Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Malam Natal Sabtu 24 Desember 2022, Kelahiran Imanuel dari Seorang Perawan
Renungan harian Katolik malam Natal Sabtu 24 Desember 2022. Judul renungan harian katolik malam Natal yaitu Kelahiran Imanuel dari Seorang Perawan.
Yang pertama, kegigihan Santo Yusuf ; dan yang kedua adalah merayakan sukacita Natal yang sejati melalui Santo Yusuf. Pertama, kegigihannya. Kegigihan Santo Yusuf tidak ditunjukkan dengan cara – cara seperti masa kini (berotot kekar, handal bertarung), melainkan oleh ketaatannya akan sapaan Roh Kudus. Santo Yusuf adalah orang yang “…tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam – diam” (Mat 1:19).
Yusuf yang telah bertunangan dengan Santa Maria, pada dasarnya masih dihantui oleh rasa takut yang mendalam, bukan pada peristiwa kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, tetapi ia berpikir untuk melindungi Maria, ia tidak mau mencemarkan nama Maria, yang pada zaman itu perempuan merupakan kasta kelas dua, sehingga dapat menambah pilu dan rasa sakit tersendiri apabila khalayak umum mengetahui bahwa seorang perempuan hamil sebelum hari pernikahan mereka. Ia bermaksud melindungi Maria.
Ia dihantui dengan rasa takut, sehingga malaikat Tuhan dalam mimpi menyampaikan pesan agar Santo Yusuf tidak “..takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” (Mat 1:20).
Kita dapat membayangkan sosok seorang laki – laki yang tidak tahu menahu bagaimana mungkin tunangannya dapat melahirkan, menikah pun belum? Sebagai seorang pria, tentu Santo Yusuf memiliki suatu rasa takut yang mendalam, ia tidak tahu menahu, tidak tahu harus berbuat apa, apa yang harus dikatakannya kepada masyarakat disekitarnya. “Suasana Natal” dalam bacaan tersebut justru begitu mencekam dan penuh dengan rasa takut, jauh berbeda dengan Natal pada zaman kini yang didominiasi oleh hadiah – hadiah Natal, sebuah pesta besar, gaun indah, dan pohon – pohon Natal yang gemerlapan lampu warna – warni.
Kita dapat melihat bagaimana Santo Yusuf begitu percaya pada penyelenggaraan Allah (providentia Dei), ia begitu menyadari sosoknya sangat dibutuhkan bagi Maria dan anak yang dikandung Maria kelak, dengan ketaatan penuh akan kepercayaannya kepada penyelenggaraan Allah, ia menerima Maria.
Santo Yusuf menerima sapaan Roh Kudus, dapat dikatakan ia adalah pria yang nekat, hampir tidak wajar ada seorang pria mau mengambil perempuan yang telah mengandung sebelum hari pernikahan sebagai isterinya. Kegigihannya terletak pada bagaimana ia dengan ketaatan penuh akan rencana Allah, kerendahan hatinyalah yang menunjukkan kegigihannya. Yang kedua, kita dapat belajar tentang nilai luhur sebuah sukacita Natal yang sejati.
Zaman kini, makna Natal yang begitu penuh akan nilai – nilai rohani sebab yang kita rayakan adalah kelahiran Sang Kristus, merosot jauh, meleset kearah nilai – nilai duniawi ; dimana aspek rohani hanya dipikirkan saat “Misa Natal” dan setelahnya, semua berkumpul mengadakan suatu pesta besar, belanja besar – besaran, membeli pakaian baru yang indah, tak jarang pula beberapa individu merayakannya dengan cara yang tidak wajar, mabuk – mabukkan dan pesta pora.
Natal yang akan dirasakan Santo Yusuf begitu mencekam, dihantui rasa yang diselimuti rasa takut yang amat dalam. Natal pada tahun ini pun jatuh tepat pada peristiwa – peristiwa bencana alam yang menimpa saudara – saudari kita. Apabila kita melihat kebelakang, masih mampukah hati kita merayakan sukacita Natal dengan cara yang tidak sehat?
Natal adalah saat dimana Kristus hadir, mempersatukan kita semua, kita memaknainya secara rohani pula, berdoa bersama keluarga, jamuan makan sederhana, melakukan suatu karya amal bagi mereka yang membutuhkan, atau sedapatnya mendoakan mereka semua yang membutuhkan doa – doa kita. Semoga, kelahiran Kristus yang esok hari akan kita rayakan, melahirkan pula dalam hati kita iman, harapan, dan kasih untuk mewartakan sukacita sejati yang berasal dari Tuhan.
Doa
Ya Allah, setiap tahun Engkau menggembirakan kami dengan menantikan penebusan. Semoga kami, yang dengan gembira menerima Putra Tunggal-Mu sebagai Penebus, layak menghadap Dia dengan hati tenang, manakala Ia datang sebagai hakim. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Selamat Hari Raya Natal Tahun 2022, Tuhan Memberkati
Sumber https://renunganhariankatolik.org/