Tingkatkan Bimbingan Siswa & Peningkatan Kualitas Guru Jadi Kunci Prestasi SMAN 1 Nita di Sikka

Sebagai pimpinan sekolah, Petrus mengaku membutuhkan autokritik dari para guru, tenaga kependidikan dan pegawai di sekolah, untuk semakin memajukan sekolah dalam berbagai bidang.

Petrus tidak ingin adanya rasa ketidakpuasan dan ketidaknyamanan unsur dalam sekolah dalam masa kepemimpinannya, sebab hal ini dinilai Petrus sebagai sumber keretakan dan masalah yang menghambat kemajuan sekolah dan pendidikan di SMAN 1 Nita.

"Karena apa yang disampaikan bapak ibu guru belum tentu salah, lalu kepala sekolah belum tentu benar semua, dan kepala sekolah harus menerima semua kritikan dan masukan, jangan anggap itu sebagai pukulan, tapi itu baik," tegasnya.

Petrus memiliki satu program peningkatan kapasitas internal guru, sebab kualitas dan kompetensi guru perlu ditingkatkan.

Sehingga, ia mendorong para guru di SMAN 1 Nita untuk mendaftarkan diri sebagai peserta program Guru Penggerak.

Baca juga: Warga Danibao Merindukan SMK Pertanian Adonara Barat, Serahkan Lahan 1,5 Hektar

"Para guru bukan hanya membimbing tapi perlu ditingkatkan mutunya, contoh gebrakan saya saya ikut salah satu program dari kementerian, yakni kami harus mengikuti Guru Penggerak, banyak guru tidak mau karena alasan tidak ada waktu, tapi saya memotivasi mereka, saat ini sudah ada 1 calon guru bergerak, tapi yang daftar sudah lebih dari 10 orang," katanya.

Selain meningkatkan kapasitas internal para guru, nantinya sertifikat yang didapat usai program itu sangat membantu karena sebagai syarat administrasi berbagai urusan.

"Dengan sertifikat Guru Penggerak, bahkan saat menjadi kepala sekolah, salah satu syarat nya harus pernah menjadi Guru Penggerak. Maka satu program saya, memberikan motivasi untuk ikut guru penggerak untuk peningkatan kualitas guru, jadi mereka akan mendaftarkan diri dan ikut program guru bergerak selama 6 bulan nanti," katanya. (GAV).

Berita Flores Bicara lainnya