Berita Manggarai Barat
Cegah Rabies, Bupati Manggarai Barat Wajibkan Masyarakat Ikat HPR
Melaksanakan penertiban HPR dengan cara dikandangkan atau diikat, serta eliminasi HPR liar (tidak divaksin)," katanya dikutip dalam SE
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melakukan sejumlah langkah untuk mencegah penyebaran hewan penular rabies (HPR) dan korban gigitan anjing rabies.
Upaya tersebut dilakukan di tengah kasus gigitan anjing rabies yang merebak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Bupati Manggarai Barat, Edistasius meminta pemilik HPR, khususnya anjing, untuk mengikat dan menaruh peliharaan mereka di kandang.
HPR yang tak diikat atau dikandangkan akan dieliminasi. Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) tentang Penanganan dan Penanggulangan Rabies.
Surat edaran itu juga ditujukan kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat, camat se-Kabupaten Manggarai Barat, lurah atau kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat, organisasi perangkat daerah (OPD), serta pemangku kepentingan terkait.
Baca juga: Lima Bulan, 497 Warga Ende Digigit Hewan Penular Rabies
Kedua, Edi Endi meminta lurah/kepala desa untuk menertibkan pemeliharaan HPR hingga mengeliminasi hewan yang tidak divaksin.
"Melaksanakan penertiban HPR dengan cara dikandangkan atau diikat, serta eliminasi HPR liar (tidak divaksin)," katanya dikutip dalam SE tersebut, Senin 12 Juni 2023.
Ketiga, Edi Endi mengingatkan setiap kasus gigitan HPR agar dilaporkan kepada instansi terkait, seperti puskesmas, puskeswan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat dalam waktu 1 X 24 jam.
Keempat, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat juga harus segera melakukan vaksinasi rabies terhadap HPR di seluruh wilayah kabupaten, termasuk meningkatkan informasi komunikasi dan edukasi terkait pengendalian dan penanganan kepada masyarakat luas.
"Selain itu, melakukan surveilans dalam setiap kasus gigitan HPR, dan melakukan koordinasi dengan pemerintahan kecamatan dan kelurahan/desa untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi, penertiban pemeliharaan HPR, pendataan populasi HPR, termasuk informasi kasus gigitan HPR," imbuhnya.
Dia berharap masyarakat dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dari kejadian rabies lewat berbagai langkah yang telah dia tegaskan. Hal itu dia sampaikan mengingat Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
"Kasus rabies pun dapat menjadi ancaman serius bagi perkembangan pariwisata," pungkasnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Stok Vaksin Rabies bagi HPR di TTS Habis, Data Terkini 1 Korban Meninggal |
![]() |
---|
Lima Bulan, 497 Warga Ende Digigit Hewan Penular Rabies |
![]() |
---|
Kenali Ciri Anjing Rabies dan Pertolongan Pertama Jika Digigit |
![]() |
---|
Camat Borong Imbau Warga Kandangkan Anjing, Cegah Bahaya Penularan Rabies |
![]() |
---|
Flores Timur Butuh 50 Ribu Vaksin Booster Rabies, Vian Tokan : Anggaran 1,5 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.