Wisata Flores
Labuan Bajo dari Jalan Elang Darat, Sepotong Lukisan Pagi di Ujung Barat Flores
Fajar yang merekah dari ufuk timur menghadirkan lanskap alam yang tampak seperti lukisan semesta
Penulis: Petrus Chrisantus Gonzales | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Alam Labuan Bajo tak pernah berhenti menebar pesona. Keindahannya bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga menghadirkan ketenangan yang meresap hingga ke jiwa. Di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo dijuluki sebagai kota seribu sunset namun ternyata, pesona paginya tak kalah memukau.
Selasa pagi (7/10/2025), dari atas sebuah bukit sunyi di Jalan Elang Darat, Kecamatan Komodo, mentari perlahan menyingkap cakrawala.
Fajar yang merekah dari ufuk timur menghadirkan lanskap alam yang tampak seperti lukisan semesta gugusan pulau berjajar rapi di tengah lautan, pasir hitam membentang, kapal-kapal Phinisi dan speed boat berlabuh tenang, hotel-hotel menjulang anggun di kejauhan.
Di bawah sana, Jalan Soekarno-Hatta mulai ramai dengan lalu lalang kendaraan, menandakan kehidupan yang kembali berdenyut.
Baca juga: Sensasi Terbang di Atas Sawah, Wahana Flying Fox di Desa Wisata Golo Loni Manggarai Timur
Di tempat ini, Andre Handoyo, warga lokal, memulai harinya dengan berjalan pagi bersama sang istri. Kepada TribunFlores.com, Andre mengaku telah menjadikan Jalan Elang Darat sebagai jalur rutinnya untuk berolahraga.
“Pemandangan dari sini luar biasa. Rasanya seperti melihat lukisan mahal yang hanya bisa dilihat di galeri seni,” ujarnya penuh kekaguman.
Menurutnya, tempat ini menyuguhkan suasana yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Setiap pagi, udara segar berpadu dengan panorama menenangkan, menghadirkan semacam vibes yang menyejukkan hati.
Hal serupa juga dirasakan Beny Sinaga, warga lainnya yang pagi itu tampak sedang berjalan santai. Baginya, udara di Jalan Elang Darat sangat mendukung aktivitas olahraga.
“Untuk orang yang mau berolahraga, tempat ini memberikan energi positif. Sejuk sekali,” tuturnya.
Meski tidak setiap hari, Beny rutin berjalan kaki di jalur ini setidaknya dua kali dalam seminggu. Namun demikian, ia menggarisbawahi perlunya perawatan dan kepedulian dari semua pihak terhadap kawasan tersebut.
“Jalannya sudah bagus, tapi akan lebih indah kalau dipercantik lagi. Dan yang paling penting adalah soal sampah,” kata Beny, mengingatkan.
Ia tak menunjuk siapa-siapa, tapi menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Mulailah dari diri sendiri. Jangan membuang sampah sembarangan. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga keindahan Labuan Bajo,” tegasnya.
Senada dengan itu, Andre pun menyoroti kondisi serupa. Saat ia melintasi semak-semak di tepi jalan, terlihat beberapa kantong plastik berisi sampah.
“Sayang sekali, tadi saya lihat di rumput-rumput banyak kantongan berisi sampah. Entah dari mana asalnya. Padahal tempat ini sangat indah,” ucapnya dengan nada prihatin.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Sensasi Terbang di Atas Sawah, Wahana Flying Fox di Desa Wisata Golo Loni Manggarai Timur |
![]() |
---|
Mahasiswa Prodi PBSI Unika Ruteng Baksos di Tempat Wisata Rohani Golo Curu |
![]() |
---|
Pantai Galilea, Destinasi Wisata Tersembunyi di Balik Gereja St Yoseph Freinademetz Bolawolon Sikka |
![]() |
---|
Kanisius Jehabut: Kehadiran Kodim 1630/Manggarai Barat Bukti Perhatian Negara di Daerah Wisata |
![]() |
---|
Promosi Wisata jadi Agenda Utama di Balik Balap Sepeda Tour de EnTeTe 2025 di NTT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.