Berita NTT
Napan, Desa Binaan Bank NTT di Perbatasan RI-RDTL Kaya Aneka Produk
Juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Stenly Boymau berkunjung ke Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU.
“Anak saya bisa menamatkan kuliahnya dari usaha ini,”tegasnya dengan wajah gembira.
Pimpinan Bank NTT Cabang Kefamenanu, Fridolina M.M Faturene saat itu menjelaskan, Napan adalah satu dari empat desa lainnya yang mengikuti Festival Desa Binaan Bank NTT.
“Kami mempersiapkan desa ini menjadi peserta festival, karena usaha kreatif masyarakat disini cuku0 variatif dan berkembang. Napan adalah sebuah destinasi pariwisata, karena disini ada PLBN sehingga tempat usahanya kami dampingi, dan hari ini mereka boleh bertumbuh menjadi desa yang cukup berhasil,”tegasnya.
Ia menambahkan, Bank NTT memfasilitasi kelompok ini, sehingga setiap transaksinya menggunakan kanal yang disiapkan oleh Bank NTT.
Sementara itu, Stenly Boymau saat itu memberi apresiasi atas berbagaai terobosan yang sudah dilakukan oleh pemerintah desa Napan dan IKM Suka Maju pimpinan Antonius Anton yang kini sudah semakin maju.
“Jika di Agustus kemarin, saya mendapat ceritra bahwa desa ini masih belum begitu bergeliat kelompok usahanya, namun dalam waktu dua bulan, perubahannya sangat drastis. Hampir 100 persen. Tempat usahanya sudah bersih, sehat, penataan produk yang dijual pun sudah bagus, belum lagi setiap produk memiliki packaging yang menarik,”tegas konsultan Bank NTT.
Baginya, sebaik apapun kualitas produk yang dijual, jika dimasukkan dalam wadah yang kurang menarik, maka akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Apalagi, Bank NTT sudah memfasilitasi pelaku usaha dengan mendesain wadah yang bagus, menarik, serta membantu dari sisi perijinan, labelisasi, maupun sertifikasi oleh lembaga yang bertanggungjawab.
“Nah labelisasi serta sertifikasi ini menjadi garansi tentang kualitas produk yang kita jual. Orang lain menganggap ini sepele, namun sebenarnya penting,”tegasnya lagi. Dia menyarankan agar IKM Suka Maju terus meningkatkan produktifitasnya, semakin memperluas jangkauan pemasarannya, serta menjalin komunikasi dengan PLBN Napan agar produk mereka pun masuk ke sana.
“Napan sebagai etalase Bangsa Indonesia harus dimanfaatkan. Produk-produk tenunan yang dihasilkan harus didesain agar ramah terhadap milenial. Misalnya ada anting, gelang, serta aneka produk lainnya berbahan dasar tenun. Sehingga tenun tidak saja dijual selembar utuh, melainkan dipotong kecil-kecil dan didesain dalam beraneka bentuk, tentu akan mendatangkan keuntungan yang lebih,”pungkasnya. (ris)
Berita NTT Lainnya