Berita Flores Timur

Pemandu Wisata Paparkan Aset Budaya, Ada Tulang Belulang Manusia Purba di Flores Timur

Peninggalan benda purba itu, lanjut dia, pernah diteliti oleh Arkeolog dari Perancis dan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada Mada.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAULUS KEBELEN
PELATIHAN-Pemandu Wisata saat Paparkan Aset Wisata dalam kegiatan pelatihan di Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kamis 16 Juni 2022.Kamis 16 Juni 2022 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Puluhan pemandu wisata di Kabupaten Flores Timur mengikuti pelatihan Pemandu Wisata Budaya selama tiga hari di Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kamis 16 Juni 2022.

Pelatihan ini digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, dengan menghadirkan tiga narasumber berkompeten seperti DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi NTT, DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Flores Timur, dan Pemerhati Budaya.

Saat proses pelatihan berlangsung, semua peserta aktif memaparkan kearifan budaya di desanya masing-masing, mulai dari dugaan tulang manusia purba, tradisi menganyam, tarian daerah, hingga tempat-tempat bersejarah.

Baca juga: Emak-emak di NTT Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Presiden 2024

 

Darius Letor Tukan, peserta dari Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga menerangkan, desanya memiliki situs purba berupa tulang belulang manusia dan sebuah batu kuno bertulis 'Nopin Jaga'.

Peninggalan benda purba itu, lanjut dia, pernah diteliti oleh Arkeolog dari Perancis dan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada Mada.

"Desa Waibao masuk kawasan budaya di Flores Timur. Disana ada tulang belulang manusia dan batu bertulis Nopin Jaga. Benda-benda itu sering diteliti, salah satunya Arkeolog dari Perancis," ceritanya.

Selain dugaan benda purba, Desa Waibao juga punya potensi wisata Danau Asmara yang namanya mulai menggelegar dikalangan wisatawan seantero Flores dan NTT.

Jimmy Kerans, pemandu wisata dari Desa Wulublolong, Kecamatan Solor Timur mengatakan, masyarakat di desanya saat ini mengembangkan tradisi menganyam berbahan daun lontar.

Baca juga: Komite II DPD RI Advokasi Konflik Tanah Adat Lokosambi Nagekeo dengan PT Lisindo Sentosa

"Warisan budaya kami itu menganyam berbagai macam barang dari daun lontar. Ada keleka, sobe, dan masih banyak barang-barang rumah tangga bernilai seni lainnya," ujarnya.

Selain tradisi menganyam, lanjut Jimmy, peninggalan sejarah seperti pusaka keris juga tersimpan rapih dalam rumah adat Suku Koten.

"Pusaka keris juga ada dan disimpan dalam rumah adat suku koten," ungkapnya.

Sementara Kabid Seni dan Budaya Dinas Pariwisata Flores Timur, Silvester Petara Hurit mengajak semua pemandu wisata agar menginventarisir atau mendata aset dan potensi budaya menjadi kekuatan besar.

"Ini kekayaan kita yang berpotensi menarik wisatawan. Saya berharap aset-aset itu diinventarisir menjadi referensi dan kekuatan besar kita," ujar Rafael.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved