Berita Manggarai Timur
Melintas Wae Lengga-Lete di Manggarai Timur Andalkan Jembatan Bambu
Ruas jalan Wae Lengga-Lete tepatnya di Wae Koe, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur putus diterjang belum diperbaiki.
Laporan Reporter TRIUNFLORES.COM.COM, Robert Ropo
TRIBUNFLORES.COM,BORONG-Ruas jalan Wae Lengga-Lete tepatnya di Wae Koe, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur putus belum diperbaiki.
Adapun penyebab badan jalan putus itu karena terjadi hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Senin 3 Januari 2022, mengakibatkan terjadi banjir besar di Kali Wae Koe itu.
Kini di lokasi putusnya badan jalan itu hanya di bangun jembatan darurat menggunakan kayu dan bambu, sehingga arus transportasi di jalan itu terhambat.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, Rabu 29 Juni 2022, jalan putus itu belum diperbaiki. anya terlihat di bangun jembatan darurat dari batang bambu, kayu, dan batang pohon kelapa. Tiang penopang pada jembatan itu terbuat dari batang pohon kelapa dan kayu dengan tingginya diperkirakan mencapai 3-4 meter.
Baca juga: Siswa SMAN 1 Poco Ranaka, Manggarai Timur Jadi Duta GenRe Putra Provinsi NTT
Namun terlihat jembatan darurat itu berlubang-lubang dan sebagian bambu sudah terancam patah.
Kendaraan yang bisa melintas di atas jembatan darurat ini hanya sepeda motor, itu pun terlihat penuh ekstra hati-hati. Bahkan ada roda yang terperosok masuk di lubang jembatan karena tegelincir dan sebagian pengendara terlihat hampir jatuh.
Sementara kendaraan mobil tidak bisa melintas. Mobil harus melintas di tanah milik warga setempat yang tepat di samping jalan rusak itu.
Meski demikian tidak gratis, jika melewati jalan di tanah milik warga itu, maka pengendara mengeluarkan biaya Rp 20 ribu/kendaraan mobil. Sedangkan untuk sepeda motor dikenakan tarif Rp5 ribu/sepeda motor.
Baca juga: Anak Sekolah di Kampung Ritapada Manggarai Timur Melintas Lima Sungai Tanpa Jembatan.
Meski demikian, pemilik tanah itu menepis bahwa tidak benar semua kendaraan yang melintas di atas lahan miliknya wajib membayarnya.
"Tidak seharusnya kendaraan yang melintas membayarnya, tidak paksa kalau ada uang kasih kalau tidak pun tidak apa-apa kami iklas. Ini hanya untuk membantu mereka untuk bisa lewat,"ungkap pemilik tanah yang enggan menyebutkan namanya.
Ia juga berharap agar pemerintah segera memperbaiki jalan itu sehingga transportasi di ruas jalan itu kembali normal, sebab ruas jalan itu merupakan jalan strategis menuju perkampungan penduduk di wilayah kecamatan Kota Komba dan Elar Selatan.
Marto Agut, salah seorang pengguna jalan, meminta pemerintah untuk memperbaiki jalan yang rusak itu.
Baca juga: BPBD Koordinasikan Dinas PUPR Manggarai Timur
"Kita sebagai masyarakat tentu meminta kepada bapak pemerintah perbaiki jalan yang rusak ini. Kasihan dengan kondisi seperti ini arus transportasi terhambat karena jalan ini strategis untuk mengangkut hasil komoditi masyarakat seperti cengkeh, kopi, kakao, kemeri dan lain sebagainya dan juga banyak masyarakat pergi pulang untuk ke pasar atau keperluan lain,"ujar Marto.
Sekertaris Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur, Yosef H. Yusuf Urus, ST, mengataka ruas jalan di Wae Koe putus akibat banjir pada bulan Januari 2022 telah dilakukan survei di lokasi.
"Kami sudah turun survei tinggal pelaksanaan pembangunan,"ujarnya.
Yosef juga mengatakan, dana untuk perbaikan jalan pada titik yang rusak itu juga sudah tersediah melalui anggaran tanggap darurat.
Baca juga: Puluhan Petani di Manggarai Timur Tak Bisa Tanam Padi Sawah
Lebih lanjut, Yosef juga mengatakan, selain kerusakan di titik jalan tersebut, pihaknya juga sudah melakukan survei untuk rencana perbaikan satu titik kerusakan jalan di Nangarawa dan juga titik kerusakan di jalan Borong-Cepi Watu tepatnya di Tambak yang berlubang dan terancam putus akibat bencana alam banjir pada beberapa waktu lalu.
Namun khusus di kerusakan di jalan Borong-Cepi Watu, masih terkendala karena pemilik lahan sawah di lokasi titik kerusakan tidak ingin untuk diperbaiki dengan cara menimbun material pada lubang jalan itu, namun harus di bangun dekker.
"Masih kendala karena pemilik lahan sawah ingin bangun dekker karena tidak ada dekker di titik itu setiap kali hujan lahan sawah nya sering terendam banjir,"ungkap Yusuf.