Berita Maumere

Cerita Pria di Sikka, Dorong Gerobak Keliling Kota, Tawarkan Jasa Angkut Barang

Saat ini Sil tinggal di Sinde Kabor, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, bersama istrinya, Maria Imang.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / NOFRI FUKA
MENEPI - Pendorong gerobak, Sil Sabut (43) sedang beristirahat di pasar tingkat, Kelurahan Kota baru, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Jumat 1 April 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Ada seorang pria yang setiap hari mendorong gerobak berkeliling Kota Maumere. Pria itu namanya Sil Sabut (43).

Ia berkeliling dengan mendorong gerobaknya yang berbahan dasar kayu dan direkatkan dengan beberapa paku serta 2 roda yang menopang.

Sil demikian sapaan akrabnya telah memulai pekerjaan ini sejak tahun 1991.

Baca juga: BRI Cabang Maumere Serahkan Bantuan Mobil untuk Yayasan Masjid Al-Anshor

 

Waktu yang terbilang lama namun hingga kini ia mengaku masih setia menekuni pekerjaanya itu.

Saat ini Sil tinggal di Sinde Kabor, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, bersama istrinya, Maria Imang.

Mereka menikah pada tahun 2008, berbekalkan uang hasil pekerjaan menjadi jasa pengangkut barang, Sil membeli sebidang tanah berukuran 20 X 20, yang permeternya seharga Rp. 7.500.

"Dari pada uang hambur-hambur lebih baik beli tanah ketika sudah ada istri tinggal bangun saja," ungkap Sil.

Saat ini Sil dikaruniai 4 orang anak, dua orang sementara bersekolah sedangkan dua lainnya sudah putus sekolah.

Baca juga: Lima Tahun Penjara dan Denda Rp 100 Juta Bisa Jerat Pembakar Petasan di TNK

Pantauan TribunFlores.com, Sil nampak sedang beristirahat, dengan tangan yang memegang erat gagang dari gerobak ia menyambut sapaan dan menawarkan jasa angkut pada warga yang lewat dihadapannya.

Terik matahari yang menyengat, nampak tak mematahkan semangat Sil.

Ia tetap tegar berdiri di emperan tokoh sekitar kota Maumere menunggu berkah dari mereka yang ingin meminta jasanya mengangkut barang barangnya.

Penghasilan perhari sebagai pendorong gerobak, menurut Sil jika banyak peminat, bisa mendapatkan Rp. 80.000 perhari namun jika kurang pendapatan kurang dari Rp.80.000.

"Kalau banyak biasanya, Rp.80.000 perhari tapi kalau sepi dapat tidak seberapa," kata Sil.

Ia menegaskan hingga kini ia masih menikmati pekerjaannya itu.

"Untuk saya pekerjaan biar kecil, intinya halal," kata Sil.

Sil juga menyebutkan selain dirinya yang berprofesi sebagai pendorong gerobak ada juga 4 orang lainnya yang memiliki profesi yang sama dengannya.

Baca juga: Pesan Uskup Agung Ende di Konferda WKRI, Bukan Hanya Untuk Umat Katolik

"Kami ada 5 orang dan tersebar di sekitar wilayah Kota Maumere," tuturnya.

Satu hal yang unik bahwa ia mendorong gerobak tersebut dengan berjalan kaki dan biaya pengangkutan menurutnya tergantung kesepakatan bersama dan pertimbangan jarak tempuh yang dituju.

"Setiap hari saya dorong dengan berjalan kaki, kalau soal biaya angkut biasanya sesuai dengan jarak, kalau misalnya dari pasar tingkat ke sentrum harganya Rp.30.000," kata Sil. (Cr1)

Berita Maumere lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved