Sinode II Keuskupan Maumere
Mgr.Edwaldus Martinus Sedu; Sinode Kesempatan Jalan dan Duduk Bersama
Pencanangan Sinode II Keuskupan Maumere dilaksanakan Uskup Maumere,Mgr.Edwaldus Martinus Sedu, Jumat 25 Maret 2022 di Gereja Katedral Maumere.
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Pencanangan Sinode II Keuskupan Maumere dilaksanakan Uskup Maumere, Mgr.Edwaldus Martinus Sedu, dalam perayaan misa di Gereja Katedral Santo Yosef Maumere, Jumat 25 Maret 2022 pukul 10.00 Wita.
Ratusan umat utusan perwakilan 38 paroki berbaur dengan para imam, suster, diakon, frater dan para pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh umat.
Perayaan ini dihadiri Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, Ketua DPRD,Donatus David, Kapolres Sikka, AKBP Nelson Filipe Diaz Quintas, Vikjen Keuskupan Maumere RP. Telesforus Jenti, Direktur Puspas RD. John Eo Towa, Sekretaris Uskup RD. Ephivanus Markus Nale Rimo, Rektor Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, RD. Dr. Philip Ola Daen, Direktur Cristo Re RD. Richard Muga, pimpinan biara, pimpinan komunitan, dan puluhan suster.
Mgr. Edwaldus, dalam khotbahnya mengatakan Sinode II dilaksanakan bertepatan Hari Raya Kabar Sukacita mengusung tema “Duc In Altum” (Bertolak ke tempat yang dalam). Sinode II menjadi kesempatan berjalan bersama sebagai umat Allah di dalam cinta Tuhan yang rahim dan berbelas kasih.
Baca juga: Dari Boganatar Sampai Mauloo, Halehebing Hingga Palue, Mgr. Edwaldus Ajak Umat Sukseskan Sinode
‘Bertolak ke Tempat yang Dalam,” kata Mgr.Edwaldus membawa kita pada rahmat penugasan dan perutusan dari Yesus, pengalaman perjumpaan pribadi melalui keyakinan dan pertobatan serta berkat dan rahmat Tuhan dalam tugas bergerak, berbuah dan berbagi berkat di tengah lautan perutusan kita.
“Sinode ini kita tidak mulai dari nol, tetapi kita mensyukuri Sinode I dengan penuh cinta sebagai panggilan ‘Jadilah saksi Kristus’,” kata Uskup.
Sinode II, lanjut Uskup, kita berjalan bersama, duduk bersama dan kita menjadi saudara satu dengan yang lainnya seperti Elisabeth untuk Maria. Maria untuk murid-murid Yesus, dan Petrus untuk Yohanes dan Yakobus.
Menurut Mgr.Edwaldus, sinode membawa sebuah pesan yang sama yang sangat dalam, ketika kabar sukacita harus lahir dari pikiran yang baik, hati yang tulus dan perbuatan nyata yang penuh cinta.
Mgr. Edwaldus mengisahkan kehidupan Ahas yang penuh dengan perbuatan sesukanya demi perasaan kesenangan pribadi dan kelompok adalah sebuah pesan penting untuk berjalan bersama cinta Allah dan memperjuangkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan, betapa hidup ini harus bisa menyelamatkan manusia pada martabat tertingginya serta memelihara dan melindungi keutuhan alam ciptaan.
Baca juga: Mgr.Edwaldus Martinus Sedu; Sinode Bahas Masalah Kita dan Diri kita
Kabar suka cita diterima oleh Petrus untuk bertolak ke tempat yang dalam, kabar sukacita diterima oleh Bunda Maria untuk bertolak ke tempat yang dalam pada kehidupan Yesus, dalam sengsara, wafat, dan kebangkitanNya. Bunda Maria masuk dalam sisi hidup yang sangat dalam,setelah kematian Yesus. Ia meneguhkan murid-murid Yesus untuk tidak putus asa dan percaya pada janji kebangkitan Tuhan. Gereja kita, melalui sinode ini, harus bertolak ke tempat yang dalam, mulai dari hidup sekarang dan di sini, untuk mencapai kesempurnaan pada masa dalam kasih Tuhan sendiri.
“Semoga Tuhan memberkati Sinode II kita ini dan merahmati ziarah iman kita pada Hari Raya Kabar Sukacita ini. Mari kita bertolak ke tempat yang dalam, melalui sinode ini, menuju komunitas perjuangan merawat kehidupan,” ajak Mgr. Edwaldus.
Sinode sebagai Undangan Uskup
Ketua Pelaksana I Sinode I, RP. Telesforus Jenti, O.Carm, menjelaskan sinode sebagai undangan uskup, sinode dan yang diundang, dan tema Sinode Duc In Altum. Vikjen menggarisbawahi ada dua hal utama yang harus dikerjakan dalam proses/tahapan sinode II.
Baca juga: BREAKING NEWS : Polisi Bongkar Kubur Jenazah ASN di Maumere Sikka
Pertama evaluasi pastoral pasca Sinode I selama periode 2014-2021, khususnya terkait 7 program strategis hasil Sinode I: pelaksanaan, keberhasilan dan kegagalan, dampaknya bagi umat dan masyarakat, mengadakan analisis sosial (ansos), bincang-bincang situasi pastoral dalam 7 program pastoral, refleksi biblis, bincang tentang kehendak dan rencana Allah untuk komunitas. Tanggapan pastoral, bincang-bincang tentang kegiatan untuk tanggapi situasi (bisa dijalankan stasi/lingkungan dan diusulkan ke paroki dan Keuskupan).
Kedua, pada akhir proses sinode nanti memutuskan masalah-masalah pokok apa saja yang akan ditanggapi dalam renstra 5 tahun berikutnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/KOTBAH-USKUP-MAUMERE.jpg)