Pria di Panjat Tiang Reklame
Pria Panjat Tiang Reklame di Maumere Kritik Tabiat DPR dan Sindikat Kejahatan
Pria tak dikenal yang panjat tiang reklame di Maumere mengkritik DPR dan menyebutkan kejahatan yang terjadi negara ini dan ia menjadi perhatian warga.
Sementara Emil Golen (44), Ketua RT 02, menduga sosok pria itu merupakan bagian dari oknum aktivis yang pernah mengalami tindakan kriminal dan ketimpangan di daerah luar.
Dugaan itu mencuat setelah Emil membaca dua buah pamflet bertajuk kecaman terhadap sindikat narkoba dan genosida yang semakin marak terjadi.
"Saya duga beliau ini aktivis atau mantan aktivis. Dia mungkin pernah mengalami kasus kejahatan dan itu berhubungan dengan pamflet yang dia tulis,"katanya di lokasi kejadian.
Setelah melihat kejadian ini, kata Emil, para warga diharapkan jangan meniru adegan ini karena sangat membahayakan keselamatan nyawa.
Diketahui, aksi nekad sudaj berlangsung selama tiga jam namun pria itu belum turun dari tiang reklame.
Warga yang menyaksikan langsung merekam kejadian itu untuk diuanggah ke platform media sosial.
"Ayo kita viralkan dia. Kejadian langka," sahut beberapa warga di lokasi kejadian.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 2 September 2022, Lengkap dengan Mazmur Tanggapan
Panjat Tiang Reklame
Sebelumnya, seorang pria dewasa nekat memanjat tiang reklame (iklan) di depan Gelora Samador Maumere demi mengibarkan bendera merah putih,Jumat 2 September 2022 pagi.
Aksi nekat ini memantik reaksi warga Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.
Warga mengaku tak mengenal sosok pria itu karena wajahnya tertutup atribut kemerdekaan.
Selain mengibarkan bendera, pria itu juga memasang dua pamflet besar yang bertuliskan Stop Narkoba, Genosida, dan menuding DPR dikendalikan pihak asing.
Emil Golen (44), Ketua RT 02, menduga sosok pria itu merupakan bagian dari oknum aktivis yang mengalami gangguan kejiwaan.
Dugaan itu semakin kuat setelah Emil membaca dua buah pamflet bertajuk kecaman terhadap ragam jenis kejahatan yang akhir-akhir ini marak terjadi di bumi pertiwi, termasuk Nian Tana Sikka.
"Saya duga beliau ini aktivis atau mantan aktivis. Dia mungkin pernah mengalami kasus kejahatan dan itu berhubungan dengan pamflet yang dia tulis,"katanya di lokasi kejadian.