Berita Nagekeo

Harga Beras Sudah Turun Tapi Pembeli di Pasar Danga Mbay Tetap Bilang Terlalu Mahal

Harga beras di Nagekeo menurut penjual sudah turun tapi pembeli masih mengaku mahal sekali di Pasar Danga Mbay Nagekeo.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/PATRIANUS MEO DJAWA
TUNGGU PEMBELI-Adrian (39) menunggu pembeli beras di gerainya di Pasar Danga, Kabupaten Nagekeo, Selasa, 7 Maret 2023 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Patrianus Meo Djawa

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Harga kebutuhan pangan terutama beras di Pasar Danga, Kota Mbay, Ibukota Kabupaten Nagekeo saat ini terpantau mulai mengalami penurunan.

Bila dibandingkan dengan harga beras dua minggu sebelumnya, harga beras di pasar Danga saat ini mulai turun Rp 1000 per kilogramnya.

Ardian (39), salah satu pedagang di Pasar Danga berujar, untuk setiap jenis beras yang dijual di gerainya, telah mengalami penurunan sebesar Rp 1000 rupiah.

Menurut Adrian, penurunan harga beras di gerainya terjadi setelah dirinya membeli beras dari Surabaya, juga beras lokal dari Lembor, Manggarai Barat.

Baca juga: Beras di Pasar Ruteng Naik Harga Rp 4.000 Sampai Rp 5.000 Per Kilogram 

 

 

Meski menurun, Adrian mengaku masih ada sejumlah pembeli yang merasa kalau harga beras di pasar saat ini masih terlampau tinggi.

"Harga sudah turun tapi masih ada pembeli yang bilang terlalu mahal," ujar Adrian kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa, 7 Maret 2023.

Beras kelas medium seperti Impari 6 dijual Rp 14 ribu per kilogramnya lebih rendah dari dua pekan sebelumnya yang dia jual seharga Rp 15 ribu per kilogram.

Penurunan harga beras juga terjadi pada kelas beras Premium yakni beras Membramo dan beras Impari GT yang di jual seharga Rp 15 ribu dari harga jual sebelumnya sebesar Rp 16 ribu rupiah.

Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nagekeo, Fortunatus Mbawo,S.Pi berujar, melonjaknya harga beras di pasar Danga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kebijakan penutupan air irigasi, gagal panen serta terganggunya arus distribusi logistik beras dari Sulawesi dan Surabaya dimana selama beberapa minggu terakhir ini tidak dilakukan lagi.

"Sehingga, beras yang saat ini berada dipasaran adalah beras asli milik petani Mbay yang jumlahnya sangat terbatas," ujar Fortunatus Mbawo kepada TRIBUNFLORES.CM, diruang kerjanya, Senin, 27 Februari 2023 lalu

Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Koperindag telah berupaya menekan laju lonjakan harga beras dengan menerapkan kebijakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) khusus beras ditingkat konsumen atau yang lebih dikenal dengan istilah operasi pasar.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved