Festival Jelajah Maumere 2023
Warga Sebut Festival Jelajah Maumere Ajang Reuni dan Harap Jadi Even Tahunan di Sikka
Puncak Festival Jelajah Maumere di lapangan Kota Baru Maumere, Sabtu, 16 September 2023 malam dipadati warga Kabupaten Sikka.
Bagaimana pun juga, sebenarnya harus ada dampak bagi warga Maumere atau Kabupaten Sikka secara keseluruhan.
"Masukan kami dari masyarakat biasa ini tolong gencarkan promosi sebelum even sehingga banyak warga terlibat. Kalau begini kan tidak terlalu banyak warga yang tahu. Tidak apa-apa setidaknya pegiat wisata bisa melihat ini adalah peluang," ujarnya.
Sementara itu Berto (26) mengapresiasi Pemda Sikka yang meskipun anggaran terbatas tetap mengadakan even tersebut. Baginya harus mulai terlebih dahulu sehingga promosi terus dilakukan.
"Bagi kami hal yang harus dilakukan adalah promosi,"ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengapresiasi kepada para bikers. Bagi pria yang akrab disapa Robi Idong ini geliat pariwisata sudah kembali bagus. Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik.
Ia mengatakan festival jelajah Maumere harus rutin digelar setiap tahun. Tahun depan harus direncanakan dengan baik sehingga lebih baik lagi.
Pameran Potensi Lokal
Sebelumnya, pada zaman dahulu, sebelum dikenalnya perabot rumah tangga modern seperti sekarang, masyarakat Kabupaten Sikka kerap menggunakan tempurung kelapa untuk dijadikan tempat makan dan minum.
Seiring perkembangan zaman, tempat makan dan minum dari tempurung sudah tidak dipakai lagi bahkan hampir tidak ditemukan lagi.
Namun, pada Festival Jelajah Maumere, tempat makan dan minum dari tempurung kelapa kembali terlihat dipamerkan di Dusun Wairgu, Desa Egon Buluk, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka oleh salah satu warga Desa Egon Buluk yang diketahui Kasianus.
"Ini ada yang untuk tempat nasi, tempat kuah, ada yang bisa buat gelas dan tempat air minum," jelas Kasianus.
Semua tempat makan dan minum itu, kata Kasianus, terbuat dari tempurung kelapa.
Harga jual yang paling mahal adalah cerek air minum dari tempurung kelapa yang dijual dengan harga Rp 250.000.
Selain tempat makan dan minum dari tempurung kelapa, ada juga pameran dari Kelompok Ikat Tenun Huter Betan yang memamerkan kerajinan tangan dari perca kain sarung berupa anting, gelang dan kalung.
Ada kain tenun khas Maumere yang diproduksi oleh Kelompok Ikat Tenun Huter Betan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.