Pater George Kirchberger SVD Meninggal

Eulogi untuk Pater George Kirchberger SVD, 'Sang Pengganggu' yang Telah Wafat

Tentang Kirch, saat masuk di Ledalero saya merasa ‘aneh’ dengan tindakannya. Saat itu Ledalero menjadi simbol keunggulan

|
Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
FOTO - Pater George Kirchberger SVD. Ia dikabarkan tutup usia, 5 Juni 2023. 

Dua misionaris ‘asing’ itu diutus ke komunitas pembinaan terbesar di dunia itu untuk mengganggu kenyamanan. Ya, mereka sebagai pengganggu.

Yang disebut pengganggu karena pendidikan filsafat dan status baru sebagai biarawan telah membuat banyak orang ‘lupa akan akar’ darimana mereka berasal. Mereka yang berasal dari kampung kemudian mengambil status baru yang kerap kontradiktoris.

Kirch dan Prior justru hadir dengan kesaksian hidup yang berseberangan. Keduanya yang berasal dari negara yang kaya dan hidup berkecukupan justru ‘mengumat’. Mereka menertawakan keanehan hidup para frater dan imam yang telah memperoleh ‘kasta’ baru setelah menjadi biarawan.

Bersama Prior, keduanya ‘mengganggu’ dengan cara yang unik. John Prior tentu dengan pikiran-pikirannya yang cukup kontroversial.

Ia banyak kali mengganggu kekakuan berteologi dan terutama mengganggu orang yang hanya mau menjaga kemurnian doktrin. Prior justru mengganggu dengan caranya yang sangat membuat banyak orang tidak nyaman.

Kirchberger menjadi orang yang mengganggu orang dengan mempraksiskan apa yang disebut teologi. Saya ingat saat di semester 2 kalau tidak salah, saat mengajar Patrologi, saya merasa sangat terkesan dengan penjelasannya. Pada jam istirahat saya langsung mencari buku Patrologi yang bercover agak coklat tua.

Di saat-saat itu saya ingat ada sebuah pertanyaan tentang pola pemilihan para uskup. Saya ingat pertanyaan ini saya ajukan kepadanya: Apakah pemilihan para uskup juga berkaitan dengan orang yang biasa protes dan sengaja diberi tugas sebagai uskup supaya ‘diam’.

Ia menjawab bahwa tidak demikian. Hanya Kirch sedang mengangkat hal-hal sensitif tentang pengangkatan Uskup tetapi dengan kalimat yang beranak sehingga kadang ia sembunyikan kritik yang mau disampaikan.

Tetapi saya menangkap ada pesan menarik. Dan itu benar ketika ia mulai menggugat dengan cara menarik tentang infalibilitas Paus lalu dikaitkan dengan pemilihan Uskup.

Tema-tema itu kian menarik karena di sana Kirch membeberkan pemikiran Hans Küng, teolog Swiss yang waktu itu 'masih cukup halus' dalam mengkritik meski kemudian cukup tegas mengkritik Gereja.

Saya bersyukur karena saat berada di madrid, saya hadiri kelasnya Hans Küng yang dulu dikisahkan oleh Kirch itu.

Jadi yang indah dari Kirch, bahwa dia bisa mengangkat tema-tema teologis mendasar mendunia. Dia sajikan dengan bahasa yang sangat terang meski terkesan agak kaku. Tetapi di sana sebenarnya ia mengajak para mahasiswa agar bisa mendalami lebih jauh apa yang ia sedang kemukakan. Diharapkan mereka bisa terdorong untuk bertanya dan mendalami secara sangat jauh.

Tetapi bukan itu yang utama. Kirchberger justru menunjukkan hal lain dengan perbuatannya yang nyata. Ia menghidupi apa yang ia sampaikan dan menyampaikan apa yang dia laksanakan. Itulah yang dilakukan Kirch untuk mengganggu.

Banyak orang tentu butuh waktu untuk bisa menyelami apa yang ia maksudkan dan tunjukkan. Tetapi bagi banyak orang, apa yang ditunjukkan itu menjadi sangat nyata dan jelas. Itulah Kirchberger.

Saya sangat yakin, kepergian Kirch merupakan kehilangan. Sebuah sayap telah patah dengan kematian John Prior SVD dan kini benar-benar dua sayap itu patah.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved