Berita Lembata

Arak Arakian Lembata Turut 'Disapu' Banjir Bandang, Sehari Produksi Satu Botol

Produksi alkohol tradisional masyarakat di Desa Waimatan, Kecamatan Ile Ape Timur,Lembata menurun pasca Badai Seroja pada April 2021.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/RICKO WAWO
Aktivitas di kantor Desa Waimatan,Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata, Kamis, 9 Juni 2022. 

 
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Produksi arak (minuman alkohol tradisional) masyarakat di Desa Waimatan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata menurun pasca  Badai Seroja pada April 2021.

Badai yang menyebabkan banjir dan longsor ini membuat warga desa Waimatan harus mengungsi dan direlokasi ke Tanah Merah, Kecamatan Ile Ape. 

Produksi minuman tradisional yang kemudian dikenal dengan nama arak Arakian atau arak Atawatung ini merupakan salah satu penopang ekonomi masyarakat Waimatan. Karena bencana, para penyuling arak pun harus meninggalkan dapur tempat mereka masak arak di kampung. 

Bartolomeus Pati, pengrajin  arak  di Waimatan, mengakui  produksi arak memang berkurang setelah bencana karena mereka harus ke tempat pengungsian dan kemudian di relokasi ke Tanah Merah. Dapur-dapur masak arak sudah luluh lantak disapu banjir dan longsor yang memakan banyak korban tersebut.

Baca juga: Penjabat Bupati Lembata Buka Konser Amal OMK Paroki Wangatoa

"Kalau dulu, sehari saya bisa masak 4 botol tapi sekarang hanya 1 botol. Kadang tidak masak sama sekali," kata Bartolomeus saat ditemui di relokasi Tanah Merah, Kamis, 9 Juni 2022.

Saat mengungsi di Lewoleba, Bartolomeus kemudian diizinkan mengiris tuak di pohon lontar di kebun milik warga dan memasaknya menjadi arak. 

"Salah satu mata pencarian itu bikin arak. Para penyuling kewalahan karena sudah masuk di perumahan baru," Sekretaris Desa Waimatan, Kamilus Maing, menambahkan. 

Karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, pada pagi sampai sore hari, warga juga masih sering pergi ke lokasi bencana di desa Waimatan untuk memasak arak di sana. Pada malam harinya baru mereka pulang ke pemukiman baru.

Baca juga: BPK Temukan Waktu Kerja ASN di Lembata, Masuk Telat Pulang Rumah Lebih Awal

"Bencana sangat berpengaruh terhadap produksi arak karena tinggal belum tetap," katanya. 

Pemerintah desa tak tinggal diam. Dengan dana desa yang ada, mereka berupaya membeli periuk tanah penyulingan arak kepada warga. Hal ini pernah dilakukan tahun sebelumnya. 

Diterangkannya, setidaknya terdapat 24 dapur masak arak yang ada di desa Waimatan. Itu berarti ada cukup banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari arak. 

Kendati demikian, di tengah situasi baru, Kamilus Berharap masyarakat tetap bisa memproduksi arak Arakian untuk menopang ekonomi mereka. 

Berita Lembata lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved