Banjir di Nagekeo
Diterjang Banjir Besar, Talang Perlintasan Air di KM 1.6 Kanan Desa Aeramo Ambruk
Banjir bersumber dari air kali Wakasa yang tak bisa melintas kolong jembatan karena tersumbat material keras berupa beberapa Pohon kayu.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Patrianus Meo Djawa
TRIBUNFLORES.COM, MBAY-Talang perlintasan air irigasi di atas Kali Wakasa menuju area persawahan di KM 1.6 Kanan, desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, ambruk setelah diterjang banjir besar yang terjadi pada Jumat, 24 Februari 2023, kamarin.
Banjir bersumber dari air kali Wakasa yang tak bisa melintas kolong jembatan karena tersumbat material keras berupa beberapa Pohon kayu - kayu berukuran besar yang melintang di bawah kolong jembatan.
Terhitung telah tiga kali talang perlintasan air ini jebol diterjang banjir.
Pada titik saluran yang jebol, air yang sejatinya harus mengalir mengairi 90 Hektare sawah petani kini berbelok kembali menuju kali.
Baca juga: Banjir di Magepanda, Warga Desa Done Minta Bronjong Biar Sawah Aman
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone berujar, pihaknya telah melakukan identifikasi dilokasi kejadian dan tengah berupaya sesegera mungkin untuk penanganannya
Untuk upaya penanganan sementara, pihak BPBD tengah memobilisasi Eksavator menuju ke lokasi bencana di kali Wakasa untuk pembersihan material kayu dan pengerukan sedimen termasuk pembersihan sedimen tanah di RT 25, Desa Aeramo yang terdampak banjir.
Sementara, untuk mengatasi talang air yang jebol, BPBD akan memperbaikinya dengan mendirikan Box culvert.
"Hari Senin kita bangun pake Box culvert, memang agak sulit saat pengangkutan box culvert karena harus butuh alat. Tapi kita akan segera atasi," ujar Gusti.
Baca juga: Mesin KM Exel Mati di Pulau Kera, Tim SAR Kupang Evakuasi 12 Kru
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, , klimatologi dan Geofisika NTT yang diterima BPBD Nagekeo memperkirakan puncak cuaca ekstrim di Kabupaten Nagekeo akan berlangsung hingga 28 Februari 2023.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah mengeluarkan status siaga darurat bencana selama tiga bulan terhitung sejak Januari hingga Maret 2023.
"Mengingat masih tingginya intensitas hujan di Kabupaten Nagekeo, saya peringatan kepada masyarakat agar selalu waspada berada di daerah - daerah yang berpotensi terkena dampak bencana. Misalnya, didaerah-daerah tanah miring, menjauhi kawasan sungai dan kali," kata Gusti.
Jika terjadi bencana, Agustinus meminta agar warga segera melaporkan ke Pemerintah Desa terdekat untuk penanganan.
Berita TRIBUNFLORES.COM di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.