Berita Ende

Membumikan Pancasila Dari Gereja Katolik Santo Donatus Boanawa

Terletak di Lereng Gunung Meja, Kelurahan Rukun Lima,Kecamatan Ende Selatan, Pulau Flores, Gereja Katolik Santo Donatus Boanawa kokoh berdiri.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/EGY MO'A
Gereja Katolik Santo Donatus Boanawa,Keuskupan Agung Ende, Pulau Flores, Selasa 31 Mei 2022. 

TRIBUNFLORES.COM,ENDE-Terletak di Lereng Gunung Meja, Kelurahan Rukun Lima, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Gereja Katolik Santo Donatus Boanawa kokoh berdiri menghadap ke pantai selatan Laut Flores.

Dari Gereja Katolik Boanawa tampak Kota Ende dikelilingi deretan pengunungan membentang dari sebelah timur ke arah barat.

Di kota tua bersejarah inilah tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia  yang kemudian menjadi presiden pertama RI, Bung Karno merenung dan mendapatkan pikiran bernas falsafah dasar negara Indonesia, Pancasila.

Keberadaan Bung Karno antara tahun 1934-1938 di Ende dalam masa pembuanganya oleh penjajah Belanda tak di sia-siakannya. Pergumulan dalam senyap di Ende telah menghasilkan ‘butiran emas’ menyatukan kebhinekaan Indonesia.

Baca juga: Menteri ESDM, Arifin Tasrif Apresiasi Pertamina dalam Kunjungan ke TBBM Ende

Serambi Bung Karno terletak di Biara Santo Yoseph Ende, salah satu saksi bisu tempat Bung Karno menghabiskan waktunya membaca buku dan berdiskusi berbagai hal dengan sahabatnya misionaris Eropa,Pater Bouman dan Pater Huitjink. 

Falsafah dasar negara Pancasila itu diterjemahkan lebih nyata oleh sang gembala Pastor Paroki Santo Donatus Boanawa, Romo Domi Nong, Pr. Pada bangunan gereja yang memasuki tahapan pekerjaan akhir bukan  memasang gambar para kudus dalam kepercayaan Gereja Katolik.

Lisplang balkon gereja yang menghadap ke laut lepas dipasang simbol-simbol lima sila Pancasila. Simbol dasar Negara RI ini berderet dari timur ke barat. Dimulai simbol sila pertama bintang, sila kedua rantai, sila ketiga pohon beringin, sila keempat kepala banteng dan sila kelima padi dan kapas.

“Pikiran ini muncul sejak awal merencanakan pembangunan gereja  tanggal 1 Februari 2020,” kata Romo Domi Nong, ketika menerima kunjungan Ketua DPRD Sikka, Donatus David, S.H, Selasa siang 31 Mei. David datang ke Ende menghadiri perayaan Hari Lahir Pancasila dipimpin Presiden Joko Widodo pada Rabu 1 Juni 2022.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Ende Luar Biasa

Menurut Romo Domi Nong, pikiran bernas dasar negara RI Pancasila yang direnungkan oleh Soekarno tidak terlepas dari kehidupan masyarakat lokal, khususnya lembaga Gereja Katolik di jaman itu.

Selama masa pengasinganya di Ende, Soekarno sangat sering berjalan dari rumah pengasingannya ke Biara Santo Yosef. Dia juga pergi gedung teater kecil yang kemudian dinamakan Gedung Imakulata.

Di Biara Santo Yosef, Soekarno berjumpa dengan imam misionaris Serikat Sabda Allah (SVD). Dia sering berdialog dan berdiskusi banyak hal dengan mereka termasuk pikiran memulai suatu negara baru Indonesia. Dia ingin meletakkan dasar yang kuat.

Dalam diskusi dan dialog itu dia menemukan pikiran yang bernas yang menjadi dasar kuat bagi dia untuk memutuskan Pancasila menjadi dasar negara RI.

Baca juga: Lautan Manusia Padati Stadion Marilonga Ende, Nonton Konser Kebangsaan Pembumian Pancasila

Ketika berjalan dari rumah pengasinganya dulu, mata Soekarno tentu juga memandang ke arah Gunung Meja. Saat ini di lereng gunung terletak gedung Gereja Katolik Santo Doantus-Boanawa.

Kita semua tahu Pancasila kita hafal semua. Apa yang didiskusikan oleh Soekarno dengan para pastor itulah yang menjadi sumbangsih atau andil dari Gereja Katolik bagi dasar negara Indonesia.

Karena itu sebagai pastor di wilayah ini ketika merencanakan pembangunan gereja,sudah mulai berpikir bahwa gereja ini tidak hanya  menunjukkan wajah Gereja Katolik, tetapi menunjukkan juga gereja di negera Indonesia terutama tempat di mana Soekarno menemukan pokok-pokok pikran meletakan dasar negara RI mesti mendapat tampak luar dari bangunan gereja.

Gereja hadir di tengah dunia manusia dengan segala adat kebiasaanya, dan nilai budaya yang hidup di tempat ini. Nilai yang hidup dalam lima sila Pancasila itu sebenarnya digali dari budaya hidup masyarakat,kehidupan religius masyarakat,secara istmewa kehidupan masyarakat Katolik.

Baca juga: Viral Video di Medsos Nakes Cubit Pipi dan Uyel-uyel Bayi

Karena itu penempatan simbol-simbol Pancasila pada tampak luar Gereja Katolik mau menandakan bahwa Gereja Katolik mesti menyatu dengan masyarakat terutama nilai hidup yang dihayati oleh masyarakat itu. Masyarakat  Bangsa Indonesia yang memilih Pancasila sebagai dasar negara sebagai keyakinan dan pandangan hidup.

Apa yang terungkap dalam lima sila Pancasila tidak berbeda jauh dengan nilia-nilai yang hidup dalam Gereja Katolik. Nilai itu sesungguhnya  diturunkan oleh Allah kepada manusia dan dihidupkan dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Boanawa sebagai bagian dari RI dan salah satu lokasi di Ende mesti mengenang nilai Pancasila yang cikal bakalnya dari Ende dan melestarikan dalam kehidupan.

Pemasangan simbol lima sila Pancasila ini mau menegaskan bahwa umat Katolik di Boanawa mesti menjadi umat Katolik 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia seperti yang disampaikan Mgr.Soegipranoto.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Simposium Pembumian & Penggeloraan Pancasila di Ende

“Ini adalah salah satu bentuk pengungkapan 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia. Kita memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang beraneka ragam tapi bisa bersatu,” tegas Romo Domi Nong.

Pemasangan simbol Pancasila ini juga mesti menjadi kebanggaan umat Katolik Boanawa khususnya, Keuskupan Ende dan Indonesia. Simbol ditampilkan ini hendak menyatakan kepada kita untuk terus mengenang dan melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tidak bisa ditawar dan diganti.

Kemudian warna kuning dan putih menjadi warna Bendera Gereja Katolik. Sedangkan nama Boanawa menegaskan bahwa wilayah ini hanya titik kecil di dalam wilayah RI. Tanpa Boanawa tidak lengkaplah Indonesia. Boanawa membuat RI menjadi lengkap dan di Bonawa bendera merah putih ditegakan.

Warna merah dan putih serta kuning dan putih mewakili dua lembaga besar. Lembaga sipil negera dan gereja yang mesti ada dalam satu kesatuan membangun manusia terutama Boanawa, 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.

Baca juga: Momen Jokowi Nonton Slank dalam Konser Kebangsaan, Peringati Hari Lahir Pancasila di Ende

“Kalau diperkenankan Tuhan, direstui Bapak Uskup Agung Ende dan negara, maka akan dijadikan  tempat wisata rohani kebangsaan,”iimbuh Romo Domi Nong.*

Berita Ende lainnya

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved