Kapal Nelayan di Sikka Terbakar
Api Kecil Dua Hari Lalu Picu Kapal Kayu Terbakar di Wuring Sikka, Satu Fiber Nyaris Terlalap
Kapal dulunya mengangkut material semen dari Sulawesi sebelum rusak tujuh tahun lamanya. Kapal itu disebut-sebut jadi penyamun lalu lintas perahu.
Romanus memanfaatkan semen itu untuk mereklamasi daratan lantaran gempuran ombak mulai masuk pemukiman warga pasca bencana tahun 1975 dan 1992.
"Saya ulang semen itu saat air laut surut. Saya timbun dengan sampah, batu, dan tanah," katanya.
Enggan Bantu Padamkan Api
Sebelumnya, sebagian besar warga pesisir Pantai Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, enggan memadamkan api saat sebuah kapal terbakar, Selasa 4 Oktober 2022 malam.
Informasi yang dihimpun, banyak warga hanya menonton saat tim pemadam kebakaran dari Sat Pol PP berjibaku memadamkan kobaran api. Petugas hanya dibantu beberapa orang sampai api berhasil dipadamkan.
Ketua RT 021 RW 04, Adritrianto menerangkan, proses evakuasi cukup sulit karena TKP kapal terbakar cukup jauh dari bibir pantai. Petugas menarik selang air ke tengah laut menggunakan gabus perahu.
"Hanya kami yang tinggal dekat sini saja yang bantu sampai api padam. Petugas Damkar pakai gabus ketika padamkan api. Lokasinya memang agak jauh," cerita Adritrianto di teras rumahnya, Rabu 5 Oktober 2022.
Menurut dia, nelayan setempat sudah lama mengeluhkan sejumlah unit kapal rusak dengan posisi parkir menghalangi lalu lintas perahu dan kapal lain yang masih beroperasi.
Baca juga: Aksi Kejar-kejaran Saat Razia Polisi di Sikka Jadi Tontonan Warga
Romanus Koda (73), nelayan pesisir menerangkan, kapal terbakar itu milik seorang pengusaha semen yang sudah meninggal. Usahanya disebut bangkrut karena terdapat ribuan semen rusak yang ditenggelamkan sebelum laku terjual.
"Sudah tujuh tahun kapal ini parkir. Dulu muat semen, mereka bawa datang dari Sulawesi. Sekitar ribuan semen ditenggelamkan dalam laut," ujarnya.
Romanus memanfaatkan semen itu untuk mereklamasi daratan lantaran gempuran ombak mulai masuk pemukiman warga pasca bencana tahun 1975 dan 1992.
"Saya ulang semen itu saat air laut surut. Saya timbun dengan sampah, batu, dan tanah," katanya.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, banyak kapal kayu lain yang rusak masih berlabuh disekitar pantai. Kapal-kapal itu disebut menggannggu usaha nelayan. Mereka bersyukur atas peristiwa terbakarnya kapal rusak malam tadi.
Sudah 7 Tahun Rusak
Sebelumnya, Peristiwa kebakaran menghanguskan sebagian besar badan kapal di Pantai Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Selasa 4 Oktober 2022 malam.