Berita Sikka

Guru Mulok di SMAN 2 Maumere : Kami Sudah 1 Tahun Terapkan Tenun Ikat Sebagai Mata Pelajaran

Sudah setahun pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Maumere di Kota Maumere, Kabupaten Sikka

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
SISWA SMAN 2 MAUMERE-Siswa-siswi SMA Negeri 2 Maumere sedang berpose bersama kedua pendamping mata pelajarana Mulok yaitu Verleta N.D Anin,S.Pd dan Theresia Elisvita,S.Pd di Aula Sekolah, Kamis 30 Maret 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM Maria Mangkung

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sudah setahun pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Maumere di Kota Maumere, Kabupaten Sikka telah menerapkan tenun ikat sebagai bagaian dari Mata Pelajaran (Mapel) Muatan Lokal (Mulok).

Matpel mulok ini diterapkan karena sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal dan nilai budaya yang ada di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi kepada TribunFlores.com, di Maumere, Kamis 30 Maret 2023, mengatakan, saat ini pihak sekolah sudah melakukan proses belajar mengajar pembuatan tenun ikat Sikka sehingga bisa menghasilkan tenun sejak awal tahun 2022 lalu.

"Sudah dilaksanakan sejak tahun ajaran baru. Pada tahun 2022 lalu semua kita lakukan agar budaya pembuatan tenun ikat kita tidak akan punah dan selalu ada yang meneruskan," ucap Andreas.

Baca juga: Antusias Siswa dan Guru SMAN 2 Maumere Ikuti Pelindo Mengajar

 

 

Menurut Andreas, selama setahun ini pihak sekolah menyediakan dua tenaga pendidik yang ahli di bidang tenun untuk mendampingi siswa-siswi.

Selain itu, ada pelatih yang sudah disediakan dari Dinas Perindustriaan dan Perdagangan Kabupaten Sikka.

"Kami sudah MoU dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sehingga hasil tenun siswa di sini dapat diperjual belikan dan hasilnya akan kembali ke mereka," ujarnya.

Sementara itu, Verleta N.D Anin,S.Pd dan Theresia Elisvita,S.Pd sebagai guru pemdamping mata pelajaran mulok menyampaikan senang melihat antusias para siswa-siswi yang punya keahlian di bidang membuat tenun ikat budaya Sikka.

"Yang pastinya kami senang kami dapat belajar bersama-sama, kalau kami berdua dipilih karena kami paham tentang proses pembuatannya," ucap Verleta dan Theresia secara serentak.

Mereka berharap kepada pemerintah agar kurikulum terkait mata pelajaran mulok ini tidak dirubah lagi dan akan terus diterapkan oleh setiap sekolah sesuai dengan budaya setempat.

"Pemerintah boleh ganti tapi jangan dengan kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah kami jalankan agar kedepan anak-anak fokus mengembangkan kemampuannya dibidang pembuatan kain tenun," terang Verleta N.D Anin,S.Pd.

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved