Harga Tiket Masuk Taman Nasional Komodo
PHRI Manggarai Barat Sebut Ada Dampak Kenaikkan Tiket Masuk Pulau Komodo
Wisatawan saat ini terus memantau situasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai. Maka itu, tetap menginginkan wisatawan harus ada di Labuan Bajo.
Dia menguraikan Pulau Komodo dan Padar adalah destinasi yang memang paling digandrungi para wisatawan sehingga naikknya harga tiket bisa berakibat jumlah wisatawan menurun.
Ebit Neno mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan Padar tentu didasari dengan pertimbangan yang matang.
Namun menurutnya kebijakan tersebut belum tepat diberlakukan saat ini, karena masyarakat dan pelaku usaha sedang dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid 19.
Ebit Neno menguraikan sebelum diberlakukannya tarif baru masuk sehari jumlah wisatawan yang mampir di cafenya dan yang memakai jasa laundry miliknya berkisar 20 hingga 25 orang.
Baca juga: Narasi Heri Nabit di Hadapan Jenazah Mgr. Hubertus Leteng "Kritik Bagi Kami yang Hidup"
"Wisatawannya beragam tapi kebanyakan dari luar daerah dan wisawatan asing," kata Ebit Neno.
Produk Cafe G20 yakni makanan ringan dari pangan lokal yang dihimpun dari berbagai daerah di daratan Flores.
Ebit kwatir, jika cafenya sepi terus, maka akan berdampak pula bagi para pemasok makanan ringan.
Selain menjual makanan ringan Ebit juga menjual jus buah seperti jus buah naga, jus buah advokat,jus buah jeruk,
Dia juga menjual makanan seafood dan coffe break barista seperti, expreso, americano, longBlack, capucino, late Art, Francepress, V60, vietnam drip, moccapot, dan minum varian ice coffe lainnya.
Selain makanan dan minuman tersedia souvernir hasil kerajinan Lokal seperti gelang tangan, gantungan kunci, selendang songket, kain songket, macam-macam topi songket dan lain-lain. (*).
Berita Manggarai Barat lainnya