Berita Flores Timur

Hilang Nyawa Perempuan Flotim, Tulang Punggung Keluarga Gantikan Peran Ayah Sakit

Kasus kematian akibat tindak pidana perdagangan orang yang menimpa seorang perempuan asal Flores Timur meninggalkan luka batin kepada keluarga.

Editor: Egy Moa
ISTIMEWA
Agnes Peni Muda (20), warga Solor, Kabupaten Flores Timur meninggal di Malaysia diduga menjadi korban iTPPO. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Kematian Agnes Peni Muda (20), diduga akibat tindak pidana perdagangan orang di Malaysia menyisahkan luka batin kepada sanak keluarganya. Agnes menjadi tulang punggung keluarga membiayai kuliah saudaranya menggantikan ayah yang kini menderita sakit ginjal.

Warga Desa Tanah Lein, Kecamatan Solor Barat, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur ini sempat bekerja sebagai penjaga jompo di PT. Agnes Lokon Internasional Manado bulan Oktober 2021 lalu.

Kepala Desa Tanah Lein, Yohanes Dedeo Werang mengatakan Agnes menjadi tulang punggung keluarga, menggantikan ayahnya yang sakit gagal ginjal.

"Bapaknya sekarang sakit ginjal dan sedang cuci darah di Maumere. Ibunya sudah lama meninggal, sekitar delapan tahun lalu," katanya kepada wartawan, Senin 5 Juni 2023.

Baca juga: Perempuan Asal Flores Timur Meninggal Diduga Korban Perdagangan Orang

Setahun bekerja sebagai pengasuh para jompo, Agnes selalu mengirimkan uang dan berhasil membiayai saudara sulungnya hingga bergelar sarjana pada salah satu kampus di Kota Ende.

"Dia (korban) anak kedua dari empat bersaudara. Dia bisa ongkos kakaknya kuliah di Ende, begitupun biayai dua adiknya," ungkap Yohanes.

Latar belakang ekonomi korban memang susah. Keputusan merantau dua tahun lalu dijalani dengan sungguh demi merubah hidup keluarganya. Ia bahkan menerima tawaran bekerja di Malaysia dengan imbalan besar.

"Kurang lebih satu tahun kerja, dia diajak temannya keluar kerja ke Kuala Lumpur Malysia," katanya.

Baca juga: Penjabat Bupati Flores Timur Bangga Acara Wisuda Universitas Flores Dikemas Dalam Nuansa Lamaholot

Yohanes menerangkan, sebelum meninggal dunia, korban sempat menghubungi keluarganya untuk memberitahu bahwa ia sedang sakit.

Bahkan, kata Yohanes, korban diantar beberapa orang mendatangi Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia lantaran tidak sanggup lagi dengan sakit yang dialami.

"Teman-temannya yang bantu urus selama dia sakit. Dia meninggal di Kedubes dan jenazahnya masih ada di rumah sakit," ungkapnya.

Yohanes bersama pihak keluarga berharap agar jenazah dipulangkan ke kampung halaman. Mereka terus menanti kedatangan Agnes dengan mendaraskan doa di tenda rumah duka.

Baca juga: Suka Duka Pemilik Perahu Menanti Wisatawan Kunjungi Pasir Timbul di Flores Timur

Yohanes bahkan mengalamatkan surat permohonan pemulangan jenazah kepada Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Kepala BP2MI, dan Duta Besar Republik Indonesia Luar Biasa dan Bekuasa Penuh RI di Malaysia. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved