Berita Nagekeo
Kementan Budidaya 30 Ha Jeruk Siam Madu di Nagekeo
Jeruk Siam Madu atau citerus nobilis mulai dikembangkan di dua wilayah di Kecamatan Wolowea dan Boawae di Kabupaten Nagekeo,Pulau Flores.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Patrianus Meo Djawa
TRIBUNFLORES.COM, MBAY- Jeruk Siam Madu atau citerus nobilis mulai dikembangkan di dua wilayah di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores. Jeruk asal Thailand ini terkenal dengan rasanya yang manis seperti madu serta aroma dan bentuk yang menggoda.
Pengembang tanaman jeruk Siam Madu di Kabupaten Nagekeo akan dilakukan di Desa Natatoto, Kecamatan Wolowae diatas lahan seluas 10 hektare. Sementara wilayah lain yang masuk dalam pilot projek pengembangan jeruk Siam Madu dilakukan di Kelurahan Nageoga, Kecamatan Boawae pada lahan seluas 20 hektare.
Dalam realisasi pengembangan jeruk Siam madu di Nagekeo, Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Dirjen Holtikultura memberikan bimbingan teknis kepada 55 pelaku usaha.
Kegiatan Bimtek yang digelar di Aula Hotel Sinar Kasih, Mbay, Jumat, 21 Oktober 2022, bertajuk peningkatan kapabilitas pelaku usaha hortikultura.
Baca juga: Pemda Nagekeo Bantu Pembangunan Gedung Serbaguna Paroki St. Martinus Nangaroro
Kegiatan tersebut dilakukan berkat jalinan kerjasama antara Kementerian Pertanian RI dangan mitra Komisi VI DPR RI melalui Ibu Julie Sutrisno Laiskodat, dari Partai Nasdem.
Koordinator Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon, Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian RI, Ir. Farida Nuraini dalam pemaparan materinya menjabarkan, program Kampung jeruk di Desa Natatoto akan dilakukan diatas lahan seluas 10 hektare. Sementara di Kelurahan Nageoga akan dilakukan diatas lahan seluas 20 hektare sebagai kampung jeruk.
Menurut Farida, kiat petani sukses di Nagekeo bisa ditempuh dengan beberapa cara, salah satunya melalui studi banding dan pembentukan badan usaha melalui koorporasi pertanian seperti paguyuban petani.
Tujuannya agar, para petani dapat menghindari penjualan hasil bumi kepada para tengkulak dengan mengolah hasi pertanian.
Baca juga: Dies Natalis ke-22 SMKN 1 Aesesa, Lulusan Siap Masuk Dunia Kerja
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Oliva Monika Mogi memaparkan tentang kondisi pertanian Kabupaten Nagekeo ditengah ancaman krisis pangan global
Menurut Olivia, kondisi ketahanan pangan atau keadaan pangan global tidak sedang dalam keadaan baik di waktu mendatang.
Ancaman serius kelangkaan pangan global, kata Oliva, belum menjadi kewaspadaan bersama terutama bagi petani di Kabupaten Nagekeo.
Namun, bila melihat kondisi Kabupaten Nagekeo yang memiliki potensi pertanian yang sangat besar, pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo sangat optimis akan terhindar dari kelangkaan pangan global. Caranya, kata Oliva, dengan mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian dengan membudidayakan tanaman bernilai ekonomis.
"Selain meningkatkan pendapatan, juga mengisi lahan - lahan yang kosong," ujar Oliva dalam pemaparannya
Oliva menyarankan agar usaha pertanian di Nagekeo tak cukup hanya memenuhi kebutuhan pokok namun lebih dari itu sistem pertanian harus ditingkatkan dan berorientasi pada sekitar agrobisnis demi meningkatkan pendapatan petani.
