Berita Ende

SMP Katolik Frateran Ndao Ende Sosialisasi Program Sekolah Penggerak Bagi Orangtua Siswa Kelas VII

Kalau implementasinya diwujudkan dalam hal yang paling kecil melalui 5S, seperti senyum, sapa, salam, sopan dan santun

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Ratusan orangtua siswa mengikuti sosialisasi program sekolah penggerak di Aula Mardiwiyata, Ende, Sabtu 29 Juli 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Tommy Mbenu Nulangi

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - SMP Katolik Frateran Ndao Ende melaksanakan sosialisasi program sekolah penggerak kepada orangtua siawa kelas VII. Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Aula Mardiwiyata, Sabtu 29 Juli 2023 pagi.

Frater Kepala SMP Katolik Frateran Ndao Ende, Fr. Yohanes Berchmans, BHK mengungkapkan, ada beberapa agenda yang akan disampaikan dalam sosialisasi tersebut yaitu sosialisasi program dari bagian kurikulum dan bagian kesiswaan.

Selain itu, dalam kegiatan sosialisasi tersebut akan dilaksanakan presentasi hasil psikotes kepada orangtua siswa, dan sosialisasi terkait pemanfaatan aplikasi Briva dari BRI kepada orang tua siswa.

Frater Yohanes mengungkapkan, karena SMP Katolik Frateran Ndao Ende sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka, maka sekolah ini memiliki kewajiban untuk memberikan sosialisasi kepada orang tua tentang sekolah penggerak, tentang kurikulum merdeka, tentang mata pelajaran apa yang akan diajarkan, serta projek yang akan dilakukan, dan pengorganisasian pembelajaran.

Baca juga: Dari Refleksi, SMPK Frateran Ndao Ende Gelar Workshop Pendalaman Implementasi Kurikulum Merdeka

 

"Itu semua orangtua harus tahu. Karena keberhasilan implementasi kurikulum merdeka itu tidak terlepas dari kolaborasi dengan orangtua siswa," jelasnya.

Begitu juga bagian kesiswaan, harus disosialisasikan kepada orang tua. Hal itu karena kurikulum merdeka berkaitan dengan karakter siswa yang tercermin melalui profil pelajar pancasila.

"Kalau implementasinya diwujudkan dalam hal yang paling kecil melalui 5S, seperti senyum, sapa, salam, sopan dan santun. Ini yang menjadi ranah dari bagian kesiswaan untuk sosialisasi kepada orang tua," ujarnya.

Terkait dengan presentasi hasil psikotes, jelas Frater Yohanes, agar orangtua dapat mengenal kemampuan anak. Selain itu, dalam kurikulum yang baru tersebut, juga terdapat assesmen diagnostik sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.

"Sekolah harus memetakan kemampuan awal peserta didik. Melalui pemetaan awal itu, guru dalam proses pembelajaran diferensiasi, dia harus tau tipe belajar anak seperti tipe visual, auditorik, dan kinestetik. Ketika guru mengetahui tipe belajar anak, maka dalam pembelajaran, dia harus menerapkan variasi metode belajar berdasarkan tipe belajar anak sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dan proses pembelajaran yang terjadi itu menjawab kebutuhan peserta didik," terangnya.

Sementara itu, terkait dengan sosialisasi pemanfaatan aplikasi Briva, Frater Yohanes mengatakan bahwa, hal tersebut penting untuk disosialisasikan supaya semua pengelolaan keuangan di sekolah melalui digital.

"Jadi kedepan, orangtua kalau mau membayar uang sekolah tidak perlu susah payah datang ke sekolah tetapi melalui aplikasi briva itu, supaya juga mengeliminir ada penyimpangan selama ini terjadi," jelasnya.

Berdasarkan pantauan, dalam sosialisasi tersebut, banyak orangtua peserta didik yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut. Mereka sangat antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. (tom)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved