Berita Ende

Peternak Babi di Ende Mulai Resah, Ini Alasannya!

Peternak babi di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai resah. Pasalnya virus African Swine Fever (ASF) serang ternak babi.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Peternak Babi di Ende-Us Nogor saat sedang membersihkan kadang babi miliknya di kediamannya, Sabtu, 21 Januari 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Tommy Mbenu Nulangi

TRIBUNFLORES.COM, ENDE-Peternak babi di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai resah. Pasalnya virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi beberapa tahun silam mulai mewabah kembali.

Salah seorang peternak babi skala rumahan, Us Nogor, kepada wartawan mengatakan, warga Ende khususnya peternak babi masih trauma dengan virus ASF pada dua tahun lalu.

Saat ini ada informasi bahwa virus yang belum ada obatnya ini kembali mewabah di Flotim. Menurut Us Nogor informasi adanya virus ASF yang mulai mewabah membuat dirinya dan para peternak babi lainnya resah karena takut usahanya itu tidak berjalan dengan baik.

"Dengan informasi mengenai ASF ini, sejujurnya kami trauma, takut ternak babi kami mati di serang virus ASF," ujarnya, Sabtu 21 Januari 2023.

Baca juga: 16 Ekor Babi di Sikka Mati, Kadis Pertanian Sikka Sebut 3 Ekor Babi Positif ASF

 

 

Ia berharap, pemerintah daerah Kabupaten Ende harus mengambil langkah taktis untuk pencegahan seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Ngada.

"Pemerintah Kabupaten sudah mengeluarkan edaran penertiban keluar masuk ternak babi. Sekarang kita minta pemerintah supaya segera mengambil langkah tegas atas masalah ini," ungkapnya.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Marianus Aleksander mengaku bahwa, hingga saat ini Kabupaten Ende masih bebas dari virus yang sangat berbahaya bagi babi tersebut.

Meski demikian, pihaknya tetap menurunkan tim untuk melakukan pengawasan untuk mengawasi keluar masuk ternak babi di wilayah perbatasan.

"Virus ASF ini belum ada obat yang ampuh. Oleh karena itu harus perketat pengawasan keluar masuk ternak babi di daerah perbatasan untuk lakukan antisipasi," ungkapnya.

Marianus mengungkapkan, untuk tindakan pencegahan, pihaknya akan meminta disinfektan dari pemerintah provinsi untuk diberikan kepada para peternak babi.

"Kami juga menghimbau kepada peternak babi supaya menerapkan biosecurity seperti isolasi ternak babi, kontrol arus lalu lintas orang lain ke kandang babi, perhatikan sanitasi, dan penggunaan pakan," ungkapnya. (tom)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved