Warga Digigit Komodo

Rentetan Kasus Gigitan Komodo 36 Orang, 5 Orang Meninggal Dunia

Kasus gigitan komodo kembali terjadi di Pulau Rinca, kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT

Penulis: Berto Kalu | Editor: Hilarius Ninu
HO
Komodo yang hidup di Loh Buaya Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Pulau Flores. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kasus gigitan komodo kembali terjadi di Pulau Rinca, kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Kali ini menimpa Ratna (46) seorang ibu rumah tangga.

Kejadian ni menambah rentetan kasus serangan komodo terhadap manusia. Berdasarkan data, 36 orang sudah menjadi korban serangan komodo sejak tahun 1974 hingga sekarang.

Dari jumlah itu, lima orang di antaranya meninggal dunia. Serangan komodo pada manusia bisa berujung kematian jika terlambat penanganannya oleh tim medis.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga menyebut dua faktor utama yang memicu kematian akibat digigit komodo, yakni pendarahan yang banyak dan infeksi bakteri.

 

Baca juga: BREAKING NEWS : Warga Pulau Rinca Labuan Bajo Digigit Komodo

Air liur komodo kata dia, tak mengandung bisa seperti ular, tapi mengandung banyak bakteri. Bakteri ini yang akan menginfeksi korban jika terlambat diobati.

"Liurnya itu mengandung bakteri. Itu kalau tidak cepat ditangani bakteri akan berkembang di bekas gigitan baik hewan maupun manusia. Dia mengandung bakteri yang cukup banyak bisa menimbulkan infeksi. Akibat infeksi akhirnya lemas kan," katanya.

Hendrikus menyebut, sebagian besar korban gigitan komodo bisa selamat karena cepat ditangani. Korban yang meninggal karena penanganannya tak bisa cepat karena akses jauh dari Taman Nasional Komodo ke rumah sakit di Labuan Bajo.

Hendrikus mengatakan, penanganan luka gigitan komodo seperti penangan luka akibat digigit hewan lain.

 

Baca juga: BREAKING NEWS : Stunting Award Pos Kupang Ajang Spektakuler di NTT

 

 

"Karena ini standar penanganan luka-luka biasa, cuma ini digigit oleh komodo, dia mengandung bakteri yang cukup banyak bisa menimbulkan infeksi," jelas Hendrikus.

Berikut rincian kasus serangan komodo yang terjadi sejak tahun 1974. 1974-1984 3 kasus.


Dua korban meninggal dunia yakni Baron dan seorang warga kampung Rinca. Satu korban lainnya mengalami luka sedang.

Tahun 1984-1994 3 kasus. Seorang warga Kampung Rinca meninggal dunia dan dua korban lainnya mengalami luka ringan. 1994-2004 (8 kasus)

Tak ada korban yang meninggal dunia. Dua korban mengalami luka sedang dan enam korban mengalami luka ringan.

Tahun 2004-2014 15 kasus. Dua korban meninggal dunia masing-masing warga Kampung Komodo dan Pulau Mesah. Enam korban lainnya mengalami luka sedang, tujuh korban lainnya mengalami luka ringan.
2014-2023 7 kasus.

Tak ada korban meninggal dunia. Satu korban mengalami luka berat, lima luka sedang, dan satu luka ringan.

Sumardi, warga Desa Pasir Panjang Pulau Rinca mengaku kasus serangan komodo terhadap manusia bukan baru pertama kali terjadi. Sepanjang tahun ini dia menyebut sudah dua kasus.

"Sebelumnya pada bulan Mei seorang petugas TN Komodo dicakar di bagian telinga, hari ini satu kasus lagi, jadi total sudah puluhan kasus," kata Sumardi.

Dia berharap pemerintah peduli terhadap warga yang hidup selama ini hidup berdampingan dengan komodo di kawasan Taman Nasional Komodo, seperti menyiapkan vaksin yang bisa membunuh bakteri sisa dari gigitan komodo.

"Supaya misalkan ada warga yang digigit langsung bisa diobati dengan vaksin itu, tanpa harus datang berobat ke Labuan Bajo," pungkasnya. (uka)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved