Berita Sikka

300 Orang Tewas!Kenapa Rabies Belum Bebas dari Flores dan Lembata?

Dinas Pertanian Kabupaten Sikka menggelar rapat koordinasi penanggulangan penyakit rabies melibatkan semua elemen penangangan rabies di Flores Lembata

Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/EUGENIUS MOA
Rapat koordinasi penaggulangan penyakit rabies di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Rabu 14 Desember 2022. 

TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE-Sudah banyak air mata yang tumpah dan biaya dikeluarkan karena kasus kematian gigitan anjing rabies sejak tahun 1997 menewaskan 300-an orang.Tetapi sampai saat Flores sampai Lembata belum bisa membebaskan diri dari ancaman penyakit anjing rabies.

Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga mengemukakannya ketika membuka rapat koordinasi (Rakor) Penangulangan Rabies di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Rabu 14 Desember 2022.

Rakor sehari dihadiri utusan dinas pertanian dan peternakan dari Kabupaten Nagekeo, Ende, Flores Timur dan Lembata, pengurus Komite Rabies Flores dan Lembata, pemerintahan kecamatan dan media massa.

Romanus mengatakan, Rakor rabies perlu melakukan evaluasi kembali kenapa rebies tidak bisa dihilangkan secara total dari wilayah Flores dan Lembata.

Baca juga: Akhirnya Pemkab Sikka Bayar Insentif Nakes Covid-19 Tahun 2021 Sebesar Rp 5 Miliar

“Kita perlu evaluasi kenapa belum bisa bebaskan Flores dan Lembata dari rabies. Harus dicari solusi sampai membebaskan penyakit rabies,” imbau Romanus.

Ketua Komite Rabies Flores dan Lembata, dr.Wera Damianus mengakui Komite Rabies Flores-Lembata diprakarsai drh.Maria Geong, PhD sangat aktif mengadvokasi pemerintah daerah pada masa-masa awal pembentukan dengan SK Gubernur NTT tahun 2012.

Namun beberapa tahun belakangan terlebih sejak pandemi Covid-19 kurang aktif. Bahkan beberapa anggotanya tidak aktif dan pindah tugas.

“Tugas pokok kami melakukan advokasi kepada Pemda di Flores dan Lembata untuk memiliki komitmen politik dalam bentuk regulasi karena peraturan daerah (Perda) penanggulangan rabies tidak terwujud,” kata Wera Damianus.

Baca juga: Rancangan Dapil di Sikka, Jubir KPU Sikka Bilang Rancangan Baru Menjadi 6 Dapil 35 Kursi

Kemudian komitmen anggaran dengan menyediakan anggaran dalam APBD yang secukupnya dan berkelanjutan. Meskipun pengalaman lalu tidak terwujud,bahkan usulan rutin pengadaan vaksin rutin saja sulit.

“Kami harapkan Pemda bisa buat minimal peraturan kepala daerah, kalau kita ingin bebas rabies,” pinta mantan Wakil Bupati Sikka ini.

Dia mendorong semua elemen melibatkan masyarakat di Flores dan Lembata maju bersama. Unsur pentahelix bersatu padu dalam satu forum  pemberantasan rabies sampai di titik nol. Kelima unsur pentahelix yakni pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.

“Saya harapkan lima unsur didukung Pemda berantas rabies di Flores dan Lembata,” kata Wera Damianus.

Baca juga: Jawaban Ketua Bawaslu Sikka Terkait Pelamar Staf Kesekretariatan Panwascam Protes Hasil Seleksi

Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Dirjen Peternakan Kementrian Pertanian RI, Drh.Dhoni mengapresiasi  Rakor penanggulangan rabies di Sikka.

Ia sepakat penanganan rabies melibatkan unsur pentahelix bila kita ingin kasus rabies sampai pada titik nol. Ia mengingatkan eleminasi rabies tidak mencapai hasil maksimal bila tidak dibarengi kemauan politik.

“Di daerah yang kasusnya teratasi sampai nol karena pemerintah daerah agresif, punya komitmen yang kuat. Penanangan rabies melibatkan masyarakat karena mereka memiliki anjing dan kemudian melakukan pelaporan bila ada kasus,” tegas Dhoni menyampaikan sambutan secara  virtual.

Keterlibatan swasta, demikian Dhon, karena perusahaan-perusahaan  memiliki dana tanggugjawab sosial yang bisa dimanfaatkan penanganan rabies.

“Pemerintah pusat akan suplai vaksin sesuai permintaan. Penanganan rabies di Flores-Lembata jadi prioritas karena NTT daerah wisata. Wisatwan yang  datang kesini harus merasa aman dan nyaman berwisata,” kata Dhoni. *

Berita Sikka lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved