Berita Lembata
Lima Desa Terdampak Guguran Lava Pijar Ile Lewotolok
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lembata melakukan konsolidasi merespon dampak guguran lava pijar Gunung Ile Lewotolok.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Merespon surat evaluasi perkembangan aktivitas gunung Ile Lewotolok dalam level III (Siaga) yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM RI pada 2 Juni 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata memutuskan mengambil langkah cepat menghadirkan pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Camat Ile Ape Timur bersama lima kepala desa pada desa yang berpotensi terdampak guguran lava pijar dan awan panas.
Dalam rapat evaluasi bersama yang dipimpin Sekretaris BPBD Lembata, Stefanus H. Wadu, Jumat, 10 Juni 2022, BPBD Lembata bersama PVMBG Bandung melalui Umar Rosadi selaku Ketua Tim Tanggap Darurat, menyatakan sikap siap dan segera turun ke Desa Jontona, Lamawolo, Lamatokan, Baolaliduli dan di Desa Lamaau untuk sosialisasi dan mengedukasi warga sekitar.
Kelima desa ini menurut BPBD Lembata sangat berpotensi terdampak guguran lava pijar dan awan panas. Sesuai informasi PVMBG sejak 31 Mei 2022 mulai terlihat adanya lelehan lava di bibir kawah bagian timur yang mana hingga pengamatan visual 6 Juni 2022 terjadi penambahan jarak aliran lava.
“Kondisi kawah keadaan 7 Juni 2022 berdasarkan hasil pantauan saat pendakian diketahui kalau aliran lava sebelah Barat masih berada dalam kawah. Jadi Kawahnya belum penuh. Namun aliran lava sebelah Tenggara, hampir memenuhi kawah dan kita harapkan kedepannya tidak meluber keluar dari kawah” ujar Ahmad Basuki, Sub Koordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG Bandung dalam pemaparannya.
Baca juga: Lembata Belum Manfaatkan 23.014 Kuota Jaminan Kesehatan Nasional
Berdasarkan data Citra Sentinel keadaan 23 Mei 2022, belum terlihat adanya aliran lava keluar dari kawah. Sementara keadaan 2 Juni 2022 terlihat sudah adanya aliran lava keluar dari kawah ke arah timur.
Pada pengamatan visual tanggal 31 Mei menurut dia sudah kelihatan aliran lava yang meluber dari mulut kawah, dan pada pengamatan 6 Juni, terjadi penambahan jarak aliran lavanya.
“Kemudian pengamatan visual keadaan 9 Juni, terlihat belum terjadi penambahan jarak aliran lava. Masih pada tanda batas yang sama dengan pengamatan tanggal 6 Juni," papar dia.
Ahmad Basuki juga menyampaikan bahwa berdasarkan sampel lava membeku yang diambil tanggal 7 Juni, diketahui lavanya bersifat porous, yang mana mobilitas lebih tinggi sehingga mudah mengalir.
Baca juga: Arak Arakian Lembata Turut Disapu Banjir Bandang, Sehari Produksi Satu Botol
Selain pemaparan perkembangan situasi Ili Lewotolok oleh PVMBG Bandung, BPBD Lembata melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Andris Koban, juga mempresentasikan kesiapsiagaan Desa dan evakuasi darurat antisipasi erupsi lanjutan Ili Lewotolok.
Andris juga memaparkan skenario evakuasi jalur laut dan jalur darat, serta skenario penanganan pengungsi di wilayah Kota Lewoleba.
Dalam sesi diskusi yang berkembang, akhirnya disepakati juga untuk mengakomodasi warga desa Aulesa dalam pelaksanaan evakuasi jika situasi aktivitas Ile Lewotolok sangat berdampak bagi warga seputaran Ile Ape Timur.
"Harapannya kita saling mendukung dan komunikasi terus dibangun antara PVMBG, PGA, BPBD, Camat, para Kades serta unsur lainnya dalam menghadapi situasi di seputaran Ili Lewotolok," pungkas Stefanus Wadu.