Berita Sikka
Menara Lonceng Di Gelora Samador, Mengenang Kunjungan Paus Yohanes Paulus II Ke Maumere
Pemerintah Kabupaten Sikka memulai pembangunan Menara Lonceng di Gelora Samador,Kota Maumere mengenang kembali kunjungan Paus Yohanes Paulus II.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE- Peletakan batu pertama pembangunan Menara Lonceng di Gelora Samador, jantung Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, dilakukan Selasa, 2 Februari 2022 merupakan awal pembangunan di Kabupaten Sikka.
Hal itu disampaikan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, melalui Kepala Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan, Even Edomeko.
Dikatakannya, dipilihnya Gelora Samador karena di lokasi ini, Paus Yohanes Paulus ll pernah berkunjung dan merayakan misa 10-11 Oktober 1989. Kota Maumere dan Kabupaten Sikka pernah menjadi Vatikan semalam dikunjungi oleh Paus Yohanes Paulus ll yang sekarang dinyatakan orang Kudus atau Santo.
Pemerintah Kabupaten Sikka saat ini sudah dan sedang berusaha memindahkan lokasi Gelora Samador dengan membangun Stadion Baru di luar kota Maumere. Proposal pembangunan stadion tersebut telah disetujui Menteri Olahraga RI, Imam Nahrawi.
Baca juga: Demo di Maumere, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Dialog dengan Perwakilan Forum Pengguna Pasar
"Ternyata dia tersangkut masalah hukum, sehingga Pemkab Sikka masih harus memperjuangkannya lagi," Even mengutip penjelasan Bupati Sikka.
Uskup Maumere, Mgr.Edwaldus Martinus Sedu, mengawali sambutanya mengutip kalimat Paus Yohanes Paulus ll, berkata, "hanya orang yang pernah mengalami rasa takut dan bangkit dari rasa takut itulah yang berani mengatakan jangan takut."
Ia mengatakan kehadiran Menara Lonceng adalah simbol keyakinan dan perjuangan dari masyarakat Sikka atas sosok yang dikenang sepanjang sejarah yakni St. Yohanes Paulus ll.
"Kita harus bersyukur atas kehadiran St. Yohanes Paulus ll yang berani meninggalkan Vatikan dan datang ke tempat ini," kata Mgr. Ewal.
Baca juga: Demo di Maumere, Forum Komunikasi Pengguna Pasar Sikka Adakan Upacara Adat
Dikatakanya, tempat ini hendaknya memiliki daya refleksi bagi masyarakat kita terkhusus dalam iman dan juga menyata dalam perbuatan yang baik.
Contoh kecil adalah makna pengampunan yang makin pudar dalam masyarakat kita adalah titik fokus keimanan kita.