du’a Toru dan Teka Iku Menggema di Karnaval 2025 Lewat Atraksi Siswa SMK Santa Mathilda

Atraksi dimulai dengan adegan penindasan oleh penjajah, menggambarkan penderitaan masyara

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
ATRAKSI - Siswa SMK Santa Matilda Maumere mempunyai cara tersendiri menampilkan atraksi perjuangan melawan penjajahan saat mengikuti karnaval kemerdekaan Ke-80 RI di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 21 Agustus 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Siswa-siswi SMK Santa Mathilda Maumere menampilkan atraksi unik dan penuh makna dalam Karnaval Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia yang digelar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Kamis (21/8/2025).

Dalam aksi teatrikal tersebut, para siswa menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan. Mereka mengangkat kisah kepahlawanan Moan Teka Iku, pejuang dari Sikka Krowe, dan Du’a Toru, tokoh perlawanan dari Tana Ai.

Atraksi dimulai dengan adegan penindasan oleh penjajah, menggambarkan penderitaan masyarakat saat masa kolonial. Suasana berubah ketika tokoh Moan Teka Iku dan Du’a Toru tampil dengan semangat membara, memimpin perlawanan menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing dan meriam bambu. Aksi mereka disambut riuh penonton sepanjang rute karnaval.

Guru SMK Santa Matilda, Petrus Rinto Supri, menjelaskan bahwa penampilan tersebut bertujuan menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda terhadap sejarah perjuangan lokal.

 

Baca juga: Tanggapan DPRD Sikka Terkait Sekuriti SMK Mathilda Maumere Diberhentikan Via WhatsApp

 

 

"Pesannya ingin membangkitkan rasa nasionalis terhadap pejuang lokal, khususnya Du’a Toru dari Tana Ai dan Teka Iku dari Sikka Krowe," ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya generasi muda untuk tidak melupakan sejarah dan selalu menghargai perjuangan para pahlawan, baik nasional maupun lokal.

"Kita tidak boleh melupakan sejarah. Kita harus menghargai perjuangan para pendahulu, terutama para pahlawan lokal seperti Du’a Toru dan Moan Teka Iku," tambahnya.

Atraksi ini menjadi salah satu penampilan yang paling menyedot perhatian penonton karena keberhasilannya menggabungkan nilai sejarah, semangat nasionalisme dan ekspresi seni budaya lokal.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved