Semana Santa 2023

Semana Santa 2023, Ace Menangis saat Mengaji Semana di Kapela Tuan Ma di Larantuka Flores Timur

Semana Santa 2023, Ace peziarah semana santa Menangis saat Mengaji Semana di Kapela Tuan Ma di Larantuka Flores Timur.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / PAULUS KEBELEN
MENANGIS - Ace mengusap air matanya dengan kain saat ibadat penutupan mengaji semana di Kapela Tuan Ma, Rabu 5 April 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Seorang perempuan lanjut usia tak kuasa menahan tangis saat mengikuti penutupan mengaji semana oleh suku Kapitan Jentera di Kapela Tuan Ma, Kelurahan Larantuka, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Rabu 5 April 2023.

Dari pintu bagian barat Kapela Tuan Ma, perempuan bernama Klara Wungukung atau biasa disapa Ace (60) meluapkan isi hatinya di hadapan Bunda Maria.

Ia mengusap air matanya dengan kain hitam yang ukurannya seperti sarung.

Wajahnya semakin mengkerut seperti menyimpan beban teramat berat. Sesekali ia memejamkan dua bola mata dan mengangkat kepalanya menghadap langit-langit kapela. Ia menatik nafas panjang saat ratusan peziarah bernyanyi lagu 'Sinyor Deo'.

Baca juga: Live Streaming Semana Santa Larantuka Rabu Trewa 5 April 2023 di Flores Timur NTT

 

Saat disambangi wartawan, perempuan kelahiran 30 Oktober 1962 ini langsung mencurahkan isi hatinya tentang lagu Sinyor Deo kerap dinyanyikan sang ayah tercinta, Dominikus Rau WunguKung.

Ace mengaku merindukan sosok ayahnya setelah mendengar lagu Sinyor Deo. Lagu itu biasa dinyanyikan sang penafkah semasa hidupnya hingga dipercayakan memegang kunci Kapela Tuan Ma.

Bukan semata untuk ayah, lagu ratapan dalam bahasa Latin ini juga membuatnya merasakan duka mendalam usai ditinggal mati ibunya, Maria Wilhelmina da Silva. Dua sosok berharga ini pergi saat usianya mulai dewasa.


"Saya rasa terharu. Bapa dulu pegang kunci Kapela Tuan Ma, mama kerja jadi bidan bersalin," katanya sambil melihat sebuah album foto perempuan di ruang tamu rumahnya.

Sambil menitikan air mata, ibu dua anak ini mengaku belum menikah. Hubungannya dengan pujaan hati tak sampai ke altar gereja karena calon suaminya enggan bertanggung jawab.

"Kita mau tapi mereka (calon suami) yang tidak mau," ungkapnya.

Ace memiliki dua putera yang kini sudah dewasa. Anak sulung berhasil lulus sarjana namun belum mendapat pekerjaan, sementara bungsu tidak tamat SMK tinggal bersama saudaranya di Jalan Tiga.

Rumahnya hanya dibatasi pagar Kapela Tuna Ma, KBG Pantai Kebi 1, Lingkungan Maria Haleluya. Rumah tembok kuning pucat itu merupakan warisan ayahnya sebelum berpulang ke pangkuan sang khalik.

Meski hidup dalam kesederhaaan, perempuan tegar ini tak pantang menyerah. Biaya makan minum sehari-hari datang dari usahanya menjual lilin dan bantuan saudara lelakinya yang bekerja di Surabaya.

Kenangan indah bersama ayah ibunya membuat Ace sering meneteskan air mata. Ia ingin keduanya kembali hadir dalam hidupnya meski semua itu sangat mustahil.

"Saya ingin bapa dan mama ada. Tapi kan tidak bisa, itu Tuhan Deo (Allah) punya barang," ungkapnya.

Baca juga: Semana Santa 2023, Kesaksian Lois de Rosari Pemegang Kunci Kapela Tuan Ana di Larantuka Flores Timur

Kisah Lois

Langit masih gelap. Matahari belum menyingsing di ufuk timur. Suhu udara yang dingin sedikit menusuk kulit di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Jalanan masih lengang, hanya beberapa kendaraan lewat. Terdengar lantunan mada pujian pagi dari kapela terdekat. Tanda umat di sekitar lingkungan Kapela Tuan Ana sedang melaksanakan ibadat harian.


Tepat pukul 04.38 Wita, tampak seorang pria paruh baya sedang duduk seorang diri tepat di bahu jalan Taman Doa Pieta Mater Dolorosa atau Maria pangku jenazah Yesus yang diturunkan dari salib.


Pria itu adalah Lois de Rosari (61). Ia duduk sambil menatap Kapela Tuan Ana yang letaknya di sisi barat Taman Pieta. Lois mengenakan kaos kerak berwarna biru toska dan celana jeans pendek. Matanya hanya tertuju pada Kapela Tuan Ana.


Taman doa dan Kapela Tuan Ana berada di jalur strategis yaitu jalan protokol Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Tak heran bila peziarah mudah menemukan dua tempat doa ini.

" Saya jam 4 pagi sudah berjaga di sini. Karena saya properti atau pemegang kunci di Kapela Tuan Ana. Pagi saya datang untuk matikan lampu," ungkap Lois kepada TribunFlores.Com, Rabu pagi 5 April 2023.


Tahun 2023, Semana Santa kembali dilaksanakan untuk umum. Keuskupan Larantuka mengumumkan bahwa prosesi paskah ini terbuka untuk seluruh peziarah tanpa membedakan suku, agama, ras dan budaya manapun.

Sebagi perpetu Kapela Tuan Ana, Lois mengaku sangat bahagia dan bersyukur karena Semana Santa 2023 digelar.

Kabar ini menjadi berita penuh sukacita yang dirasakan oleh Lois secara pribadi. Pasalnya selama menjadi perpetu kurang lebih tiga tahun, Semana Santa ditutup untuk umum akibat Covid-19.

Peziarah yang datang mendaraskan doa intensi pun tak banyak dan dibatasi saat Paskah. Namun, sejak Keuskupan mengumumkan Semana Santa 2023, ia melihat kehadiran para peziarah memenuhi hotel dan rumah-rumah warga di Kota Larantuka.

Para peziarah mulai banyak berkunjung di Kapela Tuan Ana untuk memanjatkan devosi di Kapela Tuan Ana. Lois sangat senang ketika sore hari melihat para peziarah datang menyalakan lilin dan berdoa di Kapela Tuan Ana.

Sepanjang tahun kapela Tuan Ana ditutup. Berada di dalam pagar dilengkapi pintu gerbang, tidak ada yang bebas datang dan masuk ke kapela ini.

Saat pagi hari, Lois kerap menerima titipan lilin doa dari para peziarah untuk dibakar di dalam Kapela. Karena peziarah tidak diijinkan masuk ke dalam kapela.

" Saya sudah pensiun dari PNS tiga tahun lalu dan dipilih oleh para konferia menjadi perpetu Kapela Tuan Ana," kata Lois.

Lois menjelaskan, jabatan perpetu ditentukan para konferia dengan banyak pertimbangan yang ia tak ketahui.

Menjadi Perpetu Kapela Tuan Ana hanya tiga tahun dan tugas yang diembanya ini secara resmi diatur dalam SK Uskup Larantuka.

"Kami kerja atas SK Uskup Larantuka. Wajib menjaga seluruh isi Kapela. Semua ornamen yang ada di dalam kapela tidak diperkenankan untuk dikeluarkan atau ditunjukan untuk umum tanpa persetujuan Uskup," ujar Lois.

Ayah tiga anak tak pernah menyangka jika ia dipilih oleh konferia menjadi perpetu Kapela Tuan Ana. Menurutnya tak ada yang istimewa dari dirinya. Namun ia bersyukur menjadi pelayan Tuhan.

" Saya bersyukur dipilih untuk melayani Tuhan. Saya punya anak tiga orang dan satu anak saya seorang frater sedang menjalani tahap orientasi pastoral (TOP) dan selalu menjadi intensi penyerahan saya kepada Tuhan saat menjadi perpetu," kata Lois sambil mengusapkan air mata yang perlahan membasahi pelupuk.

Lois menjalankan tugas sebagai perpetu Kapela Tuan Ana selama tiga tahun. Harusnya berakhir di bulan Desember 2022 lalu tetapi diperpanjang hingga April 2023. Kata Lois, setelah perayaan Paskah 2023 usai maka perpetu diganti.

" Harusnya saya sudah selesai Desember 2022 lalu tapi diperpanjang karena ada Semana Santa 2023. Setelah Semana Santa nanti saya selesai dan diganti oleh perpetu," pungkas Lois sambil berdiri dan berjalan menuju pintu gerbang Kapela Tuan Ana.

Lois membuka gembok gerbang dengan kunci yang ia simpan. Sebelum masuk ke dalam Kapela Tuan Ana, Lois menyampaikan bahwa pada sore hari akan ada pembersihan Kapela oleh petugas.

Ia menuturkan, pintu depan Kapela yang menghadap jalan dan laut ditutup. Pintu yang akan dibuka hanya pintu samping utara Kapela Tuan Ana. Memasuki pekan suci dalam perayaan Semana Santa, tak ada aktivitas ibadat atau ziarah.

Kunjungan ke kapela ini bahkan dibuka untuk peziarah hingga Jumat Agung sebelum patung Tuan Ana dan segala ornamennya dihantar ke Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka untuk prosesi Semana Santa.

Pintu Kapela Tuan Ana akan dibuka seluruhnya oleh dilakukan Raja Larantuka keturunan marga Diaz Viera de Godinho (DVG).

Sepanjang tahun kapela Tuan Ana ditutup. Berada di dalam pagar dilengkapi pintu gerbang, tidak ada yang bebas datang dan masuk ke kapela ini.

" Kapela Tuan Ana, termasuk Kapela Tuan Ma, baru mulai dibuka untuk umum pada hari Kamis Putih. Yang berhak membuka pintu kapela tersebut adalah Raja Larantuka, "kata Lois.

Setelah dibuka barulah umat atau peziarah boleh masuk ke dalamnya untuk berdoa dan menyembah Tuhan.

Masuk ke kapela ini selalu dalam suasana hening karena orang datang untuk berdoa dan menyembah Tuhan.

Ikuti Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved