Kalender Liturgi Katolik Hari Ini

Kalender Liturgi Katolik Sabtu 11 Februari 2023 Injil Hari Ini dan Renungan Harian Katolik

Kalender Liturgi Katolik Sabtu 11 Februari 2023.Kalender Liturgi Katolik lengkap juga dengan Renungan Harian Katolik. Baca renungan harian katolik ini

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-IK NAGEKEO
GEREJA KATOLIK AERAMO - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo di Aeramo Nagekeo. Kalender Liturgi Katolik Sabtu 11 Februari 2023.Kalender Liturgi Katolik lengkap juga dengan Renungan Harian Katolik. Baca renungan harian katolik ini 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kalender Liturgi Katolik Sabtu 11 Februari 2023.

Kalender Liturgi Katolik lengkap Injil Hari Ini.

Kalender Liturgi Katolik lengkap juga dengan Renungan Harian Katolik

Sabtu Pekan Biasa V, gereja merayakan pesta fakultatif S.P. Maria dari Lourdes.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Sabtu 11 Februari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I: Kej 3:9-24

Mazmur Tanggapan: Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13

Bait Pengantar Injil: Mat 4:4b

Bacaan Injil: Mrk 8:1-10

Bacaan I Kej 3:9-24

Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah.

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, "Di manakah engkau?"

Ia menjawab, "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini,
aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi."
Tuhan bersabda,
"Siapakah yang memberitahukan kepadamu,
bahwa engkau telanjang?
Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?"
Manusia itu menjawab,
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan."
Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu,
"Apakah yang telah kauperbuat ini?"
Jawab perempuan itu,
"Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan buah itu."
Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu,
"Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak
dan di antara segala binatang hutan.
Dengan perutmulah engkau akan menjalar
dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu!
Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda,
"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak;
dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;
namun engkau akan berahi kepada suamimu,
dan ia akan berkuasa atasmu."
Lalu sabda-Nya kepada manusia itu,
"Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu
dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan
maka terkutuklah tanah karena engkau!
Dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu;
semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu,
dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,
sampai engkau kembali lagi menjadi tanah,
karena dari situlah engkau diambil;
sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya,
sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang
untuk manusia dan untuk isterinya itu,
lalu mengenakannya kepada mereka.
Bersabdalah Tuhan Allah,
"Sesungguhnya
manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat;
maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya
dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya,
sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden
supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Tuhan Allah menghalau manusia itu,
dan di sebelah timur Taman Eden
ditempatkan-Nyalah beberapa kerub
dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar,
untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13 R:1

Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun temurun.

*Sebelum gunung-gunung dilahirkan,
sebelum bumi dan dunia diperanakkan,
bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah.

*Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi,
seperti rumput yang bertumbuh,
di waktu pagi tumbuh dan berkembang,
di waktu petang lisut dan layu.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!


Bait Pengantar Injil
Mat 4:4b

Manusia hidup bukan saja dari makanan melainkan juga dari setiap sabda Allah.


Bacaan Injil

Mrk 8:1-10

Mereka semua makan sampai kenyang.

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan,
Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata,
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.
Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku
dan mereka tidak mempunyai makanan.
Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar,
mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."
Murid-murid-Nya menjawab,
"Bagaimana di tempat yang sunyi ini
orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"
Yesus bertanya kepada mereka, "Berapa roti ada padamu?"
Jawab mereka, "Tujuh."

Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur,
lalu memecah-mecahkannya
dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan.
Dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
Mereka mempunyai juga beberapa ikan.
Sesudah mengucap berkat atasnya,
Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan.
Dan mereka makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa,
sebanyak tujuh bakul.
Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang.
Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.
Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya
dan bertolak ke daerah Dalmanuta.

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan Katolik

Pekan Biasa V, St Gregorius II - Paus ke 89

Jika mereka Ku-suruh pulang ke rumahnya dengan lapar.
Mrk 8:3

(Et si dimisero eos ieiunos in domum suam.)

Kasih Tuhan nyata dalam tangan kita yang memberi.

Apakah di jalan pulang itu tak ditemukan orang-orang yang bermurah hati? Yang tak memberikan sedikit pun perhatiannya pada orang-orang yang letih lesu dan lemah karena rasa lapar?

Bagaimana pun Tuhan mesti bertindak. Tak dibiarkanNya orang banyak itu pulang dalam keadaan lapar serta tanpa daya. Tetapi, ingatlah! Tuhan tak pernah mulai dari DiriNya sendiri. Rasa solider adalah tanda kebersamaan dalam 'sama melihat dan sama bertindak' terhadap satu keadaan mengkuatirkan.

Sebab itulah Tuhan bertanya, "Berapa roti ada padamu?" (Mrk 8:5). Perhatian kepada orang banyak menuntut keterlibatan setiap orang. Hati yang bersatu selalu jadi pijakan utama bagi 'kebersatuan hati yang beramal kasih dan yang berbagi.'

Kita pasti tak akan pernah hadapi kenyataan miris kehidupan dunia dengan daya upaya kita sendiri. Sebab itulah, tindakan untuk berbagi mesti menjadi satu Panggilan Hati untuk berpadu. Demi bekerja sama.

Tantangan terbesar bagi kemanusiaan adalah ketika orang sekian sibuk atas dasar kecemasan pada diri sendiri. Ketika orang hanya mau 'mencari dan menimbun roti' sungguh demi diri sendiri. Dan terlebih tak pernah tiba pada rasa puas dan berkecukupan bagi diri sendiri.

Cemas akan rejeki - roti hanya bagi diri sendiri adalah 'ibu kandung' yang melahirkan ketidakpedulian. Yang beranak pinakan ketamakan yang tak pernah berujung batas.

Hitunglah sekian banyak orang yang tak mujur nasibnya, hitunglah pula sekian banyak kepentingan umum 'yang tak pernah tiba di hati kita.' Sebab semuanya 'ditepis dan disuruh pulang dengan "tangan hampa.''

Tuhan tak ingin siapa pun pulang dengan tangan hampa. Tetapi Tuhan pasti berbuat sesuatu yang terbaik. Kita pasti sanggup menggandeng sesama, sanggup melepaskan yang punya kita demi sesama. Itu hanya mungkin ketika kita membuka genggaman tangan kita sendiri.

Disitulah kita pasti tersenyum dan berbahagia dalam Tuhan. Sebab sesama 'tidak rebah di jalan.' Dan hidup bersama pun tak terseret atau pun mungkin mandek di tengah jalan.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati. Amin.

Ikuti Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved