Wisata Flores
Kampung Adat Bena, Tempat Wisata dengan Pesona Keindahan di Ngada Flores
Kampung Bena,perkampungan megalitikum yang berada Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Kampung Bena diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun yang la
Nga’du berarti simbol nenek moyang laki-laki dan bentuknya menyerupai sebuah payung dengan bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk, hingga bentuknya mirip pondok peneduh.
Baca juga: Wisatawan Inggris Bilang Kampung Adat Wae Rebo Indah, Tempat Wisata Flores Bak Negeri di Atas Awan
Tiang ngadhu biasa dari jenis kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika pesta adat.
Sedangkan Bhaga berati simbol nenek moyang perempuan yang bentuknya menyerupai bentuk miniatur rumah.
Wisatawan juga akan melihat rahang babi yang digantung pada teras rumah yang melambangkan jumlah babi yang dikorbankan pada saat upacara pembangunan rumah adat. Tanduk kerbau yang dipajang juga menandakan status sosial masyarakat.
Bangunan rumah di Kampung Adat Bena tak sekadar hunian namun memiliki makna yang mendalam terkait lingkungan.
Mereka menjaga alam sebagai ibu yang menghidupi keberlanjutan kehidupan anak-cucu Kampung Bena. Tak heran bila eksistensi kampung ini masih terjaga, baik dari aristektur banguna, sejarah dan tradisi.
Mayoritas perempuan Kampung Adat Bena bekerja sebagai penenun kain tradsional. Di sini, wisatawan juga bisa melihat mama-mama menenun.
Mereka mengolah kapas dengan cara manual untuk menghasilkan selembar kain tenun yang indah. Kain ini dijual ke wisatawan dengan kisaran harga mencapai Rp 300 ribuan. Wisatawan juga dapat membeli syal tenun khas Bena dengan harga 75.000-100.000.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.