Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 8 Januari 2023 Hari Raya Penampakan Tuhan

Renungan Harian Katolik Minggu 8 Januari 2023.Renungan Harian Katolik hari ini merayakan Penampakan Tuhan. Baca renungan harian katolik hari ini.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
GEREJA KATOLIK - Tampak depan Gereja Sanctissima Trinitas Bloro, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Renungan Harian Katolik Minggu 8 Januari 2023.Renungan Harian Katolik hari ini merayakan Penampakan Tuhan. Baca renungan harian katolik hari ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Simak Renungan Harian Katolik Minggu 8 Januari 2023.

Renungan Harian Katolik hari ini merayakan Penampakan Tuhan.

Pada Renungan Harian Katolik Hari Minggu 08 Januari 2023 ini Gereja merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan atau Epifani yang ditandai dengan penyembahan Kanak-kanak Yesus oleh tiga orang majus dari Timur (Mat 2:1-12).

Hari Raya ini hendak melanjutkan kisah hidup Yesus setelah kelahiran-Nya di Betlehem. Dengan memahami latar belakang Epifani, kita diajak merenungkan misteri keilahian Yesus sejak kedatangan-Nya ke dunia.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Minggu 8 Januari 2023 Renungan Harian Katolik dan Injil Hari Ini

 

Kata “Penampakan Tuhan” berasal dari kata epiphaneia (Bhs. Yunani) atau epifani yang secara harafiah berarti penampakan yang mencolok.

Kata “epifani” digunakan dalam Perjanjian Lama untuk merujuk pernyataan diri Allah (2 Mak 15:27), sedangkan dalam Perjanjian Baru digunakan untuk merujuk kelahiran Kristus atau penampakan-Nya sesudah kebangkitan serta kedatangan-Nya yang kedua (2 Tim 1:10). Dengan demikian, kata “epifani” digunakan untuk merujuk pada penampakan keilahian Allah.

Pada Kristianitas Awal, Gereja merayakan Hari Raya Epifani setiap tanggal 6 Januari untuk memperingati empat momen sekaligus: kelahiran Yesus, kedatangan orang-orang majus, pembaptisan Tuhan, dan pernikahan di Kana.

Tradisi ini terus berlanjut dalam Gereja Barat (Katolik Roma) maupun Gereja Timur (Ortodoks) sampai abad ke-5. Dalam Konsili Tours tahun 567, Gereja Barat memutuskan untuk memisahkan peringatan kelahiran Yesus dari Hari Raya Epifani.

Kelahiran Yesus atau Natal diperingati pada 25 Desember dan Epifani dirayakan pada 6 Januari. Pada tahun 1955, Paus Pius XII memperbarui liturgi dengan memisahkan pembaptisan Tuhan dari Hari Raya Epifani. Sejak itu, Hari Raya Epifani hanya memperingati penyembahan Bayi Yesus oleh tiga orang majus dari Timur.

Melalui Hari Raya Penampakan Tuhan, Gereja hendak merayakan penampakan martabat ilahi Yesus sebagai Putera Allah dan Penebus dunia (KGK art. 528).

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Minggu 8 Januari 2023 dan Mazmur Tanggapan Hari Ini

Orang-orang majus dari Timur adalah orang-orang bukan Yahudi, tetapi menerima pewahyuan kabar gembira tentang kelahiran raja orang Yahudi dan Penebus dunia melalui tuntunan bintang Timur (Mat 2:2).

Lalu, setelah mendengar penjelasan dari Kitab Suci (Mat 2:2-6), mereka bertemu dengan Sang Mesias di Betlehem dan menyembah-Nya.

Martabat ilahi Yesus tampak dalam persembahan yang diberikan oleh orang-orang majus: emas, kemenyan, dan mur. Dalam tradisi Gereja, tiga persembahan itu menampakkan misteri Kristus: emas merujuk Yesus sebagai Raja, kemenyan merujuk pada keilahian-Nya sebagai Anak Allah, dan mur merujuk pada misteri penderitaan dan wafat-Nya kelak untuk menyelamatkan manusia.

Melalui kisah ini ditunjukkan bahwa Kanak-kanak Yesus tidak hanya menampakkan kemuliaan-Nya pada golongan tertentu, tetapi kepada seluruh bangsa yang diwakili orang-orang majus dari Timur.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved