Pelabuhan Lorens Say Maumere
Kisah Robertus, Porter di Pelabuhan Lorens Say Maumere, 20 Tahun Kerja, Sebut Alasan Tak Biasa
Kisahnya saat ditemui media ini, Robertus Robert, bekerja menjadi buruh panggul di Pelabuhan Lorens Say Maumere selama 20 tahun hingga kini.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Usia tidak menjadi masalah, jika hidup menuntut. Demikian kata Robertus Robert salah seorang pria berusia senja di Maumere yang sehari-hari bekerja menjadi porter di Pelabuhan Lorens Say Maumere.
Bekerja menjadi porter tidaklah mudah sebab membutuhkan energi yang ekstra. Meski demikian itu tak menghalangi niat Robert untuk mencari rupiah lewat pekerjaan itu.
Pekerjaan yang ia lakukan itu, semata - mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Kisahnya saat ditemui media ini, Robertus Robert, bekerja menjadi buruh panggul di Pelabuhan Lorens Say Maumere selama 20 tahun hingga kini.
Baca juga: Persim Manggarai Bangkit Bungkam PSKK Kota Kupang, El Tari Memorial Cup 2022
Pria paruh baya ini mengaku setiap pukul 02.00 WITA harus selalu siap berada di Pelabuhan untuk menunggu kapal yang tiba.
Ia dan teman-temannya menggantungkan hidup dari bongkar muat kapal barang dan kapal PELNI.
Penghasilan yang ia dapatkan bisa mencapai satu juta dalam seminggu.
" Kalau bongkar kapal barang selama satu minggu itu bisa dapat sampai Rp 1 juta," ujar Robertus.
Baca juga: Kronologi Pria di Golewa Ngada Tewas Dibunuh, Polisi: Korban Datang Hendak Ikut Ritual Adat
Jika sedang beruntung bisa mendapatkan lebih bahkan pernah tidak mendapatkan apa saat di pelabuhan.
Untuk kapal PELNI yang berlabuh di Maumere, kadang hanya mendapatkan Rp 500 ribu dalam seminggu.
Selain sebagai buruh panggul, Robertus juga juga bertugas untuk mengikat dan melepaskan tali tambat kapal di Pelabuhan Laurens Say Maumere.
Bertugas untuk mengikat tali tambat kapal, membantu Robertus menambah penghasilan.
Baca juga: Harga Tiket Kapal Pelni Maumere-Kupang Rabu 14 September 2022
Setiap bulan ia memperoleh penghasilan Rp 750 ribu per bulan. Penghasilan ini katanya berdasarkan jumlah kapal yang masuk di Pelabuhan Laurens Say Maumere.
Namun, dengan hasil yang tidak menentu, tidak membuat Robertus merasa putus asah. Ia terus bekerja untuk keluarganya.