Kuliner Lembata
Kuah Asam Ikan Kerapu, Menu Andalan Desa Wisata Hadakewa Lembata
Wisata kuliner Desa Hadakewa terkenal dengan olahan seafood, salah satunya kuah asam ikan kerapu. Desa ini berada di Kecamatan Lebatukan, Lembata.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA- Desa Hadakewa, desa pesisir yang berjarak sekitar 15 kilometer arah timur Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Desa yang berada di Kecamatan Lebatukan ini salah satu desa wisata di Kabupaten Lembata. Wisata kuliner Desa Hadakewa terkenal dengan olahan seafood, salah satunya kuah asam ikan kerapu.
Kuah asam ikan kerapu menjadi menu andalan Desa Wisata Hadakewa. Berkunjung ke Desa Wisata Hadakewa tak lengkap bila tak mencicipi kuah asam.ikan kerapu usai menjajal wisata alam bawah lautnya.
Ikan kerapu yang dipilih untuk ikan kuah asam masih segar. Ikan tersebut dibeli langsung dari nelayan setempat guna menjaga kualitas ikan. Dijamin membuat pengalaman kuliner anda tidak terlupakan.
Baca juga: ‘Hadakewa Night Paradise’ Ubah Hidup Mama Wilhelmina
Tak hanya rasa ikan kuah asam yang autentik, Tian juga mengapresiasi pelayan kafe yang mengajaknya untuk memilih sendiri ikan kerapu. Mulai dari mengecek kualitas ikan hingga ukuran ikan yang disesuaikan dengan harganya.
"Kita bisa memilih sendiri ikannya, ukuran dan kualitasnya. Tapi memang semua ikan-ikan yang di cool box sangat segar dan kita lihat sendiri ada nelayan yang baru pulang mancing datang jual ikan di sini,"ungkap Tian.
Wilhelmina Soi (62), juru masak di kafe BUMDes Hadakewa mengakui, ikan kerapu kuah asam selalu dicari dan dipesan wisatawan.
Ibu empat anak ini juga menjelasakan, kuliner yang disiapkan di kafe BUMDes Hadakewa tidak bersifat siap saji. Pengunjung harus memesan terlebih dahulu menu kuliner yang dipilih, seperti jenis ikan dan ukuran ikan.
Baca juga: Desa Binaan Bank NTT di Lembata, Hadakewa, Kembangkan Pariwisata hingga Berdayakan Masyarakat Lokal
"Kita tidak siap saji, pengunjung mau makan harus pesan dulu dan pilih. Jika mau ikan kuah asam atau ikan bakar harus pilih sendiri ikannya dan ukurannya. Setelah itu baru kami mulai masak,"jelas Wihelmina.
Menu seafood bagian dari destinasi wisata kuliner Desa Hadakewa. Wihelmina mengakui, kualitas rasa kuliner dan bahan baku sangat dijaga. Ia dan kelompoknya memastikan kebersihan ikan, bumbu hingga penyajiannya.
"Meskipun ini diolah oleh ibu-ibu desa, kita tetap mempertahankan kualitasnya. Pengunjung yang datang tidak hanya menikmati kulinernya tetapi mereka bisa merasakan ketulusan kami menyediakan makanan yang terbaik dari hasil laut Hadakewa,"ungkapnya.
Selain kuah asam ikan kerapu , kuliner lain yang bisa dijajal pengunjung mulai dari nasi bakar ikan teri, lawar ikan teri, siput lawar dan olahan seafood lainnya.
Dalam berita sebelumnya, tempat kuliner itu merupakan bagian dari paket wisata yang bertajuk ‘Hadakewa Night Paradise.’ Dengan konsep ini, pemerintah desa tidak saja menawarkan keindahan pantai, tetapi juga pengalaman menikmati kuliner lokal, khususnya makanan laut (sea food) yang masih segar-segar.
'Hadakewa Night Paradise' diresmikan pada 14 Februari 2021 dan sampai sekarang menjadi salah satu tempat wisata favorit di Kabupaten Lembata. Paket lengkap wisata disediakan. Mulai dari kuliner lokal dengan suasana pantai dengan beragam lampu hias, outbond, snorkling dan coffee on the boat atau paket ngopi di atas perahu.
Inovasi pemerintah desa Hadakewa ini bisa dibilang sukses. Tak hanya dari segi pendapatan asli desa (PADes), 'Hadakewa Night Paradise' juga mampu menyerap tenaga kerja lokal dari warga setempat. Salah satu yang menikmati manfaat itu adalah Mama Wilhelmina.
Sebelum tempat kuliner itu dibuka, janda empat orang anak ini mengais rejeki dari berjualan keleso keliling kampung. Pendapatannya tidak tentu waktu itu.
‘Hadakewa Night Paradise’ mengubah jalan hidupnya. Wilhelmina merupakan tukang masak angkatan pertama yang masih bertahan sampai sekarang. Setiap hari dia dan ibu-ibu lainnya berbagi waktu bekerja di tempat kuliner tersebut.
Selain ibu-ibu yang memasak, ada juga sepuluh gadis muda asli desa Hadakewa yang bertugas sebagai pelayan. Salah satunya Karlin Tukan (19) yang langsung bekerja di situ usai tamat di SMAN 1 Lebatukan.
Karlin ingin mendapat pengalaman bekerja terlebih dahulu. Upah yang diperoleh juga dia tabung sebagian untuk biaya kuliahnya nanti.
Orangtua Karlin bekerja sebagai petani ladang. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu kini bisa membantu mencukupi kebutuhan di dalam rumah, membantu meringankan tanggungan orangtua dan “tidak perlu merantau lagi kalau sudah bekerja di sini, di kampung sendiri,”
Desa Hadakewa yang berada di Kecamatan Lebatukan adalah salah satu desa binaan Bank NTT yang sukses di Lembata. Omset sebulan dari tempat wisata itu bahkan mencapai puluhan juta.
Ini merupakan salah satu sektor yang menopang perekonomian desa yang berjarak 15 kilometer dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata itu. Bank NTT dan pemerintah desa Hadakewa sudah cukup lama bekerjasama dalam pengembangan wisata dan bidang lainnya.
Pemerintah desa sejak awal mengusung konsep pemberdayaan karena menurutnya masyarakat tidak boleh jadi penonton. Mereka adalah pelaku wisata itu sendiri. Makanya, warga harus ambil bagian, apakah sebagai pekerja ataupun mengemban tugas lainnya.
"Pekerja di sini adalah masyarakat desa saya. Jadi kita terus melatih, dari Bank NTT juga support kami dalam memberikan pelatihan terhadap masyarakat saya," kata kepala desa yang sekarang menjabat di periode kedua.
Terkait menu lokal yang ditawarkan, Klemens menuturkan pilihan tersebut merupakan bagian dari keputusan pihaknya dalam menentukan arah pasar.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.