Semana Santa 2023

Toleransi Semana Santa, Umat Muslim Jualan di Depan Gereja Katolik Katedral Larantuka

Peran keamanan tak berhenti sampai di situ. Pemuda masjid menjaga gereja-gereja saat umat katolik mengikuti perayaan ekaristi di Hari Paskah

|
Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
TOLERANSI BERAGAMA - Imma Banu (55), pedagang muslim sedang melayani peziarah katolik di depan Gereja Katedral Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Kamis 6 April 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Prosesi Semana Santa Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores bukan semata milik umat katolik. Kesakralan devosi katolik bercampur adat turut dirasakan umat muslim.

Selama menjalankan tradisi devosi, banyak pemuda muslim bertugas menjaga keamanan di jantung kota berjuluk Reinha Rosari, tepatnya di lintasan prosesi diikuti ribuan peziarah.

Peran keamanan tak berhenti sampai di situ. Pemuda masjid menjaga gereja-gereja saat umat katolik mengikuti perayaan ekaristi di Hari Paskah atau peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dan Hari Natal atau kelahiran Yesus Kristus.

Kemudian saat Hari Raya Idul Fitri, banyak pemuda katolik terlibat dalam pengamanan di halaman masjib agar umat muslim khusyuk menunaikan shalat.

Baca juga: LIVE STREAMING Semana Santa 2023 Pentakhtaan dan Cium Patung Tuan Ma di Larantuka Flores Timur

 

Bukan saja urusan keamanan, pihak Keuskupan Larantuka juga memberikan ruang bagi umat muslim untuk menjajakan jualan di depan Gereja Katedral Larantuka.

Disaksikan wartawan, Kamis 6 April 2023, tiga perempuan berjilbab menawarkan air mineral dan minuman fanta kepada peziarah katolik. Lapak konstruksi bambu dan beratap terpal biru menjadi tempat teduh untuk bertransaksi sambil bersenda gurau.

"Saya sangat gembira karena kami juga merasakan kesakralan prosesi Semana Santa. Semua umat disini saling menjaga toleransi," kata Imma Banu (55) di lapak jualannya.

Warga Kelurahan Ekasapta, Kecamatan Larantuka menerangkan, selama ini mereka hidup saling berdampingan dalam rumpun budaya lamaholot.

Prosesi Semana Santa, ungkap Imma, adalah upaya menginvestasi kerukunan antar umat beragama. Ia turut sedih saat devosi Semana Santa dibatalan selama tiga tahun beruntun akibat pandemi Covid-19.

"Sebagai anak lewotanah lamaholot, Insya Allah persaudaraan ini tidak bisa ditukar dengan apa pun," katanya.

Perempuan berjilbab cokelat ini menjajakan aneka minuman bersama tiga orang sesama muslim. Selain mencari uang, ketiganya ingin melayani peziarah yang mengantri ID Card di pelataran Gereja Katedral Larantuka.

"Baru jual hari ini (Kamis 6 April 2023) sekitar pukul 13.00 Wita tadi," jelasnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved