Injil Katolik Hari Ini
Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik Minggu Biasa XXII 28 Agustus 2022
Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik Minggu Biasa XXII 28 Agustus 2022. Simak Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik Minggu Ini.
Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Renungan Katolik Singkat Minggu Biasa XXII 28 Agustus 2022
Tetapi engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
Ada seorang yang bercerita, jika ia menerima suatu pemberian dari teman atau kerabat, ia merasa harus membalas pemberian tersebut karena merasa tidak enak jika hanya menerima saja.
Yang terjadi saat ia membalas pemberian seseorang, orang terebut akan membalas dengan pemberian yang lain lagi, sehingga kegiatan saling membalas terjadi terus menerus.
Hal itu tidak menjadi masalah jika ia adalah orang berkecukupan, sehingga ia melakukannya dengan tulus ikhlas.
Meski bukanlah orang yang berkekurangan, terkadang ia harus berhemat sana sini, untuk bisa mencukupi kebutuhannya, sehingga melakukannya, sering terasa berat.
Apa lagi kegiatan saling memberi ini tak hanya dilakukan satu orang saja. Akhirnya tidak ada ketulusan dan yang ada hanyalah rasa repaksa, terpaksa memberi karena telah diberi.
Suatu waktu karena keterbatasan dana yang dimiliki, ia memutuskan untuk tidak membalas pemberian seorang teman. Namun ia mengikuti dorongan hatinya untuk mendonasikan uangnya pada sebuah panti asuhan.
Ia tahu panti asuhan itu tidak mungkin membalas pemberiannya tersebut. Ternyata memberi sesuatu kepada orang-orang yang tidak bisa membalasnya, justru memberikan sukacita yang jauh lebih besar dari pada memberi lalu mendapatkan balasannya. Melihat senyum bahagia orang-orang miskin atau tidak mampu, memberikan krbahagiaan tersemdiri kepada kita, dan bonusnya kita akan mendapatkan balasannya di Sorga nanti.
Apakah kita memberi dengan tujuan mendapatkan balasan atau melakukannya dengan ikhlas?
Demikian Renungan Katolik Minggu Biasa XXII 28 Agustus 2022.