Pemilu 2024
Elias Kaluli Making Ungkap Tantangan Pemilu 2024 di Lembata
Ketua KPU Lembata, Elias Kaluli Making menyebutkan pemilu mendatang merupakan pemilu yang berbasis aplikasi. Maka harus diantisipasi dengan baik.
Penulis: Ricko Wawo | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricardus Wawo
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA - Pada tahun 2021, KPU Lembata menemukan lebih dari 50 persen wilayah di Lembata belum dijangkau sinyal internet yang baik. Ini jadi salah satu tantangan yang akan dihadapi pada Pemilu 2024 mendatang.
Ketua KPU Lembata, Elias Kaluli Making menyebutkan pemilu mendatang merupakan pemilu yang berbasis aplikasi.
Maka, kebutuhan sinyal internet yang baik menjadi suatu keharusan selain kemampuan peserta pemilu memakai aplikasi berbasis digital.
Elias berujar kebutuhan internet yang berkualitas juga jadi syarat dari rekapitulasi elektronik atau E-Rekap yang akan diberlakukan pada pemilu 2024.
Baca juga: Kapela Santu Silvester Bere Manggarai Diresmikan, Silvester : Motivasi Saya Iman, Harapan dan Kasih
KPU Lembata sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk sama sama mengatasi kendala sinyal internet di pelosok-pelosok Lembata.
Selain sinyal internet, Elias juga mengungkapkan sejumlah tantangan saat menjadi narasumber dalam Media Gathering yang diselenggarakan Bawaslu Lembata di Mario Cafe, Lewoleba, Selasa, 11 Juli 2023.
Pada pemilu sebelumnya, durasi waktu pengadaan logistik berlangsung selama 150 hari. Sedangkan, pada 2024 nanti, tahapan pengadaan logistik hanya berlangsung 75 hari.
Baca juga: Respon Kapolda NTT Terkait Kematian Yehuda Agalakari Karyawan Hotel Sylvia Kupang
Tantangan berikutnya adalah soal kampanye langsung dan kampanye media sosial. Pengawasan di kampanye langsung lebih mudah.
Sedangkan, kampanye media sosial sulit dikontrol. Bahkan, sekarang sudah mulai terlihat informasi-informasi hoaks.
"Bahkan ada informasi yang terkesan membunuh karakter penyelenggara pemilu," kata Elias.
Eman Krova, peneliti sosial, menyebutkan Pemilu itu suatu proses memanusiakan manusia sebagai makhluk politik (zoon politikon). Oleh sebab itu, pemilu adalah proses demokrasi yang beradab.
"Pemilu itu kontrak sosial pemilih dan yang dipilih. Pemilu itu harus buat orang menjadi lebih beradab," ujarnya. (*)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Kapela Santu Silvester Bere Manggarai Diresmikan, Silvester : Motivasi Saya Iman, Harapan dan Kasih |
![]() |
---|
Respon Kapolda NTT Terkait Kematian Yehuda Agalakari Karyawan Hotel Sylvia Kupang |
![]() |
---|
Cerita Keluarga Korban : Biasanya Malam Melaut Pagi Sudah Kembali |
![]() |
---|
Bobol Rumah Warga, Perempuan Asal NTT yang Hamil 8 Bulan di Sidoarjo Ditangkap |
![]() |
---|
Bacaan-bacaan Liturgi Kamis 13 Juli 2023 Hari Biasa Pekan XIV |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.