Renungan Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 7 November 2023, Menyalahkan Diri atau Menyalahkan Tuhan?
Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 7 November 2023.Tema Renungan Harian Katolik Menyalahkan Diri atau Menyalahkan Tuhan. Baca renungan katolik.
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada seorang mengadakan perjamuan besar. Ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan, ‘Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
Tetapi mereka semua minta dimaafkan. Yang pertama berkata, Aku baru membeli ladang dan harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata, Aku baru membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata, Aku baru saja menikah, dan karena itu aku tidak dapat datang.
Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semua itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya, Pergilah segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan cacat, orang-orang buta dan lumpuh.
Kemudian hamba itu melaporkan, ‘Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan. Sekalipun demikian, masih ada tempat. Maka tuan itu berkata,
Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu, Tidak ada seorang pun dari para undangan itu akan menikmati jamuan-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Selasa 7 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXI
Renungan Katolik
Pernahkah kita berhadapan dengan situasi yang memaksa kita harus berpikir keras tentang apa yang paling penting dalam hidup ini?
Ataukah kita memiliki waktu yang dengan sengaja diluangkan untuk berpikir sejenak mengenai apa yang paling berharga bagi kita?
Salah seorang tamu dalam perjamuan makan telah menyimak ajaran Yesus. Kemudian ia merespons, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah”.
Yesus pun memberikan perumpamaan bahwa betapa sulitnya orang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebuah jamuan besar sudah disiapkan dan undangan banyak diberikan pada siapa pun.
Respons para undangan terhadap jamuan besar itu beraneka ragam. Ada yang sibuk dengan pekerjaan dan usahanya. Ada yang sibuk dengan kenikmatan relasi duniawi.
Tak sedikit juga yang disibukkan dengan kesusahan hidup. Undangan sukarela telah diberikan, namun diabaikan. Undangan dengan paksaan untuk datang dalam kebahagiaan telah dikumandangkan namun tetap tak dihiraukan.
Perumpamaan ini hendak mengajarkan sesuatu yang penting. Tuhan mengingatkan bahwa hal terpenting dalam hidup adalah relasi dengan-Nya, sekarang, dan dalam kekekalan. Jangan sampai kesibukan pekerjaan atau bisnis menghalangi relasi kita dengan-Nya. Kesibukan dalam rumah tangga bukan berarti menyita waktu kita untuk datang kepada-Nya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.