Warga Tenggelam di Napun Gete Sikka

Korban Tenggelam di Napun Gete Sikka Dikuburkan Sore Hari Ini, Diawali Misa dan Ritual Adat

Informasi yang dihimpun dari pihak keluarga, upacara penguburan akan dimulai sebelum matahari terbenam mengingat kondisi jenazah kurang memungkinkan.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
HISTERIS- Keluarga korban menangis histeris saat menyambut jenazah Gervasius Gedo (46) yang sementara dievakuasi dari Bendungan Napun Gete, Desa Ilin Medo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Kamis 1 September 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Jenazah Gervasius Gedo (46), korban tenggelam di Bendungan Napun Gete akan dikuburkan sore ini, Kamis 1 September 2022.

Informasi yang dihimpun dari pihak keluarga, upacara penguburan akan dimulai sebelum matahari terbenam mengingat kondisi jenazah kurang memungkinkan.

"Peguburan akan terjadi sebelum Pukul 18.00 Wita," ujar Eti, kerabat dekat korban via sambungan telepon.

Ia menuturkan, para warga dan kenalan sudah mendatangi rumah duka yang berlokasi di Dusun Lelabura, Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pria di Sikka Curi HP, Lalu Ajak Video Call Mesum Pemilik Handphone

 

Martinus Jago Fila, perangkat desa setempat menerangkan, upacara penguburan diawali dengan seremonial adat dan dilanjutkan dengan ibadat keagamaan katolik.

"Upacara adat dipimpin oleh suku Soge dan Rawa. Sementara keagamaan akan dilangsungkan secara katolik yang dipimpin Pater Agustinus Atapukan SVD," katanya.

Hingga saat ini, ratusan pelayat sudah memadati tenda duka sebagai bentuk penghormatan terkahir sekaligus memberikan kekuatan bagi kekuarga yang ditinggalkan.

Untuk diketahui, Gervasius Gedo tewas tenggelam saat menyeberangi Bendungan Napun Gete pada Selasa 30 Agustus 2022.

Jazad ayah dua anak ini baru ditemukan siang ini, Kamis 1 September 2022, setelah upaya pencarian memakan waktu 34 jam oleh tim gabungan Basarnas Maumere, pihak kepolisian, Babinsa, dan warga setempat.

Baca juga: Istri dan 2 Putri Korban Tenggelam di Napun Gete Menangis Histeris, Tak Ada Pesan Terakhir dari Ayah

Isak tangis keluarga dan warga pecah di tepi bendungan. Mereka berteriak histeris saat personil Basarnas membopong kantong jenazah dari lambung perahu.

Kepergian Gervasius gedo sungguh menyayat hati istri dan dua putrinya yang belum dewasa. Kini, mereka harus belajar hidup tanpa kehadiran sesosok penafkah.

DITEMUKAN - Gervasius Gedo korban tenggelam di Napun Gete Sikka sudah ditemukan. Korban ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis 1 September 2022.
DITEMUKAN - Gervasius Gedo korban tenggelam di Napun Gete Sikka sudah ditemukan. Korban ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis 1 September 2022. (TRIBUNFLORES.COM / HO-POLSEK WAIGETE)

Informasi yang dihimpun dari pihak keluarga menyebutkan, istri korban bernama Maria Goreti. Pasangan suami istri ini memiliki dua orang putri, Martha Kesiana dan Margaritha Ignasia Kasiana.

Meski bermata pencaharian sebagai petani, namun keharmonisan dalam rumah tangga tetap terawat. Dua anknya masih mengenyam pendidikan di bangku SMP dan SD.

Menangis Histeris

Gervasius Gedo (46), warga Desa Ilinmedo, Kecamatan Waibalama, Kabupaten Sikka tewas tenggelam di Bendungan Napun Gete.

Jazad ayah dua anak ini baru ditemukan siang ini, Kamis 1 September 2022, setelah dilakukan pencarian secara intens oleh tim gabungan Basarnas Maumere, pihak kepolisian, Babinsa, dan warga setempat.

Isak tangis keluarga dan warga pecah di tepi bendungan. Mereka berteriak histeris saat personil Basarnas membopong kantong jenazah dari lambung perahu.

Kepergian Gervasius gedo sungguh menyayat hati istri dan dua putrinya yang belum dewasa. Kini, mereka harus belajar hidup tanpa kehadiran sesosok penafkah.

Informasi yang dihimpun dari pihak keluarga menyebutkan, istri korban bernama Maria Goreti. Pasangan suami istri ini memiliki dua orang putri, Martha Kesiana dan Margaritha Ignasia Kasiana.

Baca juga: Penjelasan Basarnas Maumere Usai Korban Tenggelam di Napun Gete Sikka Ditemukan

Meski bermata pencaharian sebagai petani, namun keharmonisan dalam rumah tangga tetap terawat. Dua anknya masih mengenyam pendidikan di bangku SMP dan SD.

Air mata tiga perempuan ini tak terbendung saat menyaksikan tulang punggung keluarga terbaring kaku.

Mereka tak menyangka akhir bulan Agustus akan menjadi malapetaka.

Sejak dikabarkan menghilang, warga setempat langsung mencari korban dengan menyusuri bantaran bendungan. Warga lain juga mencari dengan rakit sambil menyalakan senter.

"Hilang sekitar jam 19.30 Wita. Dari malam sampai subuh kami cari tapi tidak dapat," ujar salahs seorang kerabat.

Kasubsi Operasi dan siaga Basarnas Maumere, Wayan Suwena mengatakan, korban sudah disemayamkan di rumah duka yang jaraknya sekitar 100 meter dari tepi bendungan.

"Korban sudah ditemukan tepat di operasi pencarian hari kedua. Korban sudah dievakuasi," ujarnya di lokasi kejadian.

Menurut dia, tim penyelam sempat kesulitan mencari keberadaan korban lantaran terdapat ranting pohon dan tumpukan kayu di dasar sungai.

Keluarga Histeris

Sebelumnya, jenazah korban tenggelam di Bendungan Napun Gete akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi setelah 2 hari pencarian di kawasan Bendungan Napun Gete, Desa Ilin Medo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Kamis 1 September 2022

DITEMUKAN - Korban Tenggelam di Bendungan Napun Gete, Gervasius Gedo Ditemukan Kamis 1 September 2022. Usai ditemukan tetua adat menggelar ritual adat sebelum pemakaman korban di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
DITEMUKAN - Korban Tenggelam di Bendungan Napun Gete, Gervasius Gedo Ditemukan Kamis 1 September 2022. Usai ditemukan tetua adat menggelar ritual adat sebelum pemakaman korban di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Flores, NTT. (TRIBUNFLORES.COM / HO-POLSEK WAIGETE)

Dalam video yang diperoleh tribunFlores.com, keluarga korban terlihat menangis histeris saat menyambut jenazah Gervasius Gedo (46) yang sementara dievakuasi dari Bendungan Napun Gete.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gervasius Gedo Korban Tenggelam di Bendungan Napun Gete Sikka Flores Ditemukan

Istri dan anak serta keluarga Gervasius Gedo (46) tak henti-hentinya menangis. Penemuan jenazah Gervasius Gedo (46) pada posisi mengapung di atas air. Lalu, Tim SAR Gabungan langsung membungkusnya pada kantong jenazah dan segera membawanya ke rumah duka.

Sesampainya di areal rumah duka di Dusun Lela Bura Desa Ilin Medo, isak tangis sudah terdengar khususnya istri dan anak-anak korban.

Jenazah Gervasius Gedo (46)kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di Dusun Lela Bura Desa Ilin Medo Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka.

Kata Kapolsek Waigete

Sebelumnya, Tim SAR Gabungan bersama Warga setempat berhasil menemukan Gervasius Gedo (46) korban tenggelam di Bendungan Napun Gete, Dese Ilin Medo, Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka, Kamis 1 September 2022

Kapolsek Waigete Ipda I Wayan Artawan mengatakan korban di temukan sementara mengapung sekitar pukul 10: 34 sekitar 200 meter dari lokasi kejadian ke arah hilir Bendungan Napun Gete oleh Tim SAR Gabungan bersama Warga warga yang sedang melakukan penyisiran.

Tim SAR Gabungan bersama Warga setempat tersebut melihat benda mirip tubuh mengapung di pinggiran Bendungan Napun Gete. Setelah didekati, ternyata benar bahwa benda tersebut adalah korban tenggelam yang sedang dicari.

“Melihat kejadian tersebut langsung menghubungi Tim SAR Gabungan yang sedang di lokasi kemudian korban langsung dievakuasi dan di bawa ke rumah duka,” jelasnya.

Keluarga Gelar Upacara Adat

Sebelumnya, Gervasius Gedo (46), korban yang tenggelam di Bendungan Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka telah ditemukan, Kamis 1 September 2022 pagi sekitar 10.34 wita.

Gervasius Gedo ditemukan sudah tak bernyawa oleh tim SAR dan Keluarga.

Jasad Gervasius terapung di genangan air bendungan dan keluarga langsung menggelar upacara adat di sekitar lokasi.

Upacara adat ini dipimpin tua adat. Yang mana pada, Rabu, 31 Agustus 2022 pagi, keluarga pun menggelar upacara adat memanggil kembali Gervasius yang tenggelam.

Upacara yang digelar sesudah ditemukan dilakukan sebelum je-nasah Gervasius dibawa keluarga ke rumah duka di Ilinmedo.

Kapolsek Waigete, Ipda I Wayan Artawan kepada TRIBUNFLORES.COM di Maumere, Kamis 1 September 2022 pagi membenarkan, kalau korban tenggelam di bendungan telah ditemukan.

“Sudah ditemukan dan keluarga sedang gelar ritual adat sebelum dibawa ke rumah duka untuk proses pemakaman,” paparnya.

Korban Ditemukan

Gervasius Gedo (46) korban tenggelam di Bendungan Napun Gete, Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka ditemukan, Kamis 1 September 2022 pagi.

Gervasius ditemukan sudah tak bernyawa oleh tim SAR gabungan bersama keluarga dan warga Desa Ilinmedo.

Gervasius ditemukan sekitar pukul 10.34 Wita.

Usai ditemukan, Gervasius dibawa ke darat dan dibungkus dengan kantong jenazah milik Basarnas Maumere yang telah disiapkan dari kemarin, Rabu 31 Agustus 2022.

Diketahui, Gervasius hilang dan diduga tenggelam di Napun Gete Sikka, Selasa 30 Agustus 2022 sekitar pukul 19.30 Wita.

Saat itu Gervasius dan kerabatnya pulang dari acara adat di Desa Werang menggunakan sampan tradisional yang terbuat dari bambu.

Usap Air Mata

Sebelumnya, guyuran air mata membasahi pipi Maria Goreti yang menanti sang suami dari tepi Bendungan Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Rabu 31 Agustus 2022.

Pemandangan indah bendungan terbesar Pulau Flores itu berubah malapetaka sejak suaminya, Gervasius Gedo (46) jatuh dan tenggelam dari atas rakit bambu pada Selasa 30 Agustus 2022 kemarin, sekitar pukul 19.30 Wita.

Maria Goreti masih tak percaya musibah ini bakal menghampiri keluarganya yang bersahaja. Ia hanya bisa meratap sambil berharap personil Basarnas Maumere berhasil menemukan sang suami.

Maria Goreti tampak gelisah. Sudah puluhan kali dirinya ulak-alik dari rumah menuju Bendungan Napun Gete yang berjarak sekitar 100 meter.

Satu-satunya kekuatan yang membuatnya mampu tegar yaitu dua putrinya, Martha Kasiana dan Margarita Ignasia Kasiana.

Ia juga mendapat peneguhan dari sanak keluarga dan sejumlah suster CIJ yang turut menemaninya di tepi bendungan.

DITEMUKAN MENGAPUNG - Gervasius Gedo korban tenggelam di Napun Gete Sikka ditemukan mengapung. Korban ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis 1 September 2022. Tampak petugas mengevakuasi korban usai ditemukan dan dibungkus menggunakan kain adat Tana Ai Sikka, Flores, NTT.
DITEMUKAN MENGAPUNG - Gervasius Gedo korban tenggelam di Napun Gete Sikka ditemukan mengapung. Korban ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis 1 September 2022. Tampak petugas mengevakuasi korban usai ditemukan dan dibungkus menggunakan kain adat Tana Ai Sikka, Flores, NTT. (TRIBUNFLORES.COM/ ARNOLD WELIANTO)

Maria Goreti terus memandang hamparan bendungan dengan tatapan kosong. Gurat wajahnya kian murung saat Tim Basarnas menghentikan proses pencarian hari pertama.

Persis di samping tenda darurat tempat ia duduk, air matanya kembali berlinang. Maria Goreti seolah enggan berdamai dengan kenyataan. Ia menyeka air mata menggunakan sarung tenun motif Sikka.

Ia masih menghafal derap langkah Gervasisus Gedo yang menapaki jalanan tanah berwarna cokelat dari rumah menuju bibir bendungan. Jaraknya kurang lebih 100 meter.

Baca juga: Dukungan untuk Anak Korban Tenggelam di Napun Gete, Siswa SMPN 2 Talibura Berdoa di Rumah Korban

"Tidak bilang apa-apa," ucap Maria Goreti yang belum bisa berbicara banyak kata. Ia hanya manggut dan menggeleng saat ditanya ucapan suami sebelum nyebrang.

Martha Kasiana, putri sulung korban mengatakan, sang ayah pergi ke Desa Werang untuk mengikuti acara adat pada Senin 29 Agustus 2022.

"Bapa kemungkinan jalan siang. Saya pulang sekolah lihat bapa sudah tidak ada. Waktu mau berangkat sekolah, bapa masih di rumah," katanya.

Martha mengaku sang ayah tidak menyampaikan sepata kata kepada dirinya. Ia hanya pamit ke sekolah seperti hari-hari biasa.

"Bapa tidak bilang apa-apa kaka," ucap Martha.

Namun besoknya, semua keluarga dan warga terkejut bahwa Gervasisus Gedo menghilang karena diduga terjatuh dari rakit bambu.

Musibah itu diketahui saat Bernadus Guling (69), ipar kandung korban, berteriak dari tepi bendungan. Bernadus dikabarkan membantu menyeberangi korban dari Desa Werang Menuju Ilinmedo.

Bernadus yang menarik rakit korban tidak mendengar suara orang terjatuh selama perjalanan. Ia terus mendayung rakit dengan posisi membelakangi korban.

"Saya tahu dia hilang pas sampai di darat. Dari sana kami tidak ngobrol. Saya juga tidak dengar suara orang jatuh atau bunyi-bunyi lain," katanya.

Sementara Nikolaus Lai, yang juga ipar korban, mengaku pihak keluarga sudah ikhlas menerima korban dalam keadaan apa pun.

"Kami berharap secepatnya ditemukan. Kami pasrahkan jika keadaannya sudah tak bernyawa," ungkapnya.

Sementara Penjabat Kepala Desa Ilinmedo, Yoseph Uje menuturkan, belum ada tanda-tanda meski proses pencarian sudah berlangsung selama hampir satu hari penuh.

"Warga sudah cari dari tadi malam tapi belum ada hasil. Hari ini sudah hadir tim SAR juga belum ada tanda-tanda," jelasnya.

Yoseph mengenal korban sebagai sosok yang ramah dan murah senyum. Korban juga dipercayakan menjadi pengurus RT setempat.

"Orangnya baik sekali. Beliau dipercayakan menjadi Ketua RT dan pengurus tim pengawas keuangan desa," tutur Yoseph.

Memasuki sore hari, Tim SAR terpaksa menghentikan upaya pencarian lantaran jarak pandang semakin gelap. Para penyelam juga mengalami kesulitan karena banyak ranting kayu dan bambu di dasar bendungan.

Informasi yang dihimpun, tim Basarnas, Polisi, TNI dan warga setempat akan melakukan pencarian korban hilang selama tujuh hari yaitu 31 Agustus sampai 6 September 2022.

Pakai Rakit Bambu

Sebeleumnya, Rakit yang dipakai Gervasius Gedo, korban yang diduga tenggelam di Bendungan Napun Gete ternyata masih tradisional.

Rakit yang dibuat seperti sampan itu berasal dari kayu bambu.

Yang mana bambu disatukan lalu dijadikan sarana untuk menye-brang di Bendungan Napun Gete.

Tim TribunFlores.Com, Rabu, 31 Agustus 2022 siang masih melihat sampan rakitan dari bambu yang dipakai korban Gervasius pada malam kejadian.

Rakit berada di pinggir bendungan. Ada dua rakit yang malam kejadian dipakai korban bersama rekannya menyebrang usai pulang pesta adat di Desa Werang.

Rakit yang berukuran 1x2 meter itu menurut keterangan menjadi sarana transportasi warga ketika mau ke kebun setiap pagi dan pulang ke rumah.

Bahkan rakit yang dibuat sangat sederhana menjadi alat warga bepergian ke pasar dan kota. Pasalnya, sampai saat ini ada be-beberapa warga yang masih menetap di pinggir bendungan.

Warga sesuai penuturan ke TribunFlores.Com merancang bambu menjadi sampan guna mempermudah akses mereka ke kebun dan ke pasar.

Namun dibalik itu, rakit tersebut kini telah menyebabkan Gerva-sius Gedo, salah satu warga diduga tenggelam saat memakai rakit melintas ke rumahnya.

Untuk diketahui, sampai saat ini warga yang berdiam di pinggiran Bendungan Napun Gete masih melintas karena tidak ada akses jalan yang dibangun.

Menurut warga ada akses jalan tapi terlalu jauh sehingga warga sering jalan pintas melalui bendungan.

Siswa SMPN 2 Talibura Berdoa di Rumah Korban

Sementara itu, Pelajar siswa dan siswi SMP Negeri 2 Talibura mendoakan Gervaisius Gedo (49), korban yang diduga tenggelam di Bendungan Napun Gete, Rabu 31 Agustus 2022.

Kedatangan mereka untuk memberikan kekuatan bagi Martha Kasiana (14), putri kandung Gervasius yang sudah belasan jam menghilang di bendungan dengan kedalaman puluhan meter itu.

Martha Kasiana duduk di bangku kelas VIII C pada SMPN 2 Talibura. Ia merupakan anak sulung korban yang tinggal bersama sang ibunda, Maria Goreti, dan adiknya Margarita Ignasia.

Persis di ruangan tamu, terdapat Salib Yesus Kristus dan sebagang lilin sedang. Para siswa memanjatkan doa rosario, memohon petunjuk Tuhan agar korban segera ditemukan.

Maria Avelina Nofianti (12), Ketua Osis SMPN 2 Talibura menuturkan, pihaknya berinisiatif mendatangi rumah korban untuk memberikan kekuatan bagi pihak keluarga.

"Kami semua berjumlah 23 orang. Kami menyanpaikan niat ke para guru bahwa kami mau mengunjungi rumah teman yang saat ini terkena musibah," ujarnya.

Setelah membawakan doa, lanjut Nofianti, mereka juga berniat menghibur Martha Kasiana bersama keluarga agar tidak larut dalam kesedihan.

"Mewakili teman-teman, kami mau menghibur teman Martha agar jangan bersedih dan tetap semangat sekolah," katanya.

Sementara Martha Kasiana, anak sulung korban, mengaku sang ayah meninggalkan rumah sejak hari Senin 29 Agustus 2022.

"Bapa jalan itu saya lagi di sekolah. Saya pulang sekolah siang lihat bapa sudah tidak ada," katanya.

Saat ke sekolah, Martha mengaku sang ayah tidak mengucapkan sesuatu untuknya. Ia hanya berpamit seperti hari-hari biasanya.

"Bapa tidak bilang apa-apa kaka," kata Martha.

Namun besoknya, Selasa 30 Agustus 2022 sektar pukul 20.00 malam Wita, tedengar kabar bahwa sang ayah menghilang saat menyeberangi perairan bendungan menggunakan rakit bambu.

Kepala Desa Ilenmedo, Yoseph Uje menuturkan, belum ada tanda-tanda meski proses pencarian sudah berlangsung sepanjang malam.

"Warga sudah cari dari tadi malam, dan hari ini sudah hadir tim Basarnas Maumere. Tetapi belum ada tanda-tanda positif," ujar Yoseph di rumah korban.

Sementara Nikolaus Lai (49), ipar kandung korban, mengaku pihak keluarga sudah ikhlas menerima korban dalam keadaan apa pun.

"Kami keluarga berharap bisa ditemukan. Kami pasrahkan jika memang keadaannya sudab tak bernyawa," katanya.

Maria Goreti, istri korban, hanya bisa menangis bersama dua putrinya. Ia bahkan tak bisa mengeluarkan sepatah kata.

Sang istri sudah puluhan kali ulak-alik dari rumah menuju tepi bendungan. Ia menanti kedatangan suami dengan gelimang air mata.

Berita Bendungan Napun Gete lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved