Breaking News

Berita Maumere

20 Tahun Jualan Sarung Khas Maumere, Selestina Punya Pelanggan Sampai di Bali Hingga Perancis

Selestina Dua Ikang, Penjual Sarung Khas Maumere di Pasar Alok, Kota Maumere, Kabupaten Sikka sudah 20 tahun jualan sarung.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ARIS NINU
SARUNG-Sarung khas Maumere di Pasar Alok Maumere yang dijual Selestina Dua Ikang. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Sudah 20 tahun lamannya, Selestina Dua Ikang, warga Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka berjualan sarung khas Maumere.

Ia mengaku sudah jualan sarung sejak ada Pasar Bongkar Maumere hingga pindah ke Pasar Alok.

Setiap hari ia dibantu anak-anaknya menjajankan sarung Maumere di los yang ada di Pasar Alok.

Los ia menjual sarung berada di samping ATM BRI. Setiap pagi hingga sore ia tak bosan-bosan dan jenuh menanti pembeli dan pengunjung.

Baca juga: Peringati HUT ke 77 RI, Jajaran Rutan Larantuka Pakai Sarung Tenun Ikat NTT saat Upacara Bendera

Kepada TRIBUNFLORES.COM di Pasar Alok, Minggu,5 Februari 2023 siang, Selestina menuturkan, sarung khas Maumere ini dibeli dari panen yang ada di Sikka.

"Saya beli dari para penenun yang setiap Selasa jualan di Pasar Alok. Ada yang datang ke tempat saya lalu jual. Saya beli baru saya jual lagi," kata Selestina.

Ia menjelaskan, harga sarung khas Maumere ini dijual berkisar antara Rp 300 ribu, 400 ribu, 500 ribu, 600 ribu dan 800 ribu per-lembar.

"Saya jual dari harga Rp 300 ribu sampai Rp 800 ribu. Setiap hari ada yang datang beli. Pelanggan saya ada dari Bali, Surabaya dan Jakarta. Ada juga dari Perancis. Mereka pernah datang beli lalu foto sarung yang saya jual. Setiap hari ada yang datang beli. Kalau lagi ramai pasti sehari 80 lembar yang terjual. Saya di Pasar Alok sudah 16 tahun jualan sarung. Tetapi saya sudah 20 tahun jualan sarung dari Pasar Bongkar sampai Pasar Alok," paparnya.

Baca juga: KOMODO GIFT, UMKM Binaan Bank NTT Kini Banjir Pengunjung Hingga Pejabat Negara

 

 

Ia mengatakan, setiap malam ia terpaksa tidur di pasar karena takut sarungnya dicuri.

"Banyak pencuri saya tiap malam tidur di pasar. Pagi sampai sore anak-anak bantu lalu mereka pulang saya jaga. Saya takut orang curi," tutur Selestina.

Ia menegaskan, jualan sarung sudah lama ia geluti dan sudah berkat bagi keluarganya.

"Saya tetap jualan sarung. Kadang jual bawang tapi saya fokus jual sarung," ungkapnya.(ris)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved