Berita Lembata

Warga Nagawutung Lembata Nikmati Jalan Aspal

Puluhan tahun melintasi jalan raya yang rusak,masyarakat Kecamatan Nagawutung,Kabupaten Lembata akhirnya bisa menikmati jalan aspal mulus.

Editor: Egy Moa
HO.PT BELIBIS RAYA GRUP
Ruas Jalan aspal di Kecamatan Nagawutung,Kabupaten Lembata. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO

TRIBUNFLORES.COM,LEWOLEBA-Masyarakat Kecamatan Nagawutung di Kabupaten Lembata akhirnya bisa menikmati jalan  mulus. Pasalnya, sejak otonom menjadi kabupaten pada 7 Maret 1954, dua dari sembilan kecamatan di Lembata ini masih miliki akses jalan paling jelek. 

"Dulu hancur sekali, masyarakat susah setengah mati," ungkap Andi Lasar, salah satu warga Kota Lewoleba kepada wartawan, Senin, 11 Juli 2022.

Andi menuturkan, rusaknya ruas jalan itu di dua kecamatan itu membuat masyarakat susah bepergian keluar kampung termasuk menjual hasil komoditi ke kota Lewoleba.

Bahkan, sebut dia, saat musim hujan, desa di dua kecamatan itu terisolasi. Penduduk tidak bisa kemana-mana hanya karena jalan penuh dengan kubangan lumpur dan batu-batu besar berserakan memenuhi badan jalan.

Baca juga: Aldoni Loloskan AMA Lembata Ke Perempat Final Wanted Cup IV

Namun, melalui berbagai intervensi kebijakan dari pemerintah sebagian besar ruas jalan yang menghubungkan desa-desa di dua kecamatan itu telah diaspal.

Masyarakat pun perlahan menikmati manfaat dari pembangunan jalan. Satu persatu warga mulai membawa hasil bumi seperti biji mete, kemiri, kakao dan kopi untuk dijual ke Lewoleba.

"Daerah pegunungan dari dua kecamatan itu kan punya komoditi, sekarang mereka sudah bawa turun timbang di Lewoleba, atau orang dengan mobil pergi timbang disana," ujarnya.

Camat Nagawutung, Mustan Boli sendiri mengakui kalau akses jalan yang ada di dua kecamatan itu pada beberapa tahun silam memang jauh dari kata baik. Dulu, sewaktu masyarakat membawa hasil komoditi untuk timbang di Lewoleba pasti membutuhkan waktu yang lama. Belum lagi medan beberapa desa di bagian pegunungan Nagawutung dan Wulandoni terbilang ekstrim.

Baca juga: Pemilik Warung Segel Kantor PT Adhi Karya Lembata Tidak Bayar Uang Makan

Kondisi seperti ini menyebabkan penduduk di sana enggan untuk menjual hasil komoditinya ke kota Lewoleba, termasuk para pengepul dari luar pun harus berpikir dua kali lipat untuk ke desa-desa menimbang hasil bumi.

Kendati demikian, dengan adanya perubahan signifikan dari sisi infrastruktur jalan yang saat ini sedang dikerjakan akhirnya masyarakat semakin terbantu. Semua urusan menjadi mudah hanya karena akses jalan sudah bagus.

"Kami apresiasi kinerja yang dikerjakan PT Belibis Raya Grup, dengan jalan yang semakin bagus ini," ungkap Mustan Boli kepada wartawan, Senin, 11 Juli 2022. 

Menurut dia, saat ini sudah ada peningkatan ruas jalan raya dengan produk akhir Hotmix di sepanjang jalur Nagawutung hingga ke Wulandoni. Dengan adanya jalan raya yang beraspal ini, dia memastikan akan ada peningkatan ekonomi masyarakat dari semua sisi, salah satunya komoditi hasil perkebunan.

Baca juga: Siasat Penjabat Bupati Marsianus Jawa Urai Antrean BBM di Lembata 

Masyarakat bisa langsung membawa komoditinya ke kota untuk dijual atau ditimbang. Mereka juga bisa langsung timbun hasil di desa dan para pengusaha dari kota bisa langsung datang membeli.

"Masyarakat bisa tentukan sendiri harga komoditi itu, karena mereka yang timbun atau langsung bawa ke Lewoleba dan mencocokan harga di sana," sebutnya.

Kepala Proyek PT Belibis Raya Grup, Sebastian Edo menjelaskan proyek rehabilitasi jalan yang mereka kerjakan itu bersumber dari pinjaman daerah PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).

"Rehabilitasi jalan Waijarang-Wulandoni," sebut Sebastian ketika dikonfirmasi.

Baca juga: Rumah Warga Lembata Ludes Terbakar, Damiana Sisa Pakaian di Badan

Sebastian berujar, jalan yang bagus memicu banyak sekali hal, salah satunya pertumbuhan ekonomi masyarakat baik di kota dan desa. Dia berharap, dengan adanya peningkatan jalan raya yang mereka kerjaan mampu memberikan dampak signifikan dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan antara warga.

"Kualitas dan mutu dalam pekerjaan ini menjadi prioritas kerja, dan kami pastikan produk ini bertahap dalam jangka panjang yang lama," jelasnya.

Lebih jauh disebutkan, total panjang jalan yang mereka tangani dalam proyek itu, kata Sebastian, sejauh 18,7 kilometer dengan konstruksi terdiri dari Desa Waukerong-Desa Babokerong sejauh 6,5 kilometer dengan lebar jalan 4.5 meter, konstruksi akhir hotmix.

Kemudian dari Desa Penekene-Lamanepa (Desa Idalolong) sejauh 3,2 kilometer, konstruksi akhir hotmiks.
Lanjut, dari dusun Lamanepa (Desa Idalolong)-Desa Tapobali sejauh 9 kilometer dengan konstruksi GO (Grading Operation) timbunan pilihan.

"Progres atau realisasi, pekerjaan hotmiks 9,7 kilometer hari ini tanggal 11 Juli 2022 sudah selesai 100 persen sementara pekerjaan GO atau timbunan pilihan sudah 90 persen," paparnya.

Berita Lembata lainnya

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved