Kasus Rabies di Sikka
Anggota Banggar DPRD Sikka Sebut Tidak Ada Renja Dinas Pertanian Sikka untuk Pengadaan Vaksin Rabies
Kasus Rabies di Sikka meningkat dan sudah memakan korban. Korban tewas akibat rabies merupakan bocah 4 tahun. Kini Pemda Sikka berupaya eliminasi HPR.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Anggota DPRD Kabupaten Sikka dari Fraksi PKB, Simon Subandi yang juga merupakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Sikka, menyebutkan, anggaran pengadaan vaksin rabies seharusnya ada di Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian tahun anggaran 2022.
"Itu kalau dianggap penting, artinya Bupati bersama jajaran harus memprioritaskan anggaran ini. Jadi didalam Renjanya mereka ini apakah masuk ke Bapelitbang dan diakomodir atau tidak, tapi kami tidak pernah melihat di pembahasan perubahan anggaran tahun 2022 baik di komisi maupun di Banggar itu tidak ada," ungkap politisi PKB Sikka ini.
Lebih lanjut Simon Subandi menyebutkan, pada saat pembahasan perubahan anggaran tahun 2022, dirinya meminta Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk membuat kajian pengadaan vaksin rabies.
Baca juga: Tangani Kasus Rabies, Pemda Sikka akan Pakai Dana BTT hingga Rencana Eliminasi Anjing
"Dan itupun tidak diakomodir di Bapelitbang, lalu kami mau bahas apa?" tanya Simon Subandi.
Pada saat pembahasan perubahan anggaran, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Sikka tidak ngotot untuk pengadaan vaksin rabies.
"Saran saya, inikan kejadian luar biasa, seharusnya diambil tindakan melalui dana tanggap darurat kan bisa, pos pengadaan vaksin rabies, itu untuk jangka pendek, tapi untuk jangka panjang, tahun ini pemerintah harus menganggarkan vaksin rabies," lanjut dia.
DPRD Tidak Utamakan Pokir
Dia juga menyebutkan, tidak benar apabila Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo menyebut anggota DPRD Kabupaten Sikka lebih mementingkan dana Pokok Pikiran (Pokir). Karena menurut dia, APBD merupakan kewenangan Bupati Sikka.
"Dia (red: Bupati Sikka) kan penentu arah kebijakan, kalau rabies tidak dianggap prioritas, ya seperti ini," tegas Simon Subandi.
Sebelumnya, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo usai memimpin rakor pengendalian rabies di lantai 3 Kantor Bupati Sikka, Selasa, 9 Mei 2023 lalu menyebutkan, anggaran pembelian vaksin rabies tidak disetujui DPRD Sikka, karena lebih mengutamakan pokir.
Padahal terkait penggadaan vaksin tersebut, sudah diusulkan pemerintah namun tidak disetuji DPRD Kabupaten Sikka.
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo juga menambahkan, berdasarkan laporan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, dalam pembahasan di komisi II DPRD Sikka, sudah disampaikan berulang-ulang kepada DPRD Sikka untuk pengadaan vaksin rabies namun anggaran itu dialihkan untuk pokir-pokir yang lain.
Baca juga: Bocah Korban Gigitan Anjing Rabies di Sikka Sempat 2 Kali Diberi VAR, dr. Clara: Tetap Waspada
Kondisi Fiskal Kabupaten Sikka Terbatas
Tangani Kasus Rabies di Sikka
Kasus Rabies di Sikka
Pengadaan Vaksin Rabies
Anggota Banggar DPRD Sikka
Dinas Pertanian Sikka
Simon Subandi
Tribun Flores.com
Nama-nama Bacaleg Partai Perindo Sikka, Ada 5 Pensiunan ASN dan 40 Persen Orang Muda |
![]() |
---|
Perindo Sikka Daftarkan Bacaleg ke KPU Sikka, Sabinus Nabu Optimis Raih 4 Kursi pada Pileg 2024 |
![]() |
---|
Serahkan Hibah ke INF, Bupati Nagekeo: Jangan Mempelajari Sesuatu yang Nantinya Tidak Berguna |
![]() |
---|
535 Orang di Lembata Terpapar HIV, Pemerhati dan Petugas Kesehatan Mulai Sosialisasi HIV dan AIDS |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Imam Katolik Keuskupan Agung Kupang RD Yeremias Siono Tutup Usia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.