Berita Lembata

Data Tidak Akurat, Investor Enggan Investasi di Lembata

Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa mengingatkan pentingnya akurasi data untuk kebutuhan perencanaan pembangunan maupun investasi.

Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/RICO WAWO
Forum Grup Discussion (FGD) Kabupaten Lembata dalam Angka 2023 dan Pembinaan Data Statistik Sektoral digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lembata di Ballroom Olimpic,Kota Lewoleba,Kamis 16 Maret 2023.   

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Akurasi data statistik di Lembata menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Data statistik penting untuk membuat perencanaan pembangunan yang tepat selain  data yang akurat juga bisa mendorong investasi di Lembata. 

Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa mengungkapkan membuka Forum Grup Discussion (FGD) Kabupaten Lembata dalam Angka 2023 dan Pembinaan Data Statistik sektoral digelar kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lembata di Ballroom Olimpic, Lewoleba, Kamis 16 Maret 2023.

"Data jadi masalah di mana-mana. Pemda tidak bisa rencanakan program tanpa dukungan data dari BPS. Saya yakin BPS yang punya kapasitas soal data,"ujar Marsianus. 

Marsianus pernah dihubungi salah satu investor dari Jakarta yang ingin berinvestasi produk kelapa di Lembata. Investor tersebut meminta data produksi kelapa per bulan yang ada di Lembata.

Baca juga: Besok, BPH Migas Datang di Lembata Bahas Persoalan BBM

 

"Setelah saya kirim, dia bilang tidak mungkin pulau sebesar Lembata produksinya begini," kenang Marsianus. Investor tersebut menganggap data produksi kelapa itu tidak akurat. 

Kepala BPS Lembata, Felixia Penaten Kelo Siola, mengakui ada perbedaan data statistik antarinstansi lingkup Pemda Lembata dan belum ada data yang berkualitas. 

Hal ini terjadi diantaranya mekanisme koordinasi yang belum optimal, banyak data sektoral yang dipegang oleh individu.  Jadi masih ada ego masing-masing instansi.

Sebab lainnya komunikasi yang tidak optimal, format data yang dipakai tidak terbuka, dan belum ada meta data. Jadi data sektoral hanya berupa angka angka saja.

Baca juga: Peserta JKN di Kabupaten Lembata Capai 103.8 Persen, Pemda Lembata Dorong Capaian UHC di Indonesia

"Salah satu peran BPS itu sebagai pembina data sesuai ketentuan peraturan UUD. Tujuannya untuk tingkatkan pemahaman SDM pemda soal data, tingkatkan kualitas data statistik sektoral dan bangun kolaborasi dan kemandirian penyelenggaraan statistik sektoral," imbuhnya. 

Siola mengungkapkan, pada masa sekarang ini keberadaan data menjadi sangat penting. Data digunakan sebagai bahan perencanaan dan evaluasi dalam setiap kegiatan. Dalam pembangunan di daerah, untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan ditunjukkan dengan data yang menjadi indikator-indikator pembangunan.

Pengelolaan data statistik sektoral merupakan salah satu inisiasi dari kebijakan Satu Data Indonesia yang sangat dibutuhkan untuk menyatukan seluruh informasi data statistik sektoral sehingga tidak terdapat lagi perbedaan data yang tumpang tindih.

“Kebijakan data statistik diarahkan untuk mewujudkan ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas dengan kriteria akurat, cepat, relevan, aktual, tepat waktu serta mudah diakses,” ujarnya.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Lembata Mengamuk Lontarkan Lava Pijar Senin Malam

Dikatakannya, tujuan pelaksanaan kegiatan antara lain membangun koordinasi tentang penyediaan metadata, memperkuat tata kelola data statistik sektoral sebagaimana prinsip Satu Data Indonesia, mendukung keterbukaan informasi data, dan meningkatkan komitmen dalam menyediakan data berkualitas.

Ia juga meminta dukungan dari peserta sosialisasi dalam pengelolaan data agar bekerjasama untuk menghasilkan data yang berkualitas demi terwujudnya Lembata Satu Data untuk Indonesia Satu Data.

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved