Momen Tumbuk Sorgum di Kampung Jing Manggarai Timur, Hasilkan Aneka Kue Berbahan Tepung Sorgum
da dua yaitu Desa Golo Ndari dan Melo di Kecamatan Lamba Leda Selatan, sebagai Desa model pengembangan sorgum untuk pangan dan perbenihan.
Tampak juga beberapa guru sedang asyik mendampingi para siswa.
Mereka duduk melingkar di kelompok masing-masing.
Sesekali terdengar canda tawa yang membuat suasana tekesan santai.
Akan tetapi sebenarnya mereka tidak sedang santai. Mereka sedang khusuk belajar menganyam tikar dan keranjang rotan.
Para siswi dibagi ke dalam kelompok kecil untuk belajar menganyam tikar dipandu oleh Mama Emil, salah seorang warga Kampung Mbeling- Borong yang didatangkan pihak sekolah.
Baca juga: Saksi Ahli IT Beberkan Analisa GPS Mobil Rush dan Komunikasi HP Eksekutor Ibu dan Anak
Di tempat lain ada beberapa kelompok sedang belajar menganyam keranjang dengan bahan dasar rotan dan dipandu langsung oleh Bapak Nadus (Warga Kampung Mbeling yang didatangkan pihak sekolah).
"Kegiatan ini merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh Lembaga Pendidkkan Sekolah Menengah Atas Negeri Tujuh Borong sebagai wujud implementasi dari Project Profil Pelajar Pancasila alias Sekolah Penggerak," ujar Marselus Edu, seorang guru di sekolah itu.
"Tujuan dari program ini adalah, lanjutnya, mendorong para siswa untuk berkreasi dan menghasilkan kreatifitas yang mengandung nilai-nilai filosofis, estetis, edukatif, dan serentak juga ekonomis. Para siswa diharapkan tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga mampu untuk berkreasi dan berinovasi".
Disaksikan media ini Selus beserta beberapa guru begitu antusias mendampigi para siswa. Mereka sesekali memberikan instruksi dan teguran bagi siswa yang tidak serius. Hal ini mereka lakukan agar para siswa benar-benar belajar dan aktif.
Seorang siswa, yang tak mau disebut namanya, mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti proses belajar pembuatan keranjang rotan dan menganyam tikar ini.
Baca juga: Wakil Ketua Internal Komnas HAM Dukung Lapas Ende Raih WBK
"Sebagai seorang siswa yang terlahir di zaman melejitnya teknologi, saya justru sangat senang dan bersemangat mengikuti kegiatan ini. Selain mendidik, kegiatan ini juga membantu saya untuk terus melestarikan produk-produk kearifan lokal daerah saya yakni Manggarai. Kalau tidak dipelajari maka ada kemungkinan produk kearifan lokal ini terancam punah. Masyarakat terlena oleh gemerlapnya dunia digitalisasi dan teknologi informasi. Oleh karena itu saya berterimkasih kepada para guru dan sekolah atas diadakannya kegiatan ini,"ujar dia.